KOMPAS.com – Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI) telah menetapkan tiga besar calon rektor UI dalam Rapat Paripurna pada Kamis (19/9/2019) di kampus UI Salemba.
Sesuai dengan Berita Acara BA-461/UN2.MWA/OTL.01/2019 tanggal 19 September 2019 ketiga nama yang ditetapkan menjadi calon kuat rektor UI periode 2019-2024 yaitu:
1. Prof Dr rer nat Abdul Haris
2. Prof Ari Kuncoro, SE, MA, PhD
3. Prof Dr dr Budi Wiweko, MPH, SpOG (K)
Ketua pelaksana kegiatan pemilihan rektor UI Prof Drh Wiku Bakti Bawono Adisasmito, MSc, PhD mengatakan, hasil akhir didapatkan lewat mekanisme seleksi yang dilakukan UI bekerja sama dengan lembaga seleksi profesional yang meliputi beberapa komponen penilaian.
“Sebanyak 60 persen adalah komponen presentasi, 20 persen adalah komponen karakter, dan 20 persen adalah komponen kompetensi. Ketiga faktor ini menjadi indikasi penilaian terbesar dalam proses pemilihan rektor kali ini,” ujar Wiku dalam keterangan tertulis, Jumat (20/9/2019).
Baca juga: Pemilihan Rektor UI Mengerucut Jadi 3 Besar, Ini Tahapan Selanjutnya
Dia menambahkan, berbagai pertanyaan dari para panelis bertujuan untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang visi dan misi dari para calon rektor sehingga bisa digali dan dieksplorasi dengan baik.
Seperti dipublikasikan di laman resmi UI, berikut ini profil singkat masing-masing calon rektor UI yang masuk tiga besar:
Salah satu kandidat kuat rektor UI ini masih menjabat Dekan FMIPA UI sampai sekarang. Dia lahir pada 21 September 1970 di Pemalang dari keluarga petani yang membentuknya menjadi pribadi yang disiplin dan bekerja keras.
Abdul Haris memperoleh gelar sarjana dan magister dari Departemen Fisika FMIPA UI, lalu melanjutkan pendidikan doktor dalam bidang Geofisika di Kiel Univeristy. Saat ini dia menjadi seorang Guru Besar.
Dalam jabatannya sebagai Dekan FMIPA UI, dikatakan bahwa dia membawa perubahan melalui penambahan fasilitas kesejahteraan.
Sebanyak dua gedung laboratorium Riset Multidisiplin Pertamina-FMIPA UI juga berhasil didirikan dan hibah sebesar Rp 7 miliar dari Sinar Mas Group juga didapatkan untuk utilisasi gedung tersebut. Ada pula kerja sama dengan beberapa perusahaan, seperti Schlumberger.
Dalam bidang riset, Abdul Haris membuat FMIPA sebagai penghasil publikasi terbesar kedua di UI sehingga berdampak pada peningkatan guru besar hingga 117 persen.
Selain di UI, dia pun tercatat aktif tergabung dalam Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) dan terdaftar sebagai Vice President.
Dalam pemilihan rektor UI periode 2019-2014, Prof Abdul Haris memiliki visi “Mengembangkan dan mentransformasi Universitas Indonesia menjadi universitas unggulan di tingkat global dengan tetap mempertahankan nilai-nilai Universitas Indonesia”.
Visi itu dijabarkan melalui program HARIS for UI, yaitu Human Capital, Acceleration, Reform, Integration, dan Sustainability.
Dia mengatakan bahwa UI memiliki peran besar karena merupakan universitas terbaik di Indonesia dan menjadi guru bangsa. Dia pun menuturkan akan menjadikan UI sebagai universitas yang mandiri dan otonom serta mampu menyelesaikan berbagai masalah.
UI juga diharapkan bisa menjadi agen reformasi dan riset serta harus adaptif dan tanggap karena dunia yang semakin maju ini.
Dia pun menyebutkan bahwa programnya itu untuk menjadikan UI sebagai universitas unggulan serta harus menjadikan dan menghasilkan lulusan-lulusan yang unggul sehingga bisa menghadapi berbagai masalah bangsa.
Calon yang kedua ini lahir pada tahun 1962 dan meraih gelar sarjana di FEB UI dengan konsentrasi Ekonomi Moneter, Master of Arts dari Univerity of Minessota, dan PhD dalam bidang Ilmu Ekonomi dari Brown University.
Dia adalah Guru Besar dalam bidang Ilmu Ekonomi di FEB UI dengan Google H-Index 14 dan menempati posisi pertama di Indonesia untuk sitasi karya ilmiah berdasarkan RePEC.
