"Saya membuka kelas mulai dari pukul 07 hingga 12 melalui grup WhatsApp siswa. Dalam hal pelaksanaannya saya meminta bantuan orang tua atau kakak siswa sebagai narasumber yang langkah-langkahnya telah diberikan melalui grup tersebut," ujar Titis Kartikawati Guru SD Negeri 09 Sanggau, Kalimantan Barat.
Titit melanjutkan untuk laporan pelaksanaan pembelajarannya dapat berupa foto atau video yang harus di posting melalui grup tersebut.
Tidak berbeda jauh dengan Titis, Timur Setiawan guru di SMA Negeri 7 Pontianak menyampaikan beberapa metode pembalajaran secara daring yang telah diterapkannya.
"Diantaranya pembelajaran melalui portal Rumah Belajar dan penyampaian materi melalui file berformat .pdf yang dibagikan melalui media sosial,” ungkapnya.
Sementara itu di Kota Bogor, Kepala Dinas Pendidikan Fahrudin mengatakan semua sekolah, mulai jenjang TK, SD, SMP, SMA, dan SMK telah melaksanakan KBM daring. “SD ada sekitar 260, SMP ada 123, SMA sekitar 50, SMK sekitar 100, TK PAUD sekitar 300,” ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk jenjang TK telah menggunakan Aplikasi Halo Bunda. Untuk jenjang yang lebih tinggi diberikan keleluasaan bagi guru-guru untuk membuat video pendek ataupun menggunakan kanal lain yang mendukung pembelajaran.
“Kreativitas memang berjalan untuk pembelajaran jarak jauh ini,” kata Fachrudin.
Kreativitas juga menjadi jawaban bagi sekolah yang belum dapat menyelenggarakan KBM daring. Pihaknya mendorong orangtua untuk memanfaatkan media belajar alternatif selama peserta didik belajar di rumah.
“Kami yakinkan mereka menggunakan sumber belajar yang ada yaitu buku sesuai dengan tema-tema yang diminati,” jelasnya.
Baca juga: Proyek Seru Belajar di Rumah: Belajar Membuat Hand Sanitizer Sendiri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.