KOMPAS.com – Perkembangan perusahaan rintisan digital (startup) bidang pendidikan di Indonesia menunjukkan kehadiran mereka mampu bersaing dan berprestasi di ajang internasional.
Hal itu dibuktikan Simak-Online, startup pendidikan dari Indonesia yang berhasil keluar sebagai juara pertama dalam arena Pitch Battle. Kompetisi pitching startup ini merupakan rangkaian Tech in Asia Conference yang diselenggarakan di Jakarta, 8-9 Oktober 2019.
Simak-Online adalah aplikasi online terintegrasi yang bisa digunakan sekolah, guru, dan siswa untuk dapat terkoneksi satu sama lain. Startup ini menawarkan kemudahan bagi administrasi sekolah dalam pengelolaan kegiatan dan penilaian.
Juara kedua ditempati Wisible, yaitu startup penyedia layanan platform Customer Relationship Management (CRM). Platform ini menawarkan layanan CRM yang telah terintegrasi dengan beragam kanal komunikasi.
Sedangkan juara ketiga Halofina, startup dengan konsep asisten virtual bagi generasi milenial yang ingin mulai menata alokasi keuangan mereka. Caranya antara lain dengan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi ritel, dan emas.
Baca juga: Kemenristekdikti Telah Gelontorkan Rp 280 Miliar untuk Startup
Kompetisi pitching startup tersebut memperebutkan hadiah total Rp 113,6 juta dan kesempatan mendapat bimbingan dari Sequoia Capital. Dalam keterangan resmi mengenai Tech in Asia Conference, disebutkan event itu telah menarik lebih dari 5.500 peserta lokal dan mancanegara.
Para peserta berkesempatan memperoleh banyak insight melalui 63 sesi content stage dari 151 tokoh industri teknologi se-Asia. Sebanyak 301 startup dari 15 negara juga menampilkan produk inovatif masing-masing di segmen Startup Factory pada konferensi ini.
“Kami akan terus berkembang bersama ekosistem, dan menyukai seluruh feedback yang diberikan. Jadi jangan ragu untuk memberi tahu kami berbagai cara agar dapat terus mendukung perkembangan ekosistem startup di Asia,” ujar Chief Operating Officer Tech in Asia, Maria Li, melalui keterangan tertulis.
Ia mengungkapkan, Tech in Asia sebagai salah satu platform komunitas teknologi terbesar di Asia menyelenggarakan Tech in Asia Conference sebagai penghubung antara startup dengan investor.
Menurut dia, para pendiri, inovator, dan investor pendahulu telah menciptakan ekosistem yang kolaboratif dan fokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Oleh karena itu, sebagai bentuk dukungan untuk mengembangkan ekosistem startup di Asia, kami berusaha menjadi penghubung yang membantu pengusaha digital dalam membangun bisnis di pasar Asia,” imbuh Maria.
Disebutkan pula nilai investasi yang diperoleh startup di kawasan Asia Tenggara tahun ini mengalami pertumbuhan.
Hasil penelitian dari Google, Temasek, dan Bain & Company berjudul “e-Conomy SEA 2019” menyebutkan, pendanaan investor yang masuk ke ASEAN selama paruh pertama 2019 mencapai 7,6 miliar dollar AS (sekitar Rp 107 triliun), meningkat 7 persen dibandingkan periode sama pada 2018.
Sementara itu, Joint Head Investment Group Portfolio Strategy & Risk Group Temasek, Rohit Sipahimalani menuturkan, antusiasme investor tetap besar karena didorong oleh tiga faktor.
Ketiga faktor itu yakni besarnya populasi generasi muda produktif, perkembangan konektivitas dan penetrasi internet, serta pertumbuhan kelas menengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.