Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Ampuh Usir Tikus di Rumah ala Ahli Tikus IPB

Kompas.com - 12/08/2020, 10:51 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Tikus merupakan salah satu hewan hama yang kerap bersarang di rumah dan mengganggu kenyamanan karena meninggalkan bau kotoran hingga merusak perabotan.

Ahli tikus dari IPB University Swastiko Priyambodo mengatakan, tikus adalah salah satu hewan yang "menguasai" permukaan bumi karena jumlahnya yang sangat banyak.

Tikus (Rodentia) adalah ordo terbesar (40 persen) dari kelas mamalia dengan jumlah spesies terbanyak.

Namun demikian hanya sembilan spesies saja yang menjadi hama. Dari sembilan spesies tersebut, hanya Rattus norvegicus (tikus riul), Rattus rattus diardii (tikus rumah) dan Mus musculus (mencit rumah) yang bersifat kosmopolit (dapat hidup dan berkembang di seluruh dunia).

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Obat Herbal Penurun Asam Urat

“Tiga tikus inilah yang sering kita jumpai di rumah dan sering mengganggu aktivitas kita di rumah,” papar Swastiko dirangkum dari laman IPB, Rabu (12/8/2020).

Ragam cara mengendalikan tikus

Sebagai langkah awal pengendalian tikus, dosen IPB University dari Departemen Proteksi Tanaman itu menyarankan untuk melakukan inspeksi tanda kehadiran tikus di rumah.

Inspeksi tersebut, kata dia, dapat dilakukan mulai dari melihat feses atau kotoran, kerusakan yang ditimbulkan, sarang tikus, suara tikus, jejak kaki dan ekor tikus, tanda atau noda olesan, jalan tikus, serta urin dan ekskresi bau baik yang hidup maupun yang sudah mati.

Sementara pengendalian tikus, lanjut dia, dapat dilakukan dengan berbagai metode.

Di area rumah atau permukiman, Swastiko mengandalkan teknik sanitasi, fisik-mekanis dan kimiawi untuk mengendalikan tikus.

Baca juga: Pakar IPB: Tiga Tanaman Ini Jadi Formula Obat Herbal Antihipertensi

Kegiatan sanitasi, kata dia, dapat dilakukan dengan membersihkan berbagai macam pemicu munculnya tikus terutama sumber daya tikus.

Sumber daya tikus itu adalah makanan dan sarang yang menjadi komponen utama, karena tikus akan menghuni suatu habitat karena di habitat tersebut tersedia makanan dan sarang.

“Kalau pengendalian mekanis, yang efektif kita terapkan adalah mencegah tikus supaya tidak masuk ke dalam bangunan. Dengan cara menutup rapat celah-celah yang ada di bangunan dengan bahan yang kuat yang tidak dapat digerogoti tikus terutama bahan logam,” jelas Swastiko.

Cara lainnya adalah dengan mengusir tikus menggunakan gelombang elektromagnetik, suara ultrasonik maupun menggunakan bahan tumbuhan atau rempah-rempah.

Baca juga: Tatap Muka di Zona Hijau dan Kuning, Kemendikbud: Ini Pilihan, Bukan Kewajiban

Metode pengusiran menggunakan suara ultrasonik, kata Swastiko, dapat memanfaatkan suara jangkrik, sementara bahan rempah yang dapat digunakan untuk mengusir tikus antara lain seperti bawang putih, merica, cabai rawit, dan bintaro.

“Kalau menggunakan suara, tikus akan berusaha mencari sumber suara dan berusaha supaya suara tersebut tidak berbunyi lagi, sementara kalau menggunakan bahan rempah, tingkat efektivitasnya belum sampai 100 persen dan baru bisa mengusir tikus untuk sementara waktu saja,” terangnya.

Adapun untuk pengendalian kimiawi, penggunaan rodentisida (bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat) dinilai lebih efektif.

Untuk penggunaan perangkap, lanjut Swastiko, ini cukup efektif digunakan untuk mengendalikan tikus, mulai dari perangkap hidup (life trap) maupun perangkap mati (dead trap).

Baca juga: Ingin Kuliah S1-S2 ke Selandia Baru? Ada Beasiswa Senilai Rp 100 Juta

Saat akan digunakan ulang, perangkap dapat dicuci menggunakan sabun, air panas maupun air cucian beras untuk menghilangkan bekas feromon sehingga tidak dicurigai oleh tikus lain.

Perangkap perlu menggunakan umpan yang menarik bagi tikus seperti kelapa bakar, selai kacang maupun makanan yang tinggi protein seperti daging.

Perangkap tersebut dapat diletakkan pada tempat yang bervariasi dan tidak hanya berfokus pada satu tempat saja. Perangkap bisa diletakkan jalur tikus maupun tempat yang menarik bagi tikus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com