Ribut Soal Jurusan Kuliah? Ini 5 Alasan Orangtua Tidak Setuju Pilihan Jurusan Kuliah Anak

Kompas.com - 01/12/2019, 09:50 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Dalam beberapa hal orangtua dan anak memiliki pandangan berbeda, termasuk dalam pilihan jurusan kuliah. Perbedaan pandangan pilihan jurusan kuliah ini kerap membawa hubungan yang kurang menyenangkan antar keduanya.

Padahal dapat dipastikan orangtua dan anak mempunyai maksud dan harapan baik dari pilihan jurusan kuliah ini untuk masa depan.

Nah, sebelum ribut atau ngambek soal pilihan jurusan, tidak ada salahnya kamu mengetahui berbagai alasan yang biasa menjadi alasan orangtua kurang setuju pada pilihan jurusan yang ingin kamu ambil.

Dirangkum dari Rencanamu.id, berikut 5 alasan umum orangtua kurang setuju atas pilihan kuliah yang kamu ambil:

1. Takut berbahaya

Baca juga: 6 Hal Penting Saat Pilih Jurusan Kuliah, Ambyar bila Salah Pilih

Ada jurusan-jurusan yang menurut sebagian orang tua dianggap bahaya. Biasanya sih, yang berkaitan dengan aktivitas fisik. Seorang penyiar radio lulusan Komputerisasi Akuntansi Universitas Bina Nusantara sempat cerita, “Cita-cita gue adalah pilot, tapi dilarang sama orangtua, katanya takut gue celaka.”

 

Bakar, ayah siswa kelas 11 mengaku dia dan istri juga nggak setuju dengan cita-cita anaknya menjadi pilot atau polisi. Alasannya, orangtua merasa tahap pendidikan dan pekerjaan pilot serta polisi berisiko tinggi dari segi keselamatan.

2. Khawatir ikut-ikutan

Ada juga kekhawatiran orangtua kalau anaknya memilih jurusan kuliah lantaran sekadar ikutan teman-temannya. Bukan karena passion, apalagi bakat. Akhirnya orangtua memilih untuk mencegah supaya anak tidak menyesal di kemudian hari.

3. Ragu soal masa depan

Ternyata masih banyak orangtua merasa bingung dan tidak yakin dengan lapangan pekerjaan jurusan yang dituju si anak. Lantaran merasa jurusan lain lebih berpeluang dan menjanjikan, maka mereka pun mengambil sikap menolak jurusan yang dianggap kurang poluler dan bergengsi.

“Saya sebenarnya mendukung anak saya untuk kuliah bidang Ekonomi atau Teknik karena bidang kerjanya menjanjikan. Sebaliknya, saya kurang setuju kalau mengambil Sastra,” ujar Ibu Ima yang putranya duduk di kelas 12.

 

4. Gender

Alasan lainnya berkaitan dengan stereotipe jenis kelamin. "Saya merasa jurusan seperti Psikologi lebih cocok untuk anak perempuan ketimbang laki-laki,” jelas Ibu Ima.

Yup, masih ada orangtua berpendapat jurusan tertentu seperti bidang ilmu budaya, ilmu sosial, dan seni tidak cocok buat anak laki-laki. Sebaliknya, tidak sedikit pula anak perempuan ditentang ketika ingin mengambil bidang Teknik atau Teknologi yang dianggap "nggak cewek".

5. Merasa anak berbakat di bidang lain

Teman saya sempat bete berat ketika ayahnya menyuruhnya mengambil kuliah jurusan bisnis. Sebab si ayah yakin teman saya ini berbakat di bidang tersebut. Walau awalnya berat, tapi ternyata apa yang diyakini ayahnya itu benar.

Kasus yang juga sering terjadi adalah seorang dokter yang ingin anaknya mengikuti jejaknya menjadi dokter. Intinya, ortu merasa jurusan dan profesi tersebut bagus dan cocok buat sang anak.

Walaupun pada kenyataannya tidak semuanya begitu memang ada yang cocok dan ada pula yang tidak cocok dengan jurusan pilihan ortu.

Baca juga: 6 Jurusan Kuliah Penting untuk Terjun di Bisnis Digital

Lalu bagaimana bila perbedaan pendapat pilihan jurusan ini terjadi? Berikut beberapa hal dapat kamu lakukan:

1. Komunikasi: lakukan pembicaraan dari hati ke hati dengan orangtua. Sampaikan mengapa kamu memilih jurusan tersebut. Kamu harus bisa meyakinkan orangtua bahwa jurusan yang kamu pilih sudah kamu pertimbangan dari berbagai aspek di masa depan.

