Kemendikbud Siap Gelar Pekan Kebudayaan Nasional Bulan Oktober

Kompas.com - 14/09/2019, 15:54 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud akan menyelenggarakan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2019 pada 7-13 Oktober 2019 di Istora Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta.

Perhelatan ini dirancang menjadi salah satu wadah mewujudkan Strategi Pemajuan Kebudayaan di tengah masyarakat.

Terdapat rangkaian aktivitas kebudayaan yang bergerak dari desa sampai ke kota dengan menyediakan ruang bagi keragaman ekspresi budaya, mendorong interaksi untuk memperkuat kebudayaan yang inklusif, serta melindungi dan mengembangkan nilai ekspresi dan praktik kebudayaan nasional.

Ini merupakan penyelenggaraan kali pertama PKN mengangkat tema “Ruang Bersama Indonesia Bahagia.” Tema ini mengacu pada stanza kedua lagu "Indonesia Raya", “Marilah Kita Mendoa, Indonesia Bahagia.”

Pemilihan tema tersebut pun sesuai dengan pidato Presiden Joko Widodo pada penutupan Kongres Kebudayaan Indonesia yang lalu bahwa inti dari kebudayaan adalah kegembiraan.

5 kegiatan utama

“Setidaknya ada lima kegiatan utama dalam penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Nasional, yaitu kompetisi permainan rakyat, konferensi pemajuan kebudayaan, ekshibisi kebudayaan, pergelaran karya budaya bangsa, dan pawai budaya,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid dalam keterangan tertulis, Jumat (13/9/2019).

Baca juga: Ini Langkah Kemendikbud Optimalkan Anggaran Pendidikan

Kompetisi permainan rakyat digelar berbasis obyek pemajuan kebudayaan dari daerah hingga pusat. Kegiatan itu melibatkan banyak pihak, dari provinsi hingga ke sekolah-sekolah, melalui berbagai lomba permainan rakyat, seperti gobak sodor, terompah panjang, egrang, dan lari balok.

Adapun ekshibisi kebudayaan akan menampilkan kekayaan budaya 34 provinsi, intervensi kementerian/lembaga dalam pemajuan kebudayaan, wastra Nusantara, warisan budaya tak benda, warisan dunia, dan desa percontohan pemajuan kebudayaan.

Sementara konferensi pemajuan kebudayaan akan membahas tentang pengetahuan tradisional, florikultura, ekonomi budaya, asal-usul DNA, dan ketahanan pangan.

Adapun pergelaran akan diisi dengan penampilan terbaik dari sejumlah seniman dan artis ternama, salah satunya Didi Kempot, pemusik yang tengah diminati oleh masyarakat banyak.

Tingkatkan animo masyarakat

Taklimat Media terkait Pelaksanaan Pekan Kebudayaan Nasional pada Jumat, 13 September 2019, di Kompleks Kemendikbud, Jakarta.Dok. Kemendikbud Taklimat Media terkait Pelaksanaan Pekan Kebudayaan Nasional pada Jumat, 13 September 2019, di Kompleks Kemendikbud, Jakarta.

Untuk pawai budaya, kegiatan ini menjadi acara utama dinanti karena diikuti sekitar 10.000 peserta yang menampilkan Ritus Nyawiji, Suara Anak Bangsa dan Rampak Nusantara (640 GSMS), 200 penari Indonesia Permai, dan variasi baris-berbaris.

Terkait pergelaran itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Sri Hartini menuturkan, Direktorat Jenderal Kebudayaan telah mempersiapkan sejumlah aktivitas, baik secara substansi maupun teknis pengorganisasian, yang sudah disusun sejak awal 2019.

“Selama awal persiapan, berbagai kegiatan pendukungan dan partisipasi PKN telah dimulai di daerah-daerah di Indonesia. Adapun bentuk pelaksanaannya terbagi menjadi empat bidang, yaitu Pasanggiri (kompetisi), Pagelaran, Pameran, dan Sawalawicara (konferensi),” ucap Sri Hartini.

Sesuai proses, pihaknya sudah melakukan dengan berbagai model di sejumlah kabupaten/kota meskipun tidak untuk semua komponen (kompetisi/pagelaran/konferensi) bisa dilakukan, tetapi paling tidak ada gaung dari permainan tradisional.

Berbagai acara itu dimaksudkan juga untuk meningkatkan animo masyarakat menjelang pelaksanaan Pekan Kebudayaan Nasional.

Pawai "Digdaya Indonesia"

Nantinya desain dan tata ruang pada Pekan Kebudayaan Nasional pun tak lepas dari khazanah budaya Indonesia. Melalui konsep yang dibuat, nantinya visual ruang luar area Istora Senayan didesain dengan mengambil simbol-simbol budaya Indonesia.

Sementara itu, Deny Malik, seniman yang berpartisipasi dalam pawai, akan melakukan koreografi bertajuk "Pawai Digdaya Indonesia". Tajuk ini hendak menunjukkan khazanah budaya yang dimiliki Indonesia sebagai negara digdaya kebudayaan.

"Pawai kali ini akan dilaksanakan pada malam hari. Ini merupakan tantangan sendiri, misalnya dari segi kostum. Belum lagi alat musik yang digunakan nanti adalah alat musik tradisional. Ini menarik untuk mengoreografi paduan alat musik tradisional, mulai dari talempong hingga suling bambu," tutur Deny.

Dia mengungkapkan pawai nanti akan banyak menarik seniman untuk berperan serta. Dia pun mengaku sudah banyak seniman yang menghubungi untuk turut berpartisipasi dan tentunya akan ditindaklanjuti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau