Ini 5 Strategi Rektor ITB Baru Prof. Reini Wirahadikusumah Wujudkan "ITB 2025"

Kompas.com - 21/01/2020, 20:34 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Prof. Reini Wirahadikusumah telah resmi dikukuhkan sebagai Rektor ITB periode 2020-2025 oleh Majelis Wali Amanat ITB  dalam Sidang Terbuka di Aula Barat ITB, Senin (20/1/2020).

Dalam pidato pelantikan Prof. Reini menyampaikan strategi "ITB in harmonia progressio”  untuk Menggapai Martabat Bangsa dan Reputasi Dunia".

Prof. Reini menyampaikan kini saatnya ITB mulai kembali membangun kekuatan menjawab tantangan perubahan, dan menyusun strategi transformasi untuk 100 tahun mendatang.

sejumlah langkah transformasi akan ditempuh untuk mewujudkan ITB 2025 dengan ciri-ciri utama yaitu:

  • Sistem tridharma yang memfasilitasi seluruh komponen sivitas akademika untuk memberikan kinerja terbaiknya.
  • Institusi yang memiliki reputasi kebangsaan, memberikan solusi terhadap masalah bangsa, dan dapat senantiasa menjaga dan meningkatkan martabat bangsa.
  • Institusi dengan reputasi akademik yang terpandang dan setara dengan mitra-mitra internasional.
  • Lulusan ITB berkualitas internasional, berkarakter nasionalis dan cinta NKRI, berperan di berbagai tingkatan pekerjaan, memiliki sikap inisiatif dan inovatif, kepeloporan, kolaboratif dan berintegritas.
  • Keberkelanjutan regenerasi kepemimpinan ITB yang senantiasa mampu bertransformasi

Dilansir dari laman ITB, Prof. Reini menyampaikan ada 5 strategi yang dilakukan dalam pencapaian wujud ITB 2025; 

Baca juga: Prof. Reini Wirahadikusumah Dilantik Jadi Rektor Perempuan ITB Pertama

1. Penataan organisasi

Prof. Reini menyebutkan langkah awal adalah penataan struktur organisasi agar mampu bergerak dengan gesit, adaptif, dan efisien.

2. Implementasi transformasi

Langkah kedua, lanjut Prof. Reini adalah peningkatan pendapatan melalui cara-cara yang kreatif dan inovatif, dengan penekanan pada berbagai kegiatan yang relevan dengan implementasi transformasi.

3. Paradigma pendidikan 4.0

Kemudian langkah ketiga adalah adopsi paradigma pendidikan 4.0.

“Di sini esensinya adalah konektivitas dalam pembelajaran, perluasan pengalaman belajar sehingga lebih borderless dengan disertai penguatan kemampuan mahasiswa dalam critical thinking, complexity/non-linear thinking, inter-disciplinary thinking, independent learning dan collective learning,” jelas Rektor pertama ITB.

4. Penguatan ekosistem inovasi

Langkah keempat adalah penguatan sistem atau ekosistem inovasi ITB dengan pondasi budaya ilmiah yang unggul.

Berkaitan dengan hal ini, menurutnya, perumusan agenda riset unggulan perlu dipertajam dengan pendekatan lintas atau trans-disiplin, agar lebih mampu merespon kepentingan nasional dan dinamika ilmu pengetahuan global.

“Kata kuncinya di sini adalah perluasan academic freedom, demi mewujudkan added-values yang tinggi,” tambahnya.

5. Manajemen perubahan

Lalu langkah kelima menurut Prof. Reini adalah manajemen perubahan. Kaitannya dengan hal ini, partisipasi dari seluruh elemen ITB merupakan hal yang penting dalam transformasi ITB.

Antusiasme dan komitmen bersama adalah hal yang utama. Selian itu, visi, tujuan, dan sasaran capaian transformasi perlu dibagikan kepada segenap dosen dan tenaga kependidikan. “Untuk ini, komunikasi perlu terus menerus dipelihatkan, dikembangkan, dan diperluas,” katanya.

Guru Besar di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB itu melanjutkan, untuk mewujudkan kontribusi terbaiknya, ITB sangat membutuhkan jalinan kemitraan yang strategis dengan pemerintah pusat dan daerah, para pelaku industri dan dunia usaha, lembaga riset dan perguruan tinggi baik di dalam maupun di luar negeri, lembaga swadaya masyarakat, segenap alumni ITB, dan elemen-elemen lain di masyarakat.

"ITB perlu memperkuat dan memperluas jalinan-jalinan kemitraan baik yang berlingkup nasional maupun global," tambah rektor perempuan pertama bagi ITB tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau