KOMPAS.com - Hari Pramuka diperingati setiap tanggal 14 Agustus. Pramuka yang telah menyatu di satuan pendidikan Indonesia, membuat perayaannya begitu meriah.
Dari penelusuran Kompas.com, gerakan kepanduan ini pertama kali dikenalkan oleh Robert Stephenson Smyth Baden Powell.
Lambat laun, gerakan ini berkembang sampai Nusantara.
Di Tanah Air, gerakannya tersebar menjadi beberapa generasi. Salah satu yang terkenal adalah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI). Gerakan kepanduan ini didirikan oleh Dr Moewardi pada 13 September 1930.
Arsip Harian Kompas, 7 Juli 2001 memberitakan selain KBI, ada pula Pandu Rakyat, Pandu Kristen Indonesia, Pandu Ansor dan Hisbul Wathon dari Muhammadiyah.
Berjalannya waktu, seluruh gerakan kepanduan yang ada dilebur menjadi satu di bawah nama Pandu Rakyat Indonesia oleh Menteri P dan K saat itu, yakni Ki Hadjar Dewantara.
Langkah ini pun dipertegas dengan keluarnya Kepres No 238 Tahun 1961.
Baca juga: Hari Pramuka, Tepuk Pramuka! Ini 3 Manfaat Tersembunyi Dibaliknya
Dikabarkan Harian Kompas, 10 Agustus 1967, Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, dengan artian Gerak Rakyat Muda.
Ketua Majelis Pimpinan Nasional Gerakan Pramuka dilantik pada 14 Agustus 1961, dan hingga kini diperingati sebagai hari jadi Gerakan Pramuka.
Dalam Pramuka, tunas kelapa dijadikan sebagai lambangnya. Apa artinya?
Dari penelusuran Kompas.com, tunas kepala melambangkan setiap anggota Pramuka merupakan tunas bangsa Indonesia yang harus dapat mengharumkan nama Tanah Air.
Tunas kelapa mampu bertahan di setiap kondisi, dengan artian bahwa setiap anggota Pramuka harus bisa menghadapi segala tantangan guna mengabdi pada bangsa Indonesia.
Perihal tempat tumbuh, tunas kelapa dapat berkembang di mana saja, sehingga menjadi lambang setiap anggota mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Jika tumbuh, pohon kelapa akan tumbuh tinggi menjulang, bahkan menjadi pohon tertinggi.
Hal ini menunjukkan, setiap anggota Pramuka mempunyai cita-cita tinggi dan tetap dapat tegak berdiri.