Libur sekolah telah usai, sederet pelajaran menanti untuk dipelajari anak-anak di sekolah sepanjang semester kedua/genap (Januari-Juli 2020). Tak terkecuali pekerjaan rumah alias PR yang segera akan mengisi hari-hari.
Mendekati tahun ajaran baru pada Juli 2020 nanti, ada beragam ujian yang akan segera dihadapi oleh para siswa dari jenjang SD hingga kuliah, sebagai syarat kenaikan kelas maupun kelulusan. Itu sebabnya, semester genap biasanya dilalui dengan lebih berat, salah satunya ditandai dengan semakin banyak PR.
Menurut penelitian yang dilakukan Universitas Michigan terhadap sekitar 3 ribu anak usia sekolah, jumlah waktu yang dihabiskan siswa untuk mengejakan PR naik sebesar 51 persen pada tahun 2004 bila dibandingkan dengan tahun 1981, melansir dari situs Parents.
Baca juga: Nadiem: Ujian Sekolah Pilihan Ganda Menutup Pengembangan Siswa Kita
Padahal, dengan semakin banyaknya PR, ditambah jam sekolah yang sudah relatif panjang, anak-anak jadi lebih rentan stres, kurang tidur, dan yang terburuk bosan untuk belajar.
Namun, ada beragam cara yang dapat dilakukan oleh orangtua dalam menghadapi banyaknya PR anak-anak.
Direktur program pendidikan di Duke University Harris Cooper mengatakan, sebagian besar ahli sepakat bahwa tujuan dari PR adalah untuk meninjau dan memperkuat pelajaran yang yang dibahas di kelas.
“Idealnya, PR yang baik harus menanamkan rasa ingin tahu anak, mengajarkan anak untuk membagi waktu, dan menguji ketahanan anak sehingga anak bisa menjadi pembelajar seumur hidup,” papar Cooper kepada Parents.
Dengan begitu, walau kini banyak sekolah yang tidak memberikan PR kepada anak dan menggantinya dengan sistem proyek mingguan, orangtua perlu memahami kalau PR tak selamanya buruk selama anak masih memiliki waktu bermainnya di rumah.
Sebaliknya, jika pekerjaan rumah justru menghabiskan banyak waktu anak di rumah, seperti anak menjadi tidur larut dan tak memiliki waktu bermain, orang tua perlu waspada. Berikut sejumlah tanda anak kelelahan mengerjakan PR.