Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Program Pintar
Praktik baik dan gagasan pendidikan

Kolom berbagi praktik baik dan gagasan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Kolom ini didukung oleh Tanoto Foundation dan dipersembahkan dari dan untuk para penggerak pendidikan, baik guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dosen, dan pemangku kepentingan lain, dalam dunia pendidikan untuk saling menginspirasi.

Hardiknas, "Saya Menulis Ini dengan Tetes Air Mata..."

Kompas.com - 02/05/2020, 10:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
  1. Lakukan eksplorasi potensi rumah dan halaman
  2. Data sumber bahan ajar dan belajar
  3. Tentukan topik dan judul pembelajaran
  4. Rancang RPP daring dengan life skill
  5. Siapkan model/alat peraga sederhana
  6. Rencanakan waktu yang tepat untuk siswa berkarya
  7. Siapkan respons positif.

Pandemi menumbuhkan rasa takut, gelisah, cemas juga was-was yangberpengaruh pada kestabilan emosi semua orang. Dan semestinya guru memiliki salah satu obat mujarab untuk mengobatinya.

Baca juga: Hardiknas 2020, Nadiem: Banyak Hikmah dan Pembelajaran dari Krisis Covid-19

Obat tersebut adalah respons positif dan kalimat pujian, penghargaan, pengharapan atas karya karya belajar siswa. Semua guru adalah konselor. Saatnya semua guru harus mampu memilih diksi dan menggunakan bahasa kalbu.

Menghargai apapun hasil karya siswa dan memberikan motivasi melalui contoh dan kebaikan. Bahasa kebaikan akan membelajarkan siswa tentang kekurangan dari hasil belajarnya.

Pujian akan memotivasi siswa untuk terus berkarya, kalimat harapan akan membuat siswa tentang untuk membuktikan bahwa mereka bisa belajar mandiri dan berkarya dengan lebih baik

Indonesia butuh guru solutif

Titien Suprihatien, Guru SMPN 11 Batanghari, JambiDOK. TANOTO FOUNDATION Titien Suprihatien, Guru SMPN 11 Batanghari, Jambi
Tidak semua siswa bisa melakukan pembelajaran jarak jauh karena keterbatasan. Dalam hal ini guru bisa meminta siswa membuat catatan harian aktivitas belajarnya di rumah seperti: belajar memasak, mencuci, mengasuh, mencangkul, menanam dan banyak lagi pelajaran yang bisa diberikan guru sejati yang ada di setiap rumah itu ibu mereka.

Guru menitipkan pesan agar para ibu mengontrol anak-anaknya untuk menuliskan segala aktivitas belajar seperti menulis buku harian.

Ini bukan waktu untuk berdebat, bukan saatnya untuk berteori. Setiap guru harus bangkit mencari solusi. Indonesia tidak butuh guru yang hanya berkeluh kesah, karena keluh kesah hanya akan membuat gundah.

Menjadi guru solutif adalah keharusan agar Edugoro dapat dilakukan. Wabah ini membelajarkan kita tentang arti persatuan dan perjuangan beda masa. Semoga akan terseleksi guru-guru unggul yang akan bisa membantu kebangkitan Indonesia.

Penulis: Titien Suprihatien, Guru SMPN 11 Batanghari, Jambi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau