Misdar, guru mapel Bahasa Inggris, menyampaikan, "Kami malahan belum pernah membelikan hasil kebun sawit ini untuk seragam guru-guru karena kami sadar sudah digaji oleh pemerintah, bahkan mendapatkan tunjangan sertifikasi."
Titien Suprihatien, guru IPA dan sekaligus fasilitator Program Pintar Tanoto Foundation, menyampaikan hasil kebun sawit ini masih bisa ditingkatkan.
Pengalaman yang diperolehnya melalui berbagai pelatihan dan pendampingan Tanoto Foundation mendorong Titien berupaya mencari jalan keluar guna makin mengembangkan kemandirian finansial sekolah ini.
"Kita mulai memanfaatkan mikro-organisme lokal dan pupuk organik cair yang dibuat oleh siswa sendiri di laboratorium IPA agar tanah yang sudah mulai kurang subur menjadi subur dan gembur kembali," kata Titien.
Ke depannya SMPN 11 Batanghari akan memulai kembali kegiatan pembibitan dan penghijauan di sekolah. "Insya Allah musim hujan datang kita kembali menanam," kata Asrianti, Kepala Perpustakaan, penuh semangat.
"Semoga setelah musim kemarau berlalu kebun sawit semakin membawa berkah untuk kita semua," ujar Titien Suprihatien, guru IPA, menutup seluruh rangkaian cerita. Semoga....
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.