Hari Disabilitas Internasional, Siswa SLB A Jakarta Berkunjung ke Kompas Gramedia

Kompas.com - 03/12/2019, 20:44 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Delapan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) A Pembina Jakarta berkeliling Kantor Kompas Gramedia Jakarta, Selasa (3/12/2019) siang. Para siswa diajak mengenal dunia kerja di bidang jurnalistik.

External Communication Officer Kompas Gramedia Nathania Mulia mengatakan, Kompas Gramedia kali pertama menerima kunjungan anak berkebutuhan khusus atau disabilitas yaitu dari SLB A Pembina Jakarta.

Pihak Kompas Gramedia, lanjutnya, mengajak para siswa SLB A Pembina Jakarta mengunjungi ruang redaksi Kompas.com, harian Kompas, Kompas TV, studio Kompas TV, dan Bentara Budaya Jakarta.

"Kami senang sekali bisa kedatangan teman-teman SLB A. Sebelumnya, kami belum pernah menerima kunjungan disabilitas, apalagi tunanetra. Biasanya kami terima universitas. Di sini kami belajar ternyata mereka punya spesialisasi di bidang masing-masing, seperti piano. Semoga kita bisa saling menginspirasi," kata Nia di Bentara Budaya Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Baca juga: Harapan di Pundak Angkie Yudistia: Melawan Stigma Disabilitas

Delapan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) A Pembina Jakarta berkeliling Kantor Kompas Gramedia Jakarta, Selasa (3/12/2019) siang. Para siswa diajak mengenal dunia kerja di bidang jurnalistik.
KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Delapan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) A Pembina Jakarta berkeliling Kantor Kompas Gramedia Jakarta, Selasa (3/12/2019) siang. Para siswa diajak mengenal dunia kerja di bidang jurnalistik.
Menurut dia, pihak Kompas Gramedia ingin mengenalkan dunia kerja, khususnya di bidang jurnalistik ke anak-anak SLB A Pembina Jakarta. Ia mengharapkan para siswa bisa mengetahui dunia profesional.

"Kami terbuka untuk kunjungan. Tinggal hubungi Corporate Communication Kompas Gramedia. Kita sesuaikan jadwal, kalau memungkinkan kami bantu untuk berkunjung," ujar Nia.

Guru SLB A Pembina Jakarta, Yunita Oktavianingrum, mengapresiasi kegiatan kerja sama Yayasan Helping Hands dan Kompas Gramedia untuk melakukan kunjungan ke Kantor Kompas Gramedia dalam rangka mengenalkan dunia jurnalisme kepada para siswa SLB A Pembina Jakarta.

"Kami berharap ke depan anak-anak kami bisa menekuni bidang jurnalistik sesuai dengan minat dan bakat masing-masing," kata Yunita kepada Kompas.com di Bentara Budaya Jakarta, seusai kunjungan.

Membuka akses inklusivitas

Delapan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) A Pembina Jakarta berkeliling Kantor Kompas Gramedia Jakarta, Selasa (3/12/2019) siang. Para siswa diajak mengenal dunia kerja di bidang jurnalistik.
KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Delapan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) A Pembina Jakarta berkeliling Kantor Kompas Gramedia Jakarta, Selasa (3/12/2019) siang. Para siswa diajak mengenal dunia kerja di bidang jurnalistik.

Direktur Eksekutif Yayasan Helping Hands Wendy Kusumowidagdo mengatakan, kunjungan anak-anak berkebutuhan khusus ke perusahaan merupakan salah satu bentuk pengenalan dunia kerja. Ia melihat kegiatan kunjungan ke Kompas Gramedia merupakan hal yang positif bagi anak SLB A Jakarta.

"Mereka belum pernah ke industri media sama sekali. Dari tanya jawab dan ngobrol, itu ada Kompas.com, Kompas TV, koran. Sekarang mereka ada di perusahan (Kompas Gramedia). Bagi mereka, itu hal yang baru," kata Wendy kepada Kompas.com seusai kunjungan.

Menurut dia, penyandang disabilitas perlu dikenalkan lebih banyak ke dunia yang belum diketahui sebelumnya, seperti dunia jurnalisme.

Wendy mengatakan, anak berkebutuhan khusus bisa terbuka wawasan tentang dunia kerja selain yang mereka telah ketahui sebelumnya.

"Perusahaan dan institusi yang memang belum bisa memberikan kesempatan (kerja) kepada disabilitas. Diharapkan di hari ini kita memperingati Hari Disabilitas lebih banyak institusi perusahaan untuk membuka matanya. Bagaimana kita bisa mengubah sistemnya supaya disabilitas bisa dapat kesempatan yang sama," ujarnya.

Ia kembali menekankan semua pihak bisa memberikan akses untuk inklusivitas. Sesuai dengan misi Yayasan Helping Hands, lanjutnya, adalah inklusivitas dan keberagaman.

"Kita bisa dimulai bertanya ke diri kita, apakah kita punya teman dan keluarga disabilitas. Kalau kita punya kenalan dengan situasi disabilitas, kita bisa banyak memahami dan mengenal dunia disabilitas," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau