KOMPAS.com - Bangsa Indonesia terus melakukan inovasi agar minyak bumi dari fosil bisa dikurangi. Sebab, jika diambil terus menerus minyak bumi akan habis.
Tetapi, belum lama ini Pertamina dan ITB berhasil mengujicoba produksi Green Diesel D100 dari Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) kelapa sawit.
Sehingga ini menjadi kabar baik bagi bangsa Indonesia karena mampu menghasilkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Baca juga: Menristek: Bahan Bakar Nabati Sawit Jadi Harapan Baru Indonesia
Hal itu diungkapkan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro pada Webinar The Development of Biofuels Indonesia-Brazil: "Lesson Learned from The Development of Brazilian Bioethanol-Based Biofuel" secara virtual pada Rabu (9/9/2020) malam.
Menurut Menristek Bambang, karakteristik green diesel D100 sama sekali berbeda dengan biodiesel yang ada di pasaran saat ini yang dikenal dengan istilah B20 atau B30.
Tapi, Green Diesel D100 diproduksi dari bahan baku 100 persen RBDPO yang diolah menggunakan Katalis Merah Putih hasil pengembangan ITB dan Pertamina.
Hasilnya, biohidrocarbon beroktan sangat tinggi dengan karakteristik fisika dan kimia sama persis dengan solar yang diproduksi dari bahan bakar fosil.
"Indonesia perlu berubah terhadap ketergantungan akan bahan bakar fosil menjadi pada bahan bakar terbarukan," ujar Bambang.
Tentunya, penggunaan bahan bakar green diesel D100 pada kendaraan:
1. Tidak akan menurunkan kinerja mesin.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.