Prof. dr. H. Fasli Jalal Ph.D
Rektor Universitas YARSI

Prof. dr. H. Fasli Jalal Ph.D., adalah Rektor dari Universitas YARSI. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala BKKBN (2013-2015), Wakil Menteri Pendidikan Nasional Indonesia (2010-2011), Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (2007-2010), dan sebelumnya sebagai Kepala Biro di Bappenas.

Pengaruh Gizi dan Stimulasi di Usia Dini Pada Kecerdasan Anak

Kompas.com - 04/02/2020, 10:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

KOMPAS.com - Perkembangan otak manusia dimulai sejak awal pembuahan dan terus berkembang sampai lahir dan hampir sempurna pada usia dewasa muda.

Sebelum lahir, otak memproduksi sel saraf (neuron) sejak alur saraf dibentuk pada minggu ke-3 dan berkembang cepat seiring usia kehamilan.

Selama dalam kandungan, rata-rata pertumbuhan sel otak sekitar 250.000 per menit sehingga pada saat lahir sudah terbentuk 100 milyar sel saraf.

Antara satu sel saraf dengan sel-sel saraf lainnya dihubungkan oleh sinaps dan setelah lahir pembentukan sinaps ini berjalan sangat cepat dan pada puncak pembuatannya maka dalam satu detik bisa terbentuk 2 juta sinaps. 

Hal yang mencengangkan adalah satu sel saraf bisa membuat hubungan sampai dengan 10.000 sel-sel saraf lainnya. Ini dapat dianalogikan seperti tersedianya 10.000 jalan tol untuk membawa barang antara dua kota atau tersedianya 10.000 sambutan telepon untuk menyalurkan informasi antara satu rumah ke rumah-rumah lainnya.

Sel-sel saraf yang telah ada membentuk cabang utama yang disebut akson. Selain itu, sel saraf juga membentuk percabangan yang lebih kecil lagi. Ini disebut dendrit.

Pembentukan dendrit-dendrit amat cepat dan masif. Fungsi transmisi bioelektrik dari sel saraf disempurnakan dengan dibentuknya mielin yang membungkus akson.

Pada periode ini juga terjadi percabangan-percabangan dendrit yang sangat rimbun (wiring). Sejalan dengan dibentuknya dendrit dalam jumlah yang luar biasa tersebut, pada periode ini terjadi juga pembentukan sinaps berupa hubungan antara dua sel saraf yang dibentuk oleh ujung dari akson satu sel saraf yang menempel ke dendrit dari sel yang lain.

Di pertemuan itu ada celah antara ujung dari akson dan ujung dari dendrit yang disebut dengan sinaps (LeDoux, J, 2002).

Bila dua sel saraf yang telah terhubung melalui sinaps mendapat rangsangan maka kedua sel saraf tersebut secara elektrik aktif. Dan kalau rangsangan ini terjadi berulang-ulang maka ikatan antara kedua sel saraf ini akan menjadi semakin kuat (cells that fire together wire together).

Untuk menguatkan hubungan antara dua sel saraf agar sel saraf tetap aktif dan kuat diperlukan stimulasi sensori-motorik sehingga menghasilkan hubungan elektrik antara kedua sel saraf tersebut.

Salah satu keistimewaan sel saraf adalah setiap menerima rangsangan atau stimulus baru sel saraf akan melahirkan sambungan baru atau memperkuat sambungan yang sudah ada.

Namun, bila dua sel saraf yang terhubungkan dengan sinaps tidak mendapatkan rangsangan maka sinaps-sinaps tersebut akan mati. Dengan demikian sangat penting untuk memastikan agar sel-sel saraf dan sinaps-sinaps tersebut menerima rangsangan sehingga berkembang dan tidak mati karena tidak dirangsang (use it or lose it).

Rangsangan pada masa kanak-kanak juga merupakan hal sensitif dan kritikal karena jumlah sinaps yang terbentuk dan aktif merupakan penentu kemampuan literasi, perilaku, dan kesehatan.

Kebutuhan gizi buat pertumbuhan dan perkembangan dibagi atas dua bagian yaitu kebutuhan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak dan kebutuhan zat gizi mikro yaitu vitamin dan mineral.

Halaman Berikutnya
Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau