Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/06/2020, 15:30 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Sejumlah kampus di Indonesia mengalami kenaikan peringkat berdasarkan hasil pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS) World University Ranking tahun 2021, Rabu (10/6/2020).

Dari peringkat tersebut, terlihat peningkatan yang signifikan dari kampus-kampus di Indonesia.

Universitas Gadjah Mada (UGM) melesat tajam dari sebelumnya peringkat 320 dalam QS WUR 2020 kini menjadi 254 dunia.

Sementara itu, ITB dari 331 ke 313, IPB dari 601 ke 531, ITS dari 801 ke 751, ITB 313, Unair 521-530, dan IPB 531-540.

Ada enam kriteria utama penilaian untuk pemeringkatan yang dilakukan oleh QS, yaitu reputasi akademik, reputasi pengguna lulusan, sitasi publikasi per dosen, rasio dosen-mahasiswa, dosen internasional, dan mahasiswa internasional.

Menanggapi hal tersebut, Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud, Nizam mengapresiasi prestasi yang ditorehkan oleh perguruan tinggi Indonesia ini. Ia mengaku sangat senang dengan hasil pemeringkatan yang baru saja dirilis.

"Alhamdulillah peringkat perguruan tinggi Indonesia naik dalam peringkat QS Top University. Apresiasi atas kerja keras dan produktivitas sivitas akademika perguruan tinggi kita di bawah kepemimpinan para rektor. Meski masa pandemi, produktivitas perguruan tinggi terus meningkat. Banyak perguruan tinggi peringkatnya meloncat," ujar Nizam dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (10/6/2020).

Ia berharap capaian perguruan tinggi bisa terus meningkat dan semakin memberi manfaat untuk masyarakat.

Nizam mengatakan, Ditjen Dikti akan terus mendorong dan memfasilitasi perguruan tinggi untuk terus meningkatkan mutu dan relevansinya.

Selain itu, Nizam juga mengingatkan bahwa peringkat bukan tujuan, melainkan merupakan dampak atau hasil dari peningkatan kinerja Pendidikan tinggi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan berkarya untuk masyarakat luas.

Baca juga: UGM Kampus Terbaik di Indonesia Versi QS WUR 2021, Ini Tanggapan Rektor UGM

Dengan peringkat yang dicapai perguruan tinggi ini, lanjut Nizam, semoga meningkatkan juga optimisme kita semua untuk terus meningkatkan diri dan membuktikan bahwa Indonesia bisa.

Publikasi internasional yang dihasilkan oleh para dosen dan peneliti Indonesia saat ini sudah melampaui semua negara ASEAN, jelas Nizam.

"Kalau tadinya kita berada di peringkat keempat, sekarang sudah teratas," tambahnya.

Hal ini, imbuh Nizam, harus terus dipertahankan dan ditingkatkan.

Hal yang sangat penting adalah karya-karya perguruan tinggi hendaknya berorientasi pada solusi untuk bangsa, seperti membangun ketahanan pangan, membangun teknologi merah putih, meningkatkan kesehatan masyarakat, menurunkan stunting, dan berbagai tantangan pembangunan lainnya.

Baca juga: Pemeringkatan Dunia QS WUR 2021, 5 Kampus Indonesia Naik Peringkat

Seperti yang sudah dibuktikan selama pandemi ini, lebih dari 1.000 karya inovasi dan invensi di bidang kesehatan dan alat-alat kesehatan dihasilkan oleh perguruan tinggi bekerja sama dengan lembaga-lembaga penelitian dan indutri.

Hal yang tidak terbayang sebelumnya, sekarang Indonesia mampu membuat sendiri ventilator ICU yang kompleks dalam waktu hanya dua bulan, robot ners yang bisa mengurangi beban ners di garda depan penanganan pasien, dan ribuan karya lainnya.

"Kita sudah membuktikan perguruan tinggi, saatnya untuk bangkit membangun kemandirian teknologi, dengan cara bersinergi dengan industri dan masyarakat. Perkawinan massal antara perguruan tinggi dengan dunia industri, dunia kerja, pemerintah, dan masyarakat," tegas Nizam.

Tak kalah penting, tutupnya, hadirnya keberpihakan pemerintah pada pengembangan teknologi merah putih, serta kepedulian dan kemauan masyarakat untuk bangga menggunakan teknologi dan produk dalam negeri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com