Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Era New Normal, Pakar UB: Kesadaran dan Disiplin Kunci Tetap Sehat

Kompas.com - 28/05/2020, 12:54 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Kehidupan di era "New Normal" mengharuskan manusia untuk melakukan gaya hidup baru di tengah pandemi Covid-19 agar tetap sehat dan bertahan hidup.

Pakar komunikasi dan Management Krisis Universitas Brawijaya (UB) Maulina Pia Wulandari mengatakan, kesadaran dan disiplin menjadi dua hal penting di era normal baru.

New normal life, menurut Pia, adalah melakukan aktivitas normal dengan menggunakan standar protokol Covid-19.

Standar protokol Covid-19 tersebut seperti cuci tangan sesering mungkin, menghindari menyentuh daerah wajah, menerapkan etika batuk dan bersin, gunakan masker, dan menjaga jarak sosial atau social distancing.

Baca juga: Belajar dari Beijing: Jalani Normal Baru, Bangkit dari Pandemi Corona

Menurutnya, masyarakat harus memiliki kesadaran dan disiplin untuk menerapkan gaya hidup baru tersebut dan lebih fokus pada keselamatan dan kesehatan diri sendiri, keluarga dan orang lain.

"Sayangnya, di Indonesia masyarakatnya belum memiliki tingkat kesadaran dan disiplin yang tinggi," katanya seperti dilansir dari laman Universitas Brawijaya, Kamis (28/5/2020).

Untuk itu, Pia mengatakan perlu ada sanksi tegas untuk meningkatkan kesadaran dan disiplin masyarakat yang kini masih rendah .

Pemberian sanksi tegas, lanjutnya, akan membentuk masyarakat yang disiplin dan patuh terhadap peraturan.

Baca juga: KIP Kuliah Jalur SBMPN dan SBMPTN 2020 Dibuka, Ini Alur Pendaftaran

"Jika tidak ada sanksi tegas maka peraturan tersebut seolah seperti macan ompong. Seperti contohnya penerapan peraturan pemakaian seragam di sekolah. Semua murid patuh karena ada sanksi tegas yang mengatur," katanya.

Selain menerapkan aturan tegas, lanjut Pia, dalam menerapkan new normal life harus ada sosialisasi ke masyarakat sesuai karakteristik orang Indonesia.

"Agar konsep New Normal bisa diterima masyarakat, maka sosialisasinya harus disesuaikan dengan kondisi demografis mereka," saran Pia.

Bagi masyarakat pedesaan misanya, bentuk sosialisasi bisa dilakukan lewat media komunikasi tradisional misalnya pertunjukan wayang, dan untuk masyarakat yang tinggal di perkotaan bisa menggunakan media sosial.

Sedangkan untuk remaja, sosialisasi bisa lewat tokoh idola dan panutan mereka agar lebih mudah untuk diikuti.

Setelah itu, Pia mengatakan dalam menerapkan new normal, beberapa lokasi yang berisiko seperti sekolah, mal, tempat wisata dan panti jompo juga harus sepenuhnya dididik dan diberdayakan di bawah konsep normal baru.

"Sistem kesehatan pun harus benar-benar disiapkan apakah sudah bisa melacak setiap kasus baru," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau