Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Poin Penting Persiapan Kuliah di Masa Pandemi Corona

Kompas.com - 18/05/2020, 17:10 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Banyak hal yang harus dipersiapkan oleh calon mahasiswa, jika ingin kuliah di perguruan tinggi. Baik itu kampus negeri maupun kampus swasta.

Terlebih pada masa pandemi virus corona seperti sekarang ini, calon mahasiswa harus benar-benar siap untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi. Lantas, persiapan kuliah itu seperti apa?

Dalam program Belajar di Rumah #TeredukasidariRumah di live streaming Instagram Kompas.com, Senin (18/5/2020) siang, narasumber menjelaskan secara jelas.

Baca juga: Info LTMPT: Jelang SBMPTN 2020, Segera Daftar Akun KIP Kuliah

Adapun narasumbernya ialah Dr. Ir. Gerald Ariff, M.Sc. (salah satu pendiri Pintaria, Profesional di bidang Pendidikan Tinggi).

Persiapan kuliah

Dr Gerald menjelaskan sesuai tema yang diangkat pada sesi kali ini yakni "Menyusun Strategi Tembus Universitas di Masa Pandemi Corona".

"Pertama yang harus dipersiapkan ialah kesiapan mental untuk kuliah mandiri. Ini sangat penting bagi calon mahasiswa," ujar Dr Gerald saat mengawali pembicaraan di Live IG Kompas.com.

Tak hanya itu saja, menurut dia calon mahasiswa juga harus punya mimpi dan komitmen untuk mengalokasikan waktu belajar.

Kenapa mimpi? Tentu karena kuliah di universitas biasanya ditempuh selama 4 tahun untuk jenjang S1. Maka mimpi harus dicapai agar bisa lulus kuliah dan punya bekal ilmu sesuai harapan.

Pada penerimaan mahasiswa baru (PMB) calon mahasiswa juga harus menyiapkan dokumen-dokumen selama sekolah kemarin. Serta biaya untuk kuliah itu sendiri.

Namun pada masa pandemi corona seperti saat ini, semua kampus mengharuskan mahasiswanya mengikuti pembelajaran daring (online). Sehingga persaingan di dunia kampus menjadi semakin ketat.

"Kini, mahasiswa, dosen dan kampus dipaksa untuk melakukan pembelajaran daring. Padahal, biaya online internet tidak bisa dipenuhi oleh mayoritas siswa yang tidak memiliki kuota internet yang cukup," kata Dr Gerald.

"Bahkan persyaratan dasar seperti kepemilikan laptop atau smart phone juga tidak bisa dipenuhi oleh banyak mahasiswa dan dosen," imbuhnya lagi.

Agar tak salah jurusan

Pada kesempatan itu, Dr Gerald juga menjelaskan bahwa agar calon mahasiswa tidak salah jurusan maupun kampus maka harus:

  1. Mengikuti online psychometric test online. Ini untuk menentukan minat dari calon mahasiswa itu. Jika tertarik maka bisa membuka laman dari Pintaria, https://pintaria.com/tes-psikometrik
  2. Berdiskusi dengan beberapa rekan yang sudah bekerja di bidang pekerjaan supaya nanti terbayang sehari-hari apa yang akan dilakukan jika sudah lulus dari jurusan tersebut.
  3. Menghadiri open day kampus untuk berdiskusi dengan kaprodi di kampus tujuan dan ikut kelas trial.
  4. Berdikusi dengan student counsellor yang ada.
  5. Kurikulum prodinya seperti apa.
  6. Ditentukan jarak kilometer dari rumah/kantor ke kampus.

Kuliah online terus berjalan

Dr Gerald juga menjelaskan bawah pandemi corona ini diprediksi masih belangsung lama. Maka pembelajaran daring akan terus dilakukan di semua kampus.

Menurut dia, prediksi banyak pakar kesehatan, kemungkinan karena vaksin pada umumnya membutuhkan minimal 4 tahun untuk ditemukan, bahkan virus HIV sampai hari ini sejak ditemukan pada tahun 1980, juga belum ditemukan vaksinnya,

"Banyak yang memprediksi paling cepat akhir 2021. Kemungkinan kampus-kampus akan tutup minimal sampai akhir 2020 atau sampai Maret/April 2021. Sehingga pembelajaran online akan terus berjalan," jelasnya.

Baca juga: Ketua Majelis Rektor: Ini Kriteria Mahasiswa yang Dicari PTN

Untuk itulah di masa pandemi corona ini, calon mahasiswa juga harus siap mengikuti pembelajaran daring. Ini juga bagian dari tuntutan mengikuti perkembangan zaman seperti Revolusi Industri 4.0 seperti sekarang ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang 'Hadir' di Masyarakat

Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang "Hadir" di Masyarakat

Edu
39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

Edu
8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

Edu
Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Edu
Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Edu
FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau