"Kini, mahasiswa, dosen dan kampus dipaksa untuk melakukan pembelajaran daring. Padahal, biaya online internet tidak bisa dipenuhi oleh mayoritas siswa yang tidak memiliki kuota internet yang cukup," kata Dr Gerald.
"Bahkan persyaratan dasar seperti kepemilikan laptop atau smart phone juga tidak bisa dipenuhi oleh banyak mahasiswa dan dosen," imbuhnya lagi.
Pada kesempatan itu, Dr Gerald juga menjelaskan bahwa agar calon mahasiswa tidak salah jurusan maupun kampus maka harus:
Dr Gerald juga menjelaskan bawah pandemi corona ini diprediksi masih belangsung lama. Maka pembelajaran daring akan terus dilakukan di semua kampus.
Menurut dia, prediksi banyak pakar kesehatan, kemungkinan karena vaksin pada umumnya membutuhkan minimal 4 tahun untuk ditemukan, bahkan virus HIV sampai hari ini sejak ditemukan pada tahun 1980, juga belum ditemukan vaksinnya,
"Banyak yang memprediksi paling cepat akhir 2021. Kemungkinan kampus-kampus akan tutup minimal sampai akhir 2020 atau sampai Maret/April 2021. Sehingga pembelajaran online akan terus berjalan," jelasnya.
Baca juga: Ketua Majelis Rektor: Ini Kriteria Mahasiswa yang Dicari PTN
Untuk itulah di masa pandemi corona ini, calon mahasiswa juga harus siap mengikuti pembelajaran daring. Ini juga bagian dari tuntutan mengikuti perkembangan zaman seperti Revolusi Industri 4.0 seperti sekarang ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.