Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Mengatasi Stress karena Wabah Corona, Orangtua Silakan Baca...

Kompas.com - 26/03/2020, 10:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Wabah pandemi corona membuat sejumlah kalangan termasuk orangtua stres. Orangtua mesti turut memikirkan keselamatan dan kesehatan keluarga, serta memastikan pembelajaran anak di rumah tetap berjalan.

Kepala Bagian Perkembangan Anak, Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB University, Dr Dwi Hastuti mengatakan, stres adalah ketegangan atau tekanan emosional yang dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar, adanya hambatan-hambatan yang sangat penting yang dapat memengaruhi emosi, pikiran, dan kondisi fisik seseorang.

Dr Dwi menambahkan, saat ini setiap individu mengalami sumber stres berupa tekanan yang berasal dari lingkungan, berasal dari perasaan cemas, takut, ketidakberdayaan, dan ketidakmampuan berbuat atas adanya pandemi global, yaitu corona.

Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan mengendalikan stres dari Dr Dwi, dirangkum dari situs web IPB University.

1. Berpikir jernih dan tak panik

Orangtua harus tetap berpikir jernih, tidak panik atas informasi apa pun yang terkait dengan adanya penyakit ini.

Alasan utamanya adalah kepanikan akan menyebabkan seseorang sulit mencari dan menemukan solusi atau merencanakan sesuatu yang dapat menyelesaikan masalah. Kepanikan kadang akan menularkan kepanikan juga ke sekitarnya.

“Jadi disarankan untuk berpikir lebih dulu, cari informasi dari sumber berita yang dapat dipercaya dan akurat,” ujarnya.

2. Positive reframing

Positive reframing adalah salah satu dimensi coping yang bertujuan untuk mengelola emosi dan mengubah cara berpikir menjadi lebih positif.

Kadangkala mengurangi akses pada berita negatif, berita hoaks atau berita yang menakutkan akan membantu dalam membuat framing positif.

3. Melakukan kegiatan positif

Merancang dan melakukan kegiatan yang dapat menyibukkan orangtua secara positif dan berpikir positif.

“Mungkin membuat daftar kegiatan yang selama ini tidak dapat dilakukan atau tertunda dilakukan. Merancang atau melakukan antisipasi atas risiko yang mungkin terjadi juga mungkin dapat disusun. Misalnya, menyiapkan daftar dan stok belanja pangan dan nonpangan untuk beberapa waktu ke depan, atau mengerjakan bersih-bersih kamar dan lain-lain,” tambahnya.

4. Membentuk emosi positif

Cobalah untuk tarik naoas, relaksasi tubuh, berjemur, dan berolahraga ringan sebisa mungkin. Hindari emosi negatif seperti buruk sangka, curiga, dan menyebar informasi buruk yang justru akan memperparah situasi sekitar.

5. Mencari dukungan dari lingkungan terdekat

Keluarga adalah yang paling dapat memberikan dukungan baik berupa dukungan keuangan, dukungan keamanan, dukungan emosi, simpati, rasa nyaman, dan terhindar dari rasa takut sendirian, kesepian, dan sebagainya.

6. Mencari “instrumental support”

Orangtua bisa mencari dukungan, misalnya mencari bantuan nasihat, bantuan atau informasi, baik dari para ahli maupun narasumber yang dapat dipercaya yang dapat membantu dalam menyelesaikan tekanan emosi yang dialami.

Upayakan untuk tidak meminta bantuan kepada orang yang tidak dapat dipercaya karena kerap kali akan menimbulkan masalah baru.

7. Menerima sumber stres

Mengakui bahwa peristiwa pandemik atau apa pun yang terjadi adalah takdir yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Bersikap menerima (acceptance) juga membentuk rasa kepasrahan, yang akan menimbulkan rasa “kecil” kita sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

“Kedekatan kita kepada Allah Yang Maha Esa akan menjadi sumber kekuatan utama di saat perasaan tak berdaya sebagai manusia muncul. Latihlah diri kita untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Mintalah pertolongan-Nya untuk memberikan rasa pasrah dan ikhlas atas cobaan ini,” tandasnya.

Dr Dwi menambahkan, langkah di atas adalah ikhtiar dan upaya yang dapat dilakukan setiap individu di saat menghadapi tekanan emosi dan stressor apa pun yang dihadapi dalam kehidupan ini.

Terlepas dari semua itu, maka upaya untuk mengatasi masalah stres akan kembali pada diri kita masing-masing. Kedekatan kepada Tuhan adalah langkah paripurna dalam upaya mengendalikan stressor apa pun yang dihadapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Edu
Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Edu
Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus  dan AAU

Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus dan AAU

Edu
BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

Edu
Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Edu
“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

Edu
Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Edu
Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan 'Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025'

Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan "Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025"

Edu
Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Edu
Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Edu
Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Edu
Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Edu
Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Edu
Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Edu
Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau