KOMPAS.com - Pameran dan forum diskusi di bidang pendidikan bertajuk Global Educational Supplies and Solutions (GESS) Indonesia 2019 telah dimulai secara resmi sejak Rabu (18/9/2019) di Assembly Hall, Jakarta Convention Center.
Perhelatan kelima yang berlangsung hingga Jumat (20/9/2019) ini mengusung tema “What Will You Create”.
Salah satu peserta pameran itu adalah SMK Negeri 4 Jakarta yang menampilkan berbagai hasil karya kreasi guru dan siswa, di antaranya mesin bordir. Mesin itu merupakan produksi guru sendiri dan digunakan untuk pembelajaran siswa.
“Ini diproduksi bukan untuk dijual, tapi untuk pelajar kita sendiri. Kita assembly, konsentrasinya di mesin, bukan di hasilnya,” ujar Riswandi, perwakilan dari SMKN 4 Jakarta, saat ditemui Kompas.com dalam pameran GESS di Jakarta, Rabu (18/9/2019).
Ia mengakui hasil bordiran dari mesin tersebut belum sebagus dari mesin yang biasa dipakai dalam dunia industri kain sebab pihak sekolah masih dalam tahap fokus pada membuat kerangka mesin dan tidak mementingkan kualitas hasil kain bordiran.
Baca juga: Siswa SMK Ini Ciptakan Si Bowo, Aplikasi Belajar Bahasa Jawa
“Kalau hasilnya pasti kurang maksimal dibanding yang industri sudah beli jadi, karena yang dibuat kerangka mesinnya,” imbuh Riswandi.
Dia menjelaskan, cara kerja mesin bordir itu dilakukan bersumber dari komputer yang memprogram operasionalnya. Program itu disambungkan ke panel, lalu dihubungkan lagi ke motor mesin sehingga mampu menggerakkan mesin.
Adapun tugas siswa adalah mempelajari semua seluk-beluk mesin itu, mulai dari rancangan, komponen, hingga membongkar dan memasangnya kembali.
“Siswa belajarnya bukan memprogram buat gambar-gambar, tapi tugasnya merancang mesin ini. Mereka disuruh bongkar, lalu pasang lagi. Biar mereka tahu yang namanya wall screw, motor, linier, dan cara pasangnya. Jadi tugas mereka membuat mesin, bukan mengoperasikan,” jelasnya.
Selain mesin bordir, ada juga hasil karya lain siswa SMKN 4 Jakarta berupa radio terbuat dari kayu. Barang itu juga merupakan tugas sekolah yang harus dikerjakan sendiri siswa untuk menambah keterampilan di bidang elektronik.
Pembuatan radio itu dikerjakan dua kelompok siswa, yaitu satu kelompok merancang dan mengerjakan bagian mesin, sedangkan kelompok lainnya menggarap bagian bodi atau tampilan luar.
Jika dilihat secara langsung, radio itu tampak unik karena memilki tampilan menarik yang berbahan kayu dan sudah dipelitur, tetapi bisa dioperasikan seperti radio pada umumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.