Penyesuaian Model Kompetensi Guru Sesuai Perkembangan Zaman Perlu Dilakukan

Kompas.com - 22/02/2020, 20:25 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu kunci penting dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah kompetensi guru dan kepala sekolah.

Oleh sebab itu, pembaruan model kompetensi guru perlu dilakukan untuk menjawab tantangan terhadap kualitas pendidikan yang terus berkembang di tingkat regional maupun global.

“Pembaruan kompetensi ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari empat kompetensi yang sudah ada yang disusun secara berjenjang dan bertahap supaya lebih mudah dipahami oleh guru,” kata Plt. Direktur Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, Santi Ambarukmi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Dalam peningkatan mutu pendidikan, kata Santi, perkembangan teknologi serta berbagai pendekatan terbaru juga perlu diperhatikan agar dapat menciptakan aturan yang sesuai dengan kebutuhan.

“Oleh karena itu, melalui Lokakarya “Refleksi Kritis Kerangka Kompetensi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas” ini, Kemendikbud berupaya memformulasikan aturan dalam peningkatan mutu pendidikan agar selaras dengan perkembangan zaman,” tambahnya.

Salah satu narasumber lokakarya dari SMP Negeri 3 Bissapu Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel), Usman mengemukakan bahwa kemampuan beradaptasi harus jadi indikator utama dalam menyikapi perubahan zaman.

Berbagai proses manajemen sumber daya manusia seperti rekrutmen, seleksi, pelatihan, dan pengembangan karir harus sesuai dengan kebutuhan.

“Guru harus ditanya apa yang mereka butuhkan, misalnya dalam keikutsertaan pelatihan, jangan guru BK malah ikut bimtek kurikulum,” kata Usman.

Pembaruan model kompetensi bagi guru, kepala sekolah dan pengawas juga harus berorientasi pada layanan pendidikan. Peserta didik tidak hanya sebagai objek pembelajaran melainkan subyek yang diperhatikan kebutuhannya.

Bahkan lebih dari itu, peserta didik yang menjadi penentu arah metode pembelajaran yang diambil sekolah.

“Orientasinya bersumber pada kebutuhan siswa, apakah sekarang programnya sudah sesuai dengan kebutuhan siswa untuk bekal baginya?” ujar guru dari SMP Lazuardi Al-Falah, Depok, Irma Nurul.

Lebih lanjut Irma menguraikan, guru, kepala sekolah dan pengawas idealnya tidak hanya fokus pada upaya untuk mencapai standarisasi tertentu.

Namun, tenaga pendidik harusnya lebih memahami karakteristik siswa dan mampu menjalankan metode yang tepat guna mengantarkan mereka mencapai tujuan pembelajaran.

“Misalnya jika guru punya siswa yang konsentrasinya rendah maka semua metode dan program di kelas tersebut harus diarahkan untuk mendukung peningkatan potensi peserta didiknya,” jelasnya.

Guru SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo Jawa Timur, Enik Chairul Umah mengatakan, agar perubahan terjadi lebih cepat, kolaborasi pemerintah pusat dan daerah perlu dioptimalkan.

“Penerjemahan kebijakan pusat di tingkat daerah tidak selalu bisa dipahami dengan baik meskipun sosialisasi sudah banyak dilakukan. Hal ini terutama dirasakan oleh sekolah swasta. Yang perlu dikedepankan adalah adalah semangat menciptakan sekolah yang (berkualitas) baik secara merata,” tambah Enik.

Guru dan Merdeka Belajar

 

Merujuk pada Kebijakan Merdeka Belajar, kepala sekolah dan guru penggerak yang menjadi motor perubahan semestinya lebih aktif menciptakan terobosan yang menggugah ekosistem pendidikannya.

“Kunci keberhasilan ada di kepala sekolah dan guru. Perlu rumusan kebijakan dari bawah. Forum ini tepat untuk memberikan inspirasi kepada kepala sekolah dan guru dalam berinovasi,” kata Enik.

Terbitnya Kebijakan Merdeka Belajar menjadi momentum untuk menelaah kembali relevansi antara kebutuhan kompetensi saat ini dengan aturan yang ada.

Melalui lokakarya ini, Santi berharap guru, kepala sekolah dan pengawas saling bertukar pengalaman dan berbagi ide dalam menjawab tantangan bagi pendidik dan tenaga kependidikan di masa mendatang.

Guru dari SDN 34 Borang, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Wanti Sila Sakti memberikan apresiasiasi atas lokakarya yang diselenggarakan oleh Kemendikbud. Ia mengatakan, kesempatan ini adalah ajang untuk berbagi inspirasi dan motivasi berdasarkan pengalaman di lapangan.

“Ini gebrakan luar biasa dari Kemendikbud,” ucap Wanti.

Sementara Irma Nurul, mengajak agar para peserta dapat memanfaatkan kegiatan ini untuk merumuskan kriteria kepala sekolah dan guru yang berkualitas dalam mempercepat akselerasi pendidikan.

