Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filosofi Ki Hajar Dewantara Dipengaruhi 3 Tokoh Dunia

Kompas.com - 19/09/2020, 09:14 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Siapa tak kenal Ki Hajar Dewantara. Pasti semuanya kenal tokoh pendidikan yang juga bapak pendidikan nasional Indonesia.

Ternyata, Ki Hajar Dewantara merupakan sosok kaliber dunia. Hal itu karena ada beberapa tokoh pendidikan dunia yang pernah berkunjung ke Taman Siswa Yogyakarta.

Dari tokoh-tokoh dunia itu mempengaruhi filosofi Ki Hajar Dewantara. Mereka adalah:

  1. Friedrich Frobel
  2. Maria Montessori
  3. Rabindranath Tagore

"Kita lihat dari sejarahnya Ki Hajar ini dipengaruhi ketika belajar ilmu pendidikan di Belanda oleh dua tokoh besar," ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Iwan Syahril seperti dikutip dari laman Ditjen GTK Kemendikbud, Selasa (15/9/2020).

Baca juga: Siswa, Simak Perjalanan Kurikulum di Indonesia

Menurut Iwan, Friedrich Frobel yaitu pendiri taman kanak-kanak, pedagogik dari Jerman. Sedangkan Maria Montessori yaitu ahli pendidikan dari Italia.

Kemudian di tulisan-tulisan Ki Hajar setelah pulang dari Belanda itu terpengaruh pemikiran-pemikiran Rabindranath Tagore.

Tagore ini adalah peraih nobel sastra di luar Eropa yang pertama. "Jadi luar biasa cerdasnya dan tokoh dunia sekali. Dia dari India. Dan ini mewarnai cara Ki Hajar melihat pendidikan," tambah Iwan Syahril.

Dua tokoh pernah ke Taman Siswa Yogya

Dijelaskan, rekognisi tokoh-tokoh yang mengilhami Ki Hajar ternyata timbal balik, mutual, tidak hanya Ki Hajar yang respek kepada mereka, pada Montessori atau Tagore, tapi Montessori dan Tagore juga respek dengan Ki Hajar.

Rekognisi ini tampak dari kunjungan langsung Tagore dan Montessori ke Taman Siswa Yogyakarta.

Tagore mengunjungi Taman Siswa atau pergi secara fisik ke Taman Siswa Yogyakarta pada tahun 1927. Untuk melakukan perjalanan keliling dunia pada saat itu bukanlah hal yang mudah, itu hal yang luar biasa sulitnya dan luar biasa lamanya.

Namun lebih hebatnya ketika Tagore balik ke India, kemudian membuat ruangan khusus kesenian yang terilhami dari apa yang dia lihat di Taman Siswa di Yogyakarta.

"Tokoh sebesar Tagore terilhami oleh Ki Hajar sampai berbuat dan melakukan sebuah ruangan khusus di sekolahnya di India, menurut saya itu sudah luar biasa reputasi dan pengakuan terhadap bapak pendidikan kita," terang Iwan Syahril.

Sedangkan Montessori dikenal dengan sejumlah filosofinya yang diterapkan hingga sekarang, di antaranya student center.

Montessori dengan metodenya sangat mengilhami banyak orang. Yang diinginkan oleh Montessori adalah filosofi pendidikan yang merdeka.

Di student center, anak betul-betul diobservasi sehingga benar-benar dilihat, apa intervensi yang perlu dilakukan dari hasil observasi tersebut.

Guru harus dalami filosofi pendidikan

Sementara Montessori juga pernah mengunjungi Taman Siswa Yogyakarta di tahun 1940. Tokoh pendidikan asal Italia ini juga melakukan sebuah perjalanan keliling dunia.

"Tokoh sebesar Montessori mengunjungi Taman Siswa, menurut saya luar biasa," tambahnya.

Untuk itulah Dirjen GTK Kemendikbud berharap agar rekan-rekan guru mendalami filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara yang memiliki reputasi internasional.

Dalam artian, bapak pendidikan Indonesia merupakan salah seorang tokoh kelas dunia yang reputasinya jauh melebihi dari sekadar nasional.

Baca juga: Guru, Ini Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Darurat dari Kemendikbud

"Rekognisi ini merupakan hal yang luar biasa penting, bagi saya pribadi mengilhami untuk mendalami filosofi Ki Hajar Dewantara," tandas Iwan Syahril.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com