KOMPAS.com - Di zaman purba, kapal sudah ada. Tetapi bentuknya masih sangat sederhana yakni berupa rakit dari batang kayu.
Hingga seiring perkembangan zaman, muncul kapal bermesin yang canggih. Kapal laut dilengkapi mesin bertenaga tinggi sehingga dapat melaju dengan cepat.
Bahkan desainnya dibuat begitu mewah, megah, dan dilengkapi fasilitas-fasilitas yang memanjakan bagi penumpangnya.
Namun tahukah kamu bagaimana kapal laut dapat berkembang dari sebuah rakit di zaman purba menjadi sarana transportasi modern seperti sekarang ini?
Sampai saat ini, teknologi perkapalan terus berkembang, baik yang ditujukan untuk kepentingan komersil, militer, maupun politik dan sains.
Baca juga: Pelajaran Sejarah Tetap Ada di Kurikulum, Ini Pertimbangan Kemendibud
Jadi, bagi siswa yang saat ini mengikuti pembelajaran jarak jauh, ada baiknya menambah pengetahuan dengan membaca sejarah teknologi dunia perkapalan.
Melansir akun Instagram Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbud, Senin (16/11/2020), berikut sejarah kapal atau perkembangan teknologi perkapalan.
1. Zaman nenek moyang
Kano merupakan nenek moyangnya kapal laut. Kapal laut generasi pertama ini sangat sederhana. Dulu manusia purba biasa menggunakan kano atau rakit untuk menyeberangi sungai atau danau.
Kano ini biasanya terbuat dari batang kayu. Sehingga ini menjadi alat transportasi di air.
2. Tahun 1751
Pada tahun 1751, terciptalah kapal uang pertama di dunia yang dibuat oleh