“Kepala sekolah dan guru harus bisa bertransformasi dengan cepat. Jika mereka tidak siap, bagaimana kita mempersiapkan murid-murid kita di masa yang akan datang,” kata Irma.

Menurut Irma, Merdeka Belajar adalah ketika guru berkomitmen untuk mencetak generasi penerus yang kompeten dengan metode belajar yang inovatif.

“Bukan sebatas tuntas (belajar) tapi juga mampu membuat peserta didiknya paham terhadap konsep pembelajaran. Guru yang mandiri sangat dibutuhkan dalam menemukan cara (belajar) yang efektif di tengah berbagai keterbatasan,” terangnya.

Sementara itu, Merdeka Belajar dari versi Pengawas Sekolah Provinsi Sulawesi Selatan, Madalle adalah ketika pengawas dirindukan oleh kepala sekolah dan guru.

“Maksudnya pengawas bisa membimbing guru dan kepsek dengan cara pikir yang induktif yaitu kreatif dan inovatif untuk mencari metode baru (solusi). Di ujung pertemuan ada refleksi sehingga saat ada masalah bisa segera terpecahkan,” ungkapnya.\

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'ITC Leadership Conclave 2024': Pemimpin Jadi Kunci Transformasi di Era Ketidakpastian

"ITC Leadership Conclave 2024": Pemimpin Jadi Kunci Transformasi di Era Ketidakpastian

Edu
Guru Besar Kehormatan Unair, Prof Sunarto Dilantik Jadi Hakim Ketua MA

Guru Besar Kehormatan Unair, Prof Sunarto Dilantik Jadi Hakim Ketua MA

Edu
Dua Cara Cek Hasil Skor SKD CPNS 2024 secara 'Online'

Dua Cara Cek Hasil Skor SKD CPNS 2024 secara "Online"

Edu
Pendidikan di Jerman Fokus Bangun 'Skill' Mahasiswa, Aljerin: Lebih Dibutuhkan Industri

Pendidikan di Jerman Fokus Bangun "Skill" Mahasiswa, Aljerin: Lebih Dibutuhkan Industri

Edu
Sosok William, Siswa SMA yang Teliti Kacang Koro untuk Diabetes dan Malnutrisi

Sosok William, Siswa SMA yang Teliti Kacang Koro untuk Diabetes dan Malnutrisi

Edu
Skill Data Science Banyak Dibutuhkan, DQLab Buka Pelatihan Excel hingga Koding Gratis

Skill Data Science Banyak Dibutuhkan, DQLab Buka Pelatihan Excel hingga Koding Gratis

Edu
Pemerintah Libatkan Siswa SMK dalam Program Konversi Kendaraan BBM ke Listrik

Pemerintah Libatkan Siswa SMK dalam Program Konversi Kendaraan BBM ke Listrik

Edu
Bahlil Lahadalia Lulus Doktor 1 Tahun 8 Bulan, UI: Masa Studi Sesuai Aturan

Bahlil Lahadalia Lulus Doktor 1 Tahun 8 Bulan, UI: Masa Studi Sesuai Aturan

Edu
Tingkatkan Kualitas Generasi Muda Indonesia, Alumni Jerman Deklarasikan Aljerin

Tingkatkan Kualitas Generasi Muda Indonesia, Alumni Jerman Deklarasikan Aljerin

Edu
Pengabdian Masyarakat FPPsi UNJ Perkuat Pembelajaran Kreatif Guru di Garut Jabar

Pengabdian Masyarakat FPPsi UNJ Perkuat Pembelajaran Kreatif Guru di Garut Jabar

Edu
'Open House YWAMJP' Angkat Tema Pembelajaran Digital dan Keunggulan Global

"Open House YWAMJP" Angkat Tema Pembelajaran Digital dan Keunggulan Global

Edu
Pemisahan Kemendikbud Memiliki Tantangan dalam Komunikasi dan Koordinasi

Pemisahan Kemendikbud Memiliki Tantangan dalam Komunikasi dan Koordinasi

Edu
Lewat Lokavita, Siswa BINUS SCHOOL Bekasi Sukses Berdayakan Masyarakat di Bantar Gebang

Lewat Lokavita, Siswa BINUS SCHOOL Bekasi Sukses Berdayakan Masyarakat di Bantar Gebang

Edukasi
Bahlil Lahadalia Raih Gelar Doktor UI, Cumlaude dalam 1 Tahun 8 Bulan

Bahlil Lahadalia Raih Gelar Doktor UI, Cumlaude dalam 1 Tahun 8 Bulan

Edu
'Futsal Festival' Global Sevilla School, Ajang Asah Bakat dan Karakter Siswa

"Futsal Festival" Global Sevilla School, Ajang Asah Bakat dan Karakter Siswa

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau