5 Fakta Seputar "Klitih" di Yogya, Benarkah Ada Daftar Daerah Rawan dan Kaitan Geng Sekolah?

Kompas.com - 07/02/2020, 13:06 WIB
Albertus Adit,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

Namun, Herry Zudianto tak tinggal diam. Dia memberikan instruksi kepada sekolah-sekolah jika ada pelajar Yogyakarta yang terlibat tawuran akan dikembalikan kepada orangtuanya atau dikeluarkan.

Ternyata, instruksi itu sempat dinilai ampuh untuk menangkal munculnya geng remaja. Selain itu, instruksi tersebut juga dinilai ampuh dan membuat beberapa geng pelajar ketika itu kesulitan mencari musuh.

4. Jangan dikaitkan dengan sekolah

Dilansir Antara, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY Bambang Wisnu Handoyo meminta kasus klitih di Yogyakarta agar tidak selalu dikaitkan dengan persoalan latar belakang sekolah hanya karena pelakunya yang rata-rata berusia remaja.

"Seharusnya, sekarang sekolah harus dibebaskan dari predikat klitih. Kalau ada pelaku klitih tertangkap ya tidak harus ditanya sekolahnya di mana," ujar Bambang usai menghadiri Focus Group Discussion (FGD) mengenai penanganan klitih di Mapolda DIY, Selasa (4/2/2020).

Baca juga: Viral Aksi Klitih, Yogyakarta Masih Aman untuk Wisatawan

5. Tanggung jawab bersama

Dijelaskan Bambang, persoalan kekerasan di jalanan Yogyakarta tidak jarang dikaitkan dengan faktor keluarga, pola asuh serta sekolah. Padalah, lebih dari itu, faktor lingkungan kampung atau desa juga punya andil dalam pengawasan setiap warga khususnya remaja.

Untuk kedepannya, Bambang berharap persoalan ini yang kemudian dikaitkan dengan geng pelajar menjadi tanggung jawab bersama. Tidak hanya sekolah, melainkan desa/kelurahan, pedukuhan hingga RT dan RW juga turut dilibatkan.

(Sumber: Kompas.com/Rizal Setyo Nugroho/Dandy Bayu Bramasta/Nur Fitriatus Shalihah | Editor: Sari Hardiyanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau