Kompas.com – Kebijakan Merdeka Belajar diluncurkan Mendikbud Nadiem Makarim perlu didukung mulai dari hulu ke hilir, mulai dari siswa, guru, peran kepemimpinan kepala sekolah, orangtua, masyarakat hingga pendidikan tinggi yang melahirkan para calon guru.
Mahasiswa calon guru di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) juga perlu difasilitasi untuk dapat memberikan pendidikan berkualitas sesuai dengan semangat Merdeka Belajar.
“Kami melatih dan mendampingi para guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan komite sekolah untuk bekerja sama dalam meningkatkan hasil belajar siswa," ujar CEO Global Tanoto Foundation, Satrijo Tanudjojo, Rabu melalui rilis resmi (1/1/2020).
Satrijo menambahkan, "Di saat yang sama, kami juga memfasilitasi para dosen di LPTK untuk menerapkan perkuliahan yang menekankan pada praktik bagi mahasiswa calon guru. Agar saat menjadi guru, mereka mampu menerapkan pendidikan berkualitas.”
Menurut Satrijo, program peningkatan kualitas pendidikan harus dilakukan mulai hulu ke hilir. Para guru yang sudah mengajar dilatih dan didampingi dalam menerapkan pembelajaran aktif dan budaya baca.
Begitu juga dengan para calon guru di LPTK. Mereka harus disiapkan untuk menjadi guru yang mampu menerapkan pembelajaran aktif yang berkualitas.
Tulisan ini merupakan bagian terakhir dari 2 seri tulisan:
Baca juga: Catatan Awal Tahun Tanoto Foundation: Dukung Merdeka Belajar dari Hulu ke Hilir (1)
Berikut adalah catatan setahun pelaksanaan Program Pintar dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah di Indonesia.
Untuk mendukung penyiapan calon guru professional, Tanoto Foundation bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa calon guru melalui program yang lebih menekankan praktik.
Para dosen LPTK dilibatkan dalam peningkatan kualitas perkuliahan dan praktikum untuk mahasiswa.
Para dosen LPTK juga dilibatkan dalam pelatihan dan pendampingan guru di daerah mitra dalam hal peningkatan kualitas pembelajaran, manajemen sekolah, dan budaya baca.
Program ini bermitra dengan 10 LPTK yang berada di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Agama.
Kemitraan ini difokuskan pada tiga hal:
Menurut Fibrika Rahmat Basuki, dosen FKIP Universitas Jambi, kegiatan ini merupakan terobosan dalam meningkatkan kerja sama antara LPTK dengan sekolah mitra.
”Kami selaku dosen bisa mendapatkan pengalaman terjun langsung ke sekolah untuk mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran dan menemukan pemecahannya bersama guru. Pengalaman ini sangat bermanfaat bagi kami dalam memberikan perkuliahan yang kontekstual bagi mahasiswa calon guru,” jelasnya.
Baca juga: Medan Dukung Merdeka Belajar, Literasi Siswa jadi Tantangan Utama
Kegiatan kolaborasi guru dan dosen ini, menurut Paristiyanti Nurwardani, Direktur Pembelajaran Dirjen Dikti, sejalan dengan kebijakan Kemendikbud.
“Kami mengembangkan kemitraan LPTK dengan sekolah mitra atau sekolah lab melalui program PDS (penugasan dosen di sekolah). Program PDS ini relevan dengan kegiatan kolaborasi guru dan dosen dalam melaksanakan PTK untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran di kelas,” katanya.
Dalam menjalankan Program Pintar, Tanoto Foundation bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.
Dinas Pendidikan setempat terlibat sejak hari pertama pemilihan sampai dengan pendampingan sekolah, termasuk dalam perencanaan, penganggaran dan pengawasan dalam penyebarluasan praktik-praktik baik.
Peran dan dukungan pemerintah adalah kunci keberlanjutan terjadinya pemeliharaan dan peningkatan kualitas pendidikan yang diterapkan dalam Program PINTAR.
“Tanoto Foundation adalah mitra pemerintah, Kami mendukung pemerintah dengan bekerja dalam bidang “pemodelan”. Kami mengembangkan inovasi yang kemudian direkomendasikan kepada pemerintah untuk dilanjutkan dan disebarluaskan,” tambah Satrijo Tanudjojo, CEO Global Tanoto Foundation.
Saat ini Program PINTAR dilaksanakan di 20 kabupaten di 5 provinsi yaitu Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Jambi, Riau dan Sumatera Utara dan menjangkau kurang lebih 600 sekolah dan madrasah mitra.
Ditargetkan tahun 2024, Program PINTAR dapat menjangkau lebih dari 11.000 sekolah dan madrasah.
Diharapkan melalui kemitraan dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lain, pola penyelenggaran pendidikan berkualitas di sekolah-sekolah tersebut menjadi contoh untuk penyebaran ke lebih dari 200.000 sekolah di seluruh wilayah Indonesia.
Praktik baik dari pendidikan berkualitas yang didukung Tanoto Foundation juga telah dilaporkan oleh Sekretariat Nasional Bappenas ke Kantor Pusat PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) di Washington DC.
Praktik baik tersebut diapresiasi sebagai bagian dari upaya Indonesia untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB atau SDGs/sustainable development goals).
Semua anak Indonesia berhak atas pendidikan berkualitas.
Serangkaian program Tanoto Foundation yang membantu anak-anak dari usia balita hingga ketika mereka menjalani pendidikan tinggi di universitas, serta membantu peningkatan kemampuan para guru dan kepala sekolah.
Baca juga: Dukung Merdeka Belajar, Sekolah di Bali Ini Siap Berbagi Praktik Baik Pendidikan
Semua bermuara ke dalam tujuan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, yang merupakan salah satu indikator keberhasilan SDGs.
Program dan kegiatan early childhood education and development (ECED) seperti SIGAP yang dilakukan Tanoto Foundation memberi pondasi yang kokoh bagi individu untuk memiliki kesehatan yang baik dan kemampuan untuk menerima pendidikan yang baik.
Sementara, program PINTAR berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kemampuan pengajar dan pengurus sekolah.
Demikian pula dengan program TELADAN yang memberi bantuan beasiswa untuk para mahasiswa yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik. Pendidikan yang baik dan berkualitas pada gilirannya akan meningkatkan peluang masyarakat untuk menikmati hidup yang sejahtera.
Pengalaman praktik baik dampak dari Program PINTAR juga sudah dibagikan melalui group facebook Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan. Ada ribuan postingan dari guru, kepala sekolah, pengawas, dan dosen yang membagikan pengalaman menerapkan pembelajaran aktif MIKiR, manajemen sekolah, budaya baca, dan perkuliahan untuk calon guru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.