Pidato Presiden: Pendidikan Harus Tanamkan Daya Pikir Kritis

Kompas.com - 16/08/2019, 14:02 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan beberapa hal harus ditanamkan dalam pendidikan dasar dan menengah di Indonesia.

Dalam pendidikan dasar, anak-anak mesti diajarkan untuk mempunyai ke kebiasaan mandiri, percaya diri, gotong royong, dan saling peduli. Adapun dalam pendidikan menengah, anak-anak harus mendapatkan bekal untuk belajar sendiri, berpikir kritis, dan tidak mudah terhasut.

“Biasa mandiri, percaya diri, gotong royong, dan saling peduli harus kuat ditanamkan dalam pendidikan dasar kita. Mencari sumber belajar sendiri, berpikir kritis, dan tidak mudah terhasut, problem solving, harus sudah tertanam kuat pada pendidikan menengah kita,” ucap Jokowi dalam pidato kenegaraan, Jumat (16/8/2019).

Menurut dia, keluarga dan lembaga pendidikan mempunyai peran penting dalam pendidikan anak-anak yang harus ditanamkan sejak dini mengenai budi pekerti, sopan santun, toleransi, dan kedisiplinan, termasuk kebiasaan mengantre dengan sabar dan teratur.

Baca juga: Naskah Lengkap Pidato Tahunan 2019 Presiden Jokowi

Maka dari itu, pendidikan harus berakar pada budaya bangsa yang memperjuangkan kepentingan nasional dan tanggap terhadap perubahan dunia.

SDM berbudi pekerti luhur

Jokowi pun membahas bahwa Indonesia akan berada di puncak periode bonus demografi antara tahun 2020 hingga 2024. Memasuki periode tersebut, dia mengaku optimistis Indonesia mampu menghadapinya jika fokus pada pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Jika kita lebih fokus mengembangkan kualitas SDM dan menggunakan cara-cara baru maka
saya yakin bonus demografi menjadi bonus lompatan kemajuan,” ujarnya.

Dia mengatakan, kita harus mendukung lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan untuk melakukan pembenahan secara besar-besaran sehingga mampu menghadapi perubahan.

Sebab, dibutuhkan kualitas SDM yang tepat untuk menghadapi persaingan dunia yang semakin ketat dan disrupsi di berbagai bidang.

Disebutkan juga bahwa Indonesia membutuhkan SDM yang berbudi pekerti luhur dan berkarakter kuat, serta SDM yang menguasai keterampilan dan menguasai ilmu pengetahuan masa kini dan masa depan.

Dari lokal ke global

Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan bahwa bangsa kita bisa keluar dari kutukan sumber daya alam dengan bekal inovasi, kualitas SDM, dan penguasaan teknologi.

Harus diakui negara kita kaya dengan sumber daya alam, misalnya bauksit, batubara, kelapa sawit, dan ikan. Namun, usaha kita tidak cukup sampai di situ, tetapi harus melakukan hilirisasi industri supaya bisa melompat lagi.

Jokowi juga mengharapkan SDM kita mesti disiapkan agar bisa memiliki reputasi yang diperhitungkan di dunia internasional.

“Sekali lagi, kita harus semakin ekspansif, from local to global. Jika kita, kita semua, segera serius berbenah bersama, saya yakin kita akan mampu melakukan lompatan-lompatan kemajuan secara signifikan,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau