Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kece Badai", Inovasi "Deoterions" Mahasiswa Brawijaya Ini Percepat Evakuasi Korban Gempa

Kompas.com - 07/09/2019, 09:27 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

“Alat ini diharapkan mampu meminimalkan risiko dari lambatnya menemukan korban,” ucapnya.

Perangkat itu berfungsi memancarkan gelombang radio yang dapat ditangkap receiver para pencari korban, seperti tim SAR, sehingga posisi pengguna Deoterions bisa diketahui meskipun berada di dalam gedung yang ambruk.

Kartu tersebut dilengkapi dengan switch yang mampu membaca pergerakan sehingga peluang hidup penggunanya dapat diprediksi.

Di samping itu, ada koneksi antar-kartu yang sama sehingga posisi pengguna lain bisa diketahui setelah satu pengguna ditemukan terlebih dahulu.

Raih dana Kemenristekdikti

Rikza menambahkan, setelah diuji, Deoterions mampu dideteksi secara akurat pada jarak 0 sampai 10 meter dari pengguna yang tertimpa reruntuhan bangunan. Peluang hidup penggunanya pun dapat diprediksi jika bergerak di atas 7,11 sentimeter per detik.

Dia dan teman-teman mengharapkan alat itu bisa menjadi instrumen kesiapsiagaan bencana yang wajib tersedia di setiap bangunan di Indonesia. Dia juga mengaku telah mengajukan kerja sama dengan lembaga pemerintah daerah setempat, tetapi hingga saat ini belum ada tanggapan.

“Sudah lebih dari sebulan kami mengirim beras dan deskripsi inovasi kami ke BPBD Kabupaten Malang untuk berkolaborasi. Namun, sampai sekarang kami tidak mendapat respons,” ungkap Rikza.

Dalam memproduksi perangkat itu, ketiga mahasiswa tersebut dibantu oleh dosen pembimbing Zubaidah Ningsih dan Wakil Dekan 3 FMIPA UB, Darjito.

Mereka pun telah mengajukan proposal pendanaan ke Kemenristekdikti melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan mendapat persetujuan untuk didanai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com