Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman "Pesona di Balik Enceng Gondok", Belajar dari TVRI 15 Mei 2020

Kompas.com - 15/05/2020, 22:34 WIB
Irfan Kamil,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Program Belajar dari Rumah di TVRI hadir kembali dengan tayangan "Pesona di Balik Eceng Gondok", yang tayang pada pukul 09.30 – 10.00 WIB untuk SMP dan sederajat pada 15 Mei 2020.

Belajar dari Rumah adalah Program Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan alternatif pendidikan bagi semua kalangan di masa darurat Covid-19.

Baca juga: Jejak-jejak Perjuangan Panglima Besar Jendral Sudirman

Dalam tayangan tersebut dijelaskan Pesona Dibalik Eceng Gondok yang memiliki manfaat nilai ekonomi yang di hasilkan. meskipun sering dianggap sebagai gulma berikut adalah berikut adalah ulasan mengenai eceng gondok.

Mengenal Eceng Gondok

Eceng gondok adalah tanaman air yang hidup mengapung dengan nama ilmiah Eichhornia crassipes. Orang yang pertama kali menemukan spesies eceng gondok adalah seorang ahli botani dari Jerman bernama Carl Friedrich Philipp von Martius.

Habitat Eceng Gondok

Eceng gondok biasa tumbuh di kolam dangkal, rawa, lahan basah, aliran air yang lambat, danau, penampungan air dan sungai yang arus airnya relatif tenang.

Tumbuhan air ini dapat berkembang biak dengan sangat cepat sehingga sering dianggap sebagai gulma yang bisa merusak tatanan lingkungan perairan.

Eceng gondok adalah tumbuhan yang sangat kuat dan mampu beradaptasi di hampir semua lingkungan.

Tumbuhan ini mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi air yang ekstrem. Bahkan enceng gondok juga dapat bertahan dari berbagai jenis racun serta zat kimia berbahaya yang terkandung dalam air.

Dampak Negatif

Meskipun memiliki nilai ekonomi sebenarnya penyebaran eceng gondok yang tidak terkendali tentu menyebabkan gangguan lingkungan, antara lain:

1. Meningkatnya Penguapan Air:Populasi enceng gondok yang terlalu banyak akan berpengaruh terhadap meningkatnya penguapan karena daun-daun eceng gondok yang lebar serta pertumbuhannya yang cepat.

2. Berkurangnya Intensitas Cahaya dan Oksigen Terlarut: Akibat jumlah enceng gondok yang berlebihan, maka cahaya matahari tidak dapat menembus perairan. Selain itu, adanya eceng gondok juga mengakibatkan penurunan oksigen terlarut dalam air sehingga dapat menyebabkan gangguan ekosistem air.

3. Menyebabkan Pendangkalan: Eceng gondok yang telah mati akan tenggelam ke dasar perairan, hal ini akan mempercepat proses sedimentasi atau pendangkalan. Akibatnya adalah daya tampung danau atau sungai akan berkurang dan dapat memperbesar risiko bencana banjir.

Bagi masyarakat yang mengandalkan alat transportasi sungai seperti perahu untuk penyeberangan sungai, tentu adanya tumbuhan eceng gondok dapat menjadi penghambat kelancaran transportasi air.

4. Tempat Berkembang Biak Bakteri: Bakteri tertentu dapat berkembang pesat pada habitat perairan enceng gondok. Apabila dibiarkan, hal ini akan berpeluang menimbulkan wabah penyakit bagi manusia.

5. Mengurangi Nilai Keindahan: Selain menganggu arus atau debit air, serta kehidupan perairan. Waduk, danau atau sungai yang tertutup oleh tanaman enceng gondok akan berkurang nilai keindahannya.

Solusi Masalah Eceng Gondok

Karena eceng gondok dianggap sebagai gulma yaitu tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan dan mengganggu maka berbagai cara dilakukan untuk menanggulanginya.

Tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya antara lain adalah:

  • Penggunaan herbisida, yaitu penggunaan senyawa atau material yang disebarkan untuk menekan atau memberantas gulma.
  • Pengambilan enceng gondok secara langsung.
  • Memanfaatkan eceng gondok melalui pengolahan tertentu menjadi produk yang bernilai ekonomi misalnya sebagai bahan pembuatan kertas, kompos, biogas, perabotan, kerajinan tangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan SMA Taruna Nusantara dan AAU

Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan SMA Taruna Nusantara dan AAU

Edu
BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

Edu
Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Edu
“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

Edu
Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Edu
Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan 'Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025'

Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan "Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025"

Edu
Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Edu
Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Edu
Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Edu
Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Edu
Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Edu
Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Edu
Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Edu
Banyak Gen Z Masih Jadi Pengangguran, BCA Beri Beasiswa dan Pelatihan

Banyak Gen Z Masih Jadi Pengangguran, BCA Beri Beasiswa dan Pelatihan

Edu
Mendikdasmen: Mapel AI dan Coding Mulai Siswa SD Kelas 4-6, Bukan Wajib

Mendikdasmen: Mapel AI dan Coding Mulai Siswa SD Kelas 4-6, Bukan Wajib

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau