Buku Digital, Inovasi Pembelajaran Perkuat Literasi Kalimantan Utara

Kompas.com - 13/10/2019, 09:55 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud bersama program kemitraan INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) menggelar Forum Temu INOVASI di Aula Perpustakaan Kemendikbud, Jakarta, Kamis (03/10/2019).

Forum Temu INOVASI kali ini mengusung tema “Kolaborasi dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa Kelas Awal” membahas mengenai pemahaman tingkat literasi siswa SD di Kalimantan Utara (Kaltara) dengan moderator Prof. Fasli Jalal, Senior Strategic Advisor INOVASI.

Adapun pembicara yang hadir dalam forum tersebut adalah Guru SDN Kalimantan Utara, Sabaniah dan Ratihniati; PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara (PKN), Tria Suprajeni; dan Puslitjak Balitbang Kemendikbud, Indah Pratiwi dalam sesi diskusi pertama dengan subtema “Kemampuan Literasi Siswa dan Kisah Praktik Baik Penyediaan Buku di Kaltara”.

Kurang bahan bacaan sesuai

Sebagai provinsi termuda di Indonesia, kemampuan membaca siswa SD Kaltara masih rendah. Berdasarkan data Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI), terdapat 60,67 persen siswa kelas 4 SD yang masih kurang dalam literasi membaca.

Hal ini bisa terjadi karena ketidaktersediaan buku menarik dan relevan dengan usia anak.

Baca juga: Hari Batik Nasional, Menjadikan Batik Penanda Zaman dan Literasi Sejarah Bangsa

Dari hasil Survey Inovasi Pembelajaran dan Pendidikan Indonesia (SIPPI) menemukan 85 persen siswa kelas awal suka membaca buku. Sayangnya, 68 persen buku yang dibaca adalah buku pelajaran, 17 per buku cerita dan lainnya.

Data ini didukung dengan Studi Buku Kelas Awal yang dilakukan oleh INOVASI menemukan ada 4.055 judul buku cerita anak yang ada di perpustakaan sekolah, hanya ada 393 judul yang sesuai untuk dibaca oleh siswa kelas awal.

Melihat hal tersebut, INOVASI dan pemerintah kabupaten melakukan peningkatan terhadap kapasitas guru-guru kelas awal dengan melakukan pelatihan Kelompok Kerja Guru (KKG).

Kepala Dinas Pendidikan Malinau, Fureng Elisa Mou menjelaskan kurangnya sumber daya guru dalam memberikan pengajaran mengenai literasi, membuat INOVASI dengan dinas pendidikan dan pemerintah daerah melakukan pelatihan kepada guru-guru.

Pembelajaran buku digital

Hal ini ditujukan kepada para guru yang memang sudah dipersiapkan mengajar literasi dengan benar dan tepat terutama dalam penggunaan literasi digital.

“Sumber daya guru yang memberikan pengajaran khusus dalam literasi itu masih kurang. Dengan ada pengajaran, guru-guru menerima dengan sangat baik,” ungkap Fureng.

Salah satu materi yang dilatihkan untuk para guru dalam KKG adalah melakukan penilaian formatif (formative assessment). Dengan ini, para guru dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa melalui cara mendesain metode dan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.

Guru SDN 005 Malinau Kota, Sabinah, dan Guru SDN 023 Tanjung Selor, Ratihniati, merupakan guru yang mengikuti pelatihan mengenai buku digital untuk pembelajaran.

Ratihniati sudah hampir dua tahun bergabung dengan INOVASI. Pada periode pertama, ia diberikan pembelajaran mengenai strategi untuk memberikan metode belajar yang baik bagi para siswa.

Baca juga: Hari Aksara Internasional: Literasi Bukan Hanya Soal Bebas Buta Aksara

Saat ini Ratihniati memulai metode pengajaran kepada siswa dengan menggunakan buku digital. "Saya dulu punya tiga anak yang minat bacanya rendah, tapi sekarang jadi tinggi setelah ada buku digital,” jelas Ratihniati.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau