Menristekdikti Sebut Mahasiswa Papua Masih Ingin Kuliah Sampai Selesai

Kompas.com - 11/09/2019, 11:18 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Beberapa hari terakhir ramai pemberitaan soal ratusan mahasiswa asal Papua yang sedang menempuh pendidikan di berbagai daerah di Indonesia memutuskan pulang ke Papua.

Dalam berita Kompas.com (9/9/2019) sebelumnya sempat disebutkan, Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja mengatakan hingga kini sudah ada 700 mahasiswa asal Papua memilih pulang kampung.

Berdasar data kepolisian tersebut dari 700 mahasiswa kembali, yang terbanyak berasal dari Manado, Sulwesi Utara sekitar 300 orang. 

Kapolda Papua menyayangkan tindakan para mahasiswa tersebut. "Jangan sampai adik-adik kita ini menjadi korban dari kepentingan-kepentingan elit-elit atau kelompok-kelompok. Ini yang harus kita cegah karena anak-anak ini adalah aset-aset bangsa yang perlu kita perhatikan masa depannya," ujar Rudolf di Jayapura, Senin (9/9/2019). 

 

Ingin kuliah sampai selesai

Dikonfirmasi hal itu, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir membantah terjadinya pemulangan mahasiswa Papua tersebut.

Baca juga: Duduk Perkara Ratusan Mahasiswa Papua Pilih Pulang Kampung, Berawal dari Maklumat...

 

Ia mengaku sudah memeriksa kebenaran informasi itu, termasuk di Jawa Timur, ternyata tidak ditemukan adanya pemulangan mahasiswa Papua ke kampung asalnya.

"Enggak ada pemulangan, beritanya dari mana? Kami telisik di Jawa Timur, di Surabaya enggak ada, di Malang juga enggak ada. Saya baru pulang dari Malang tiga hari yang lalu," ujar Menteri Nasir saat ditemui di Jakarta, Selasa (10/9/2019).

Dia menuturkan, bahkan sejumlah mahasiswa asal Papua yang ditemuinya di Surabaya mengatakan tidak ingin pulang kampung dan tetap tinggal di sana karena masih mau terus melanjutkan kuliahnya.

Sama halnya dengan para mahasiswa Papua yang ditemui di Malang. Mereka berencana pulang jika kuliahnya di kota tersebut sudah selesai.

"Bahkan mahasiswa yang di Surabaya bilang ke saya tidak mau pulang, katanya mau cari ilmu. Kalau sudah selesai baru mau pulang, kalau belum enggak mau. Di Malang hal yang sama," imbuh Nasir.

"Aman, kenapa pulang?"

Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku kaget saat mengetahui ratusan mahasiswa Papua memilih pulang kampung. Padahal sebelumnya Panglima TNI dan Kapolri telah memberikan jaminan keamanan bagi mahasiswa dan pelajar asal Papua yang menempuh pendidikan di luar Papua.

"Memang sudah ada imbauan dari kami, saya arahkan waktu itu, kalau di NKRI tidak aman, kami pulangkan. Tapi ini aman, kenapa pulang, untuk apa?" tutur Lukas di Jayapura, Senin (9/9/2019).

Gubernur Lukas menyayangkan sikap mahasiswa yang tidak berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang mengirim mereka berkuliah. Terlebih, saat ini rekonsiliasi sedang dilakukan dan seluruh institusi terkait telah memberikan jaminan keamanan bagi seluruh mahasiswa asal Papua.

Namun, Lukas memastikan pemerintah daerah akan bersedia memfasilitasi para mahasiswa tersebut bila mereka bersedia kembali berkuliah di tempat sebelumnya.

"Jadi sekarang ini kami pusing mau taruh mereka (kampus mana). Kami akan panggil Gubernur, MRP dan DPR Papua Barat, Direktur Unima, Rektor Uncen, dan para bupati/wali kota untuk bicara kepulangan mahasiswa dalam jumlah besar tanpa pemberitahuan," ujar Lukas.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau