Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk Mampir ke Pekan Budaya Difabel 2019 di Taman Budaya Yogyakarta

Kompas.com - 15/11/2019, 21:45 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lebih dari 50 penyandang disabilitas dan non-disabilitas berkolaborasi menghadirkan pentas seni dan kebudayaan selama acara Pekan Budaya Difabel 2019 mulai tanggal 16-20 November 2019 di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta.

Sejumlah acara mulai dari operet inklusi, pertunjukkan harian, hingga workshop bisa dinikmati oleh para pengunjung Pekan Budaya Difabel.

"Keseluruhan acara Pekan Budaya Difabel diikuti oleh teman-teman tuli, netra dan daksa. Penampil datang dari Yogyakarta dan sekitarnya," ujar salah satu panitia Pekan Budaya Difabel 2019, Naras saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/11/2019).

Pengunjung bisa menyaksikan operet inklusif pada tanggal 20 November 2019 di Concert Hall, Taman Budaya Yogyakarta. Ada dua waktu penyelenggaraan yakni pukul 16.00 WIB - selesai dan pukul 19.30 WIB - selesai.

Ada juga pertunjukkan harian yang juga bisa dilihat selama penyelenggaraan Pekan Budaya Difabel. Pertunjukan yang ditampilkan mulai dari hiphop, tari, dan lainnya.

Baca juga: Kisah Inspiratif, Sriyono Guru PAUD Penyandang Disabilitas dari Blora

Kegiatan lain yang bisa diikuti di Pekan Budaya Difabel 2019 adalah Seminar dan Launching Buku "Turning Point" hasil kolaborasi berbagai pihak mulai dari penyandang disabilitas, wartawan, pengamat pendidikan, orangtua yang memiliki anak disabilitas, dan lainnya pada Senin (18/11/2019).

Pengunjung juga bisa melihat pameran seni hasil karya penyandang disabilitas, workshop tari pada Sabtu (16/11/2019), workshop parenting pada Minggu (17/11/2019), dan workshop pengemasan dan pemasaran produk pada Selasa (19/11/2019).

Pengunjung juga bisa belajar kelas bahasa isyarat bersama para tunawicara. Ada juga kelas terapi seni untuk penyandang disabilitas.

Terkait acara Operet Inklusi, pengunjung bisa mengambil undangan di Kantor Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Informasi tentang acara lebih lanjut bisa menghubungi panitia Pekan Budaya Difabel ke nomor 0896-3839-3089.

Titik balik untuk mendukung lingkungan inklusi

 Pekan Budaya Difabel adalah pengembangan dari kegiatan Jambore Diffabel yang telah diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta sejak 2016.Dok. Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta Pekan Budaya Difabel adalah pengembangan dari kegiatan Jambore Diffabel yang telah diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta sejak 2016.

Kepala Seksi Seni Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Purwiati mengatakan Pekan Budaya Difabel adalah pengembangan dari kegiatan Jambore Diffabel yang telah diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta sejak 2016.

Penyelenggara Pekan Budaya Difabel adalah Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Awalnya Pekan Budaya Difabel bernama Jambore Difabel.

"Jambore Diffabel mendapatkan apresiasi yang cukup baik dari komunitas diffabel dan masyarakat umum. Hal tersebut yang mendasari pengembangan kegiatan ini agar dampak yang dihasilkan semakin luas," kata Purwiati dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Purwiati menyatakan Pekan Budaya Diffabel ingin menjadikan momentum ini sebagai titik balik bagi semua pihak untuk bersama-sama membangun potensi diri, support sistem dan infrastruktur yang mendukung lingkungan inklusi.

Salah satu keistimewaan Yogyakarta yakni pusat persilangan budaya dunia, baik secara geografis, politis, ekonomis, historis, dan sosiologis.

Hal ini memperlihatkan pula kemampuan budaya DIY berinteraksi dalam perjumpaan, persinggungan, dan perbenturan dengan berbagai budaya dunia.

Konsep lingkungan inklusi

Hidup bersama dalam keberagaman dan pergaulan dunia dengan latar belakang yang berbeda membuat keseharian DIY sangat akrab dengan konsep lingkungan inklusi.

Inklusi itu sendiri dimaknai bahwa sebagai sebuah pendekatan untuk membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang semakin terbuka; mengajak masuk dan mengikutsertakan semua orang dengan berbagai perbedaan latar belakang, karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, budaya dan lainnya.

Terbuka dalam konsep lingkungan inklusi, berarti semua orang yang tinggal, berada dan beraktivitas dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat merasa aman dan nyaman mendapatkan hak dan melaksanakan kewajibannya.

"Sudah waktunya semangat inklusi menjadi kesadaran semua pihak. Harapannya kesadaran tentang disabilitas dan inklusi sosial dapat mempengaruhi kebijakan dalam segala lini kehidupan sehingga terwujud Ekosistem Inklusi Jogja tanpa batas, tanpa diskriminasi, untuk semua dalam lingkungan inklusif," tambah Purwiati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com