KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengimbau para pendidik dapat menghadirkan belajar yang menyenangkan dari rumah bagi siswa dan mahasiswa.
“Senin 23 Maret 2020 kedepan beberapa daerah masih menerapkan Kegiatan Belajar Mengajar di rumah. Untuk itu kami mengajak kepada para pendidik untuk menghadirkan belajar di rumah yang menyenangkan,” tutur ujar. Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kemendikbud Ade Erlangga Masdiana melalui rilis resmi (22/03/2020).
Belajar di rumah, kata Erlangga, tidak berarti memberikan tugas yang banyak kepada siswa atau mahasiswa, tetapi menghadirkan kegiatan belajar mengajar yang efektif sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.
Baca juga: Pemprov DKI Perpanjang Kegiatan Belajar di Rumah sampai 5 April 2020
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Nahdiana mengungkapkan pihaknya berkolaborasi dengan sejumlah komunitas pendidikan yang memberikan dukungan platform pembelajaran daring, dan secara suka rela.
Platform belajar ini dapat dijadikan pilihan sesuai dengan kondisi sekolah masing masing-masing.
Selain itu dapat juga dimanfaatkan untuk mencapai kompetensi mimimum siswa dalam pelaksanaannya. Program ini menyediakan konten-konten pembelajaran daring yang dapat diakses secara gratis oleh guru, orang tua, dan anak.
"Guru dan Tendik melaporkan aktivitas harian kepada kepala sekolah. Kepala sekolah yang mengatur jadwal piket sesuai kebutuhan. Dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan, usia, domisili, hingga kondisi kesehatan keluarga dari pegawai, serta peta sebaran Covid-19 yang dikeluarkan pemerintah," terang Nahdiana.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Tangerang Selatan Taryono mengungkapkan penerapan pembelajaran daring telah dilakukan sejak Senin, 16 Maret 2020.
Kebijakan ini diberlakukan kepada 179 sekolah menengah pertama (SMP), 320 sekolah dasar (SD), dan 600 pendidikan anak usia dini (PAUD).
"Kami membuat edaran tentang belajar di rumah dan guru-guru juga bekerja dari rumah. Hanya ada beberapa guru yang bertugas di sekolah sebagai piket dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan," katanya.
Dijelaskan Taryono, pembelajaran daring dilakukan dengan disesuaikan kemampuan masing-masing sekolah.
"Belajar menggunakan teknologi digital, di antaranya Google Classroom, Rumah Belajar, dan lain-lain. Namun, yang pasti dilakukan adalah pemberian tugas melalui pemantauan pendampingan oleh guru melalui WhatsApp sehingga anak-anak betul-betul belajar," ujar Taryono.
"Guru-guru juga bekerja dari rumah. Guru juga harus berkoordinasi dengan orang tua, bisa lewat video call maupun foto untuk memastikan ada interaksi," imbuhnya.
Baca juga: Keseruan Siswa SWA Belajar di Rumah, Tetap Olahraga dan Bermusik
Di Provinsi Kalimantan Barat, sebagian besar guru sudah membagikan materi-materi pembelajaran dan tugas yang harus dikerjakan di rumah melalui media sosial.
Seperti halnya yang telah dilakukan oleh Komunitas Guru Belajar Daerah (KGBD) Sanggau, para guru memanfaatkan media sosial dengan membuat grup di platform WhatsApp dan Telegram baik bagi siswa maupun bagi orang tua siswa.