KOMPAS.com - Belum lama ini pemerintah meminta importir untuk menarik peredaran jamur enoki yang berasal dari Korea Selatan.
Produk tersebut diduga terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes yang menyebabkan kejadian Luar Biasa (KLB) di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.
Melansir Kompas TV, Jumat (26/6/2020), pemusnahan terhadap produk jamur enoki asal Korea Selatan sudah dilakukan pada 22 Mei hingga 19 Juni 2020 lalu.
Lebih dari 8.000 kilogram jamur enoki asal Korea Selatan dimusnahkan di Bekasi. Larangan peredaran jamur enoki pun sementara berlaku untuk semua importir tidak hanya yang berasal dari Korea Selatan.
Baca juga: Mendikbud: Perguruan Tinggi di Semua Zona Dilarang Kuliah Tatap Muka
Pakar Keamanan Pangan Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Endang S. Rahayu menyebut, bakteri Listeria monocytogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang bisa mengakibatkan infeksi usus atau listeriosis.
Dia mengatakan masa inkubasi infeksi Listeria monocytogenes berlangsung 1-7 hari. Sejumlah gejala yang biasanya muncul antara lain demam, sakit perut, dan diare.
Infeksi terjadi ketika bakteri yang ikut terkonsumsi akan tumbuh di usus dan menyerang mukosa. Masuk ke dalam pembuluh darah dan menyerang jaringan yang lain, termasuk saraf.
Infeksi bakteri ini bisa menimbulkan efek serius pada golongan rentan seperti, balita, lansia, serta ibu hamil.
“Bakteri yang terkonsumsi ibu hamil juga bisa membahayakan kandungan,” tuturnya, Sabtu (27/6/2020), seperti dilansir dari laman UGM.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pelaksanaan UTBK-SBMPTN 2020 Dibagi Jadi Dua Gelombang
Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM ini juga menjelaskan bahwa bakteri ini dikenal sebagai bakteri psikrotrofik yang dapat tumbuh pada suhu rendah.
Mampu tumbuh di antara suhu 1-44°C, dengan suhu optimum 35-37°C. Namun, pada suhu 7-10°C masih bisa tumbuh dengan cepat.
Listeria monocytogenes juga dapat bertahan pada kondisi garam yang tinggi dan pH>5. Selain itu, juga resisten terhadap pengeringan.
“Kendati begitu, akan mati jika terpapar suhu pasteurisasi yakni 80°C,” terang Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) UGM ini.
Oleh karena itu, selain memasak makan dengan suhu tepat, Trisye mengimbau masyarakat untuk mengemas bahan makanan dengan baik saat disimpan dalam lemari es.
Baca juga: Beasiswa Sawit Indonesia, Kuliah Gratis dan Magang di Perkebunan Besar
Berikut langkah pencegahan penyebaran bakteri listeria, merangkum dari laman UGM:
Pisahkan penyimpanan bahan pangan yang siap makan (seperti buah, kue dan lainnya) dengan bahan makanan yang harus diolah atau siap olah (seperti sayuran, telur, daging dan lainnya).
“Kalau sayuran, termasuk enoki diolah dengan dipanaskan, bakterinya bisa mati. Yang bahaya itu bakterinya berpindah ke buah dan beranak-pinak, sementara buah langsung dimakan tanpa dicuci dulu ini bisa menyebabkan penyakit,”urainya.
Saat menyimpan sayuran, termasuk jamur enoki, sebaiknya ditempatkan dalam wadah plastik yang terpisah.
Pastikan tidak dicampur dengan buah-buahan yang siap makan untuk menghindari kontaminasi silang.
Baca juga: 8 Kampus Terbaik Indonesia di Pemeringkatan Dunia QS WUR 2021
Bakteri listeria akan mati jika terpapar suhu pasteurisasi atau pemanasan yakni 80 derajat celsius, terang Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) UGM ini.
Listeria monocytogenes biasanya terdistribusi luas di tanah, kotoran, feses, saluran air, dan peralatan yang tidak bersih.
Sementara makanan yang sering terkontaminasi adalah berbagai jenis makanan yang disimpan di lemari es/suhu dingin.
Baca juga: Pakar UGM: Gizi Makanan Lebih Berperan Tingkatkan Imun ketimbang Suplemen
Dengan menerapkan sanitasi dan personal higiene yang baik, diharapkan bisa meminimalkan infeksi penyakit pada tubuh melalui makanan.
Membersihkan kulkas secara rutin juga bisa menjadi salah satu langkah pencegahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.