Prof Ari mengawali kariernya di LPEM FEB UI sebagai asisten peneliti dan terus berlanjut sampai dia menjadi Wakil Dekan FEB UI, kemudian menjadi Dekan FEB UI hingga saat ini.
Dalam karier akademisnya, dia pun memiliki kegiatan lain, seperti membangun kerja sama penelitian dengan Brown University, National Bureau of Economic Research (NBER), dan National Science Fondation (NSF) di Amerika Serikat.
Sejumlah penelitiannya juga telah dipublikasikan dalam jurnal yang memiliki reputasi internasional.
Di luar FEB UI, sampai saat ini dia pun aktif dalam kegiatan lain, misalnya menjadi anggota East Asian Economist Association serta profesor tamu di Brown University dan Australian National University.
Pada pemilihan rektor UI periode 2019-2014, Prof Ari mengusung visi yaitu “Menuju Universitas Indonesia yang inovatif, mandiri, unggul, inklusif, dan bermartabat”.
Untuk mewujudkan visi tersebut, dia menyebutkan sejumlah program yang salah satunya difokuskan pada team work.
Menurut pendapatnya, pelemahan rupiah dan penurunan ekspor yang terjadi sekarang karena sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang tidak guyub secara internasional.
Dia pun memiliki program yang ditujukan kepada mahasiswa, yaitu membuat pendidikan berbasis kolaborasi.
“Selama ini yang dihasilkan adalah individualis, dengan IPK tinggi, lalu kalau jadi team work payah,” ujar Prof Ari.
Menurut dia, team work itu sangat penting karena kita tidak akan bisa pintar sendirian. Maka dari itu, dia merencanakan program paper kelompok, proyek kelompok, dan lain-lain.
“Itulah program yang akan dicoba supaya SDM Universitas Indonesia dapat berperan untuk menjaga bangsa dan negara kita. Mungkin saat ini masih banyak CEO yang berasal dari Universitas Indonesia, tetapi kita tidak tahu lima tahun ke depan,” imbuhnya.
Kandidat ketiga ini merupakan Ketua Senat Akademika UI sekaligus Wakil Direktur Bidang Pengembangan Bisnis dan Inovasi Indonesian Medical Education and Research Institute Fakultas Kedokteran UI (IMERI FK UI).
Dia adalah lulusan Ilmu Kedokteran di FK UI, lalu meraih gelar spesialis di Bidang Imunoendokrinilogi Reproduksi di UI. Selanjutnya, dia mengambil gelar S3 dan Magister Jurusan Manajemen Rumah Sakit di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dia pun sempat menjadi Wakil Ketua Senat Mahasiswa FK UI periode 1993-1994, Koordinator Pengembangan Riset Fakultas Kedokteran UI periode 2010-2014, serta Sekretaris Bidang Hubungan Internasional dan Kerjasama MEA Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia periode 2015-2018.
Dalam pemilihan rektor UI periode 2019-2024, dia mengambil tema “Membangun Universitas Indonesia Menjadi Area Knowledge Economy melalui Entrepreneurial University”.
Melalui visi dan misinya sebagai calon rektor UI, Prof Budi ingin membangun UI dalam tiga bidang, yaitu bidang Riset dan Teknologi, Akademis dan Kemasyarakatan, serta Kewirausahaan dan Kolaborasi.
Secara spesifik, dia memiliki tiga misi di bidang Riset dan Teknologi, yaitu memimpin pendidikan tinggi berbasis penelitian dan inovasi; mengakselerasi implementasi entreprenuerial university dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pelayanan masyarakat; serta meningkatkan keberadaan dan peran Indonesia di dunia internasional.
Kemudian, dalam bidang Akademis dan Kemasyarakatan, dia ingin mencetak lulusan UI sebagai pemimpin masyarakat; mengakselerasi peningkatan kualitas pendidikan melalui kerja sama dengan institusi pendidikan berkelas dunia (join degree); serta aktif membantu pemerintah dan berpartisipasi dalam membangun ketahanan, kemandirian, dan daya saing bangsa.
Terakhir, Prof Budi juga memiliki tiga misi untuk bidang Kewirusausahaan dan Kolaborasi, yaitu membangun kapasitas dan memberdayakan semua sumber daya dalam mencapai tujuan bersama; membangun budaya entrepreneur bagi semua sivitas akademika; dan membuka pintu seluas-luasnya dalam aspek kolaborasi serta kemitraan dengan alumni, pemerintah, industri, dan masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.