KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim masuk daftar Time 100 Next 2019 dari kategori "Leaders".
Nadiem Makarim menjadi satu-satunya tokoh asal Indonesia yang masuk daftar bergengsi itu.
Dalam keterangan yang tercantum di laman resmi Time, nama Nadiem digambarkan sebagai sosok pengusaha yang baru terpilih menjadi menteri dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo.
Wakil Direktur Pusat Studi Strategis dan Internasional Brian Harding menyebutkan, Nadiem merupakan sosok pengusaha muda yang cerdas dalam susunan kabinet.
Ia disebut akan banyak berperan memajukan generasi muda melalui sistem pendidikan untuk membawa Indonesia menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-16 di dunia.
Sebelum menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Gojek. Berikut fakta seputar Nadiem Makarim:
Nadiem Makarim merupakan pendiri sekaligus CEO Gojek sebelum menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Gojek yang dikenal sebagai perusahaan start up kini telah berstatus decacorn.
Baca juga: Mendikbud Nadiem: Karakter, Pengetahuan dan Keterampilan Jadi Modal Dasar
Ia mendirikan Gojek bersama rekan-rekannya pada tahun 2015. Nadiem mendirikan Gojek lantaran sering naik ojek dan mengetahui potensi pasar yang ada di dunia ojek.
Nadiem menghabiskan masa sekolah dasar dan menengah pertama di Indonesia. Ia kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di Singapura.
Nadiem melanjutkan pendidikan ke salah satu universitas Ivy League di Amerika Serikat. Jenjang strata satu ia tempuh di Brown University Jurusan Hubungan Internasional.
Ia juga sempat mengikuti pertukaran pelajar di London School of Economics and Political Science di Inggris. Setelah menyabet gelar BA (Bachelor of Arts), Nadiem melanjutkan S2 ke almamater sang ayah, Harvard University, hingga meraih gelar Master of Business Administration.
Nadiem sempat bekerja di konsultan internasional di Jakarta, Mckinsey & Company, serta Zalora Indonesia. Di Zalora, Nadiem menjabat Co-Founder & Managing Editor selama setahun.
Ia juga pernah bekerja di perusahaan Kartuku. Di sana, Nadiem menjabat sebagai Chief Innovation Officer pada periode 2013-2014.
Nadiem Makarim ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Indonesia Maju. Nadiem diminta membuat terobosan-terobosan signifikan dalam pengembangan sumber daya manusia dan mencocokkan kebutuhan industri bersama sektor pendidikan.
Jokowi meminta Nadiem memastikan ketersediaan talenta dalam menyambut era industri 4.0 yang serba terkomputerisasi dan terhubung ke internet.
Nadiem meminta waktu 100 hari kepada Jokowi untuk menyusun rancangan program kerja yang akan ia jalankan. Menurut Nadiem, ia tak ingin terburu-buru untuk menyusun rancangan program kerja.
"Ya mohon kesabarannya untuk menunggu rancangannya. 100 hari untuk mendengar, belajar, dan merancang," ujarnya.
Nadiem menyukai hal-hal yang sulit dan rumit. Di bidang pendidikan, ia ingin memberikan inovasi maupun lompatan baru.
"Karena itulah, saya menerima tantangan ini," ujarnya.
Nadiem menyebutkan, ia tertantang untuk memperbaiki suatu hal yang dianggap tak mungkin diperbaiki. Ia menyebutkan pesimisme yang dilemparkan kepadanya adalah sebuah energi.
Nadiem menyebutkan bahwa karakter, pengetahuan, dan keterampilan merupakan modal dasar untuk berkembang yang harus dimiliki sejak usia dini.
Anak-anak mesti dibekali kemampuan beradaptasi untuk menghadapi dunia yang cepat berubah.
Nadiem mewakili generasi millenial mengajak untuk yakin melangkah. Ia menekankan pemuda untuk terus melangkah ke depan meskipun dilanda kegagalan.
Ia juga meminta pemuda untuk memiliki kapasitas intelektual, kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan yang mumpuni selain berkarakter moral dan berkinerja tangguh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.