2. Bukti nyata: tunjukan bahwa pilihan jurusan kamu dengan bukti nyata dan komitmen. Perlihatkan nilai-nilai baik, prestasi atau kemampuan terkait pilihan jurusan yang sedang kamu incar.

3. Tes minat bakat: meski tidak 100 persen bisa dipastikan, tes minat bakat biasanya mampu memberikan gambaran kekuatan dan kelemahan yang kamu miliki untuk masuk dalam pilihan jurusan yang kamu ambi.

4. Konsultasi: biasanya diperlukan "pihak ketiga" untuk menjadi fasilitator atau penengah dari perbedaan ini. Guru BK (bimbingan karir) pastinya bersedia menjadi "jembatan" antara kamu dan orangtua dalam menemukan pilihan terbaik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perhimpunan Guru Soroti Sejumlah Hal di 10 Tahun Jokowi, PPDB hingga PPPK Guru

Perhimpunan Guru Soroti Sejumlah Hal di 10 Tahun Jokowi, PPDB hingga PPPK Guru

Edu
Guru-guru Soroti Meningkatnya Kasus Kekerasan di Sekolah dalam Setahun Terakhir

Guru-guru Soroti Meningkatnya Kasus Kekerasan di Sekolah dalam Setahun Terakhir

Edu
Dana KIP Kuliah Bisa Cair jika Mahasiswa Penerima Sudah Terdata di PDDikti

Dana KIP Kuliah Bisa Cair jika Mahasiswa Penerima Sudah Terdata di PDDikti

Edu
Menpan-RB Tegaskan Sanksi bagi Peserta SKD CPNS 2024 yang Pakai Calo

Menpan-RB Tegaskan Sanksi bagi Peserta SKD CPNS 2024 yang Pakai Calo

Edu
'ITC Leadership Conclave 2024': Pemimpin Jadi Kunci Transformasi di Era Ketidakpastian

"ITC Leadership Conclave 2024": Pemimpin Jadi Kunci Transformasi di Era Ketidakpastian

Edu
Guru Besar Kehormatan Unair, Prof Sunarto Dilantik Jadi Hakim Ketua MA

Guru Besar Kehormatan Unair, Prof Sunarto Dilantik Jadi Hakim Ketua MA

Edu
Dua Cara Cek Hasil Skor SKD CPNS 2024 secara 'Online'

Dua Cara Cek Hasil Skor SKD CPNS 2024 secara "Online"

Edu
Pendidikan di Jerman Fokus Bangun 'Skill' Mahasiswa, Aljerin: Lebih Dibutuhkan Industri

Pendidikan di Jerman Fokus Bangun "Skill" Mahasiswa, Aljerin: Lebih Dibutuhkan Industri

Edu
Sosok William, Siswa SMA yang Teliti Kacang Koro untuk Diabetes dan Malnutrisi

Sosok William, Siswa SMA yang Teliti Kacang Koro untuk Diabetes dan Malnutrisi

Edu
Skill Data Science Banyak Dibutuhkan, DQLab Buka Pelatihan Excel hingga Koding Gratis

Skill Data Science Banyak Dibutuhkan, DQLab Buka Pelatihan Excel hingga Koding Gratis

Edu
Pemerintah Libatkan Siswa SMK dalam Program Konversi Kendaraan BBM ke Listrik

Pemerintah Libatkan Siswa SMK dalam Program Konversi Kendaraan BBM ke Listrik

Edu
Bahlil Lahadalia Lulus Doktor 1 Tahun 8 Bulan, UI: Masa Studi Sesuai Aturan

Bahlil Lahadalia Lulus Doktor 1 Tahun 8 Bulan, UI: Masa Studi Sesuai Aturan

Edu
Tingkatkan Kualitas Generasi Muda Indonesia, Alumni Jerman Deklarasikan Aljerin

Tingkatkan Kualitas Generasi Muda Indonesia, Alumni Jerman Deklarasikan Aljerin

Edu
Pengabdian Masyarakat FPPsi UNJ Perkuat Pembelajaran Kreatif Guru di Garut Jabar

Pengabdian Masyarakat FPPsi UNJ Perkuat Pembelajaran Kreatif Guru di Garut Jabar

Edu
'Open House YWAMJP' Angkat Tema Pembelajaran Digital dan Keunggulan Global

"Open House YWAMJP" Angkat Tema Pembelajaran Digital dan Keunggulan Global

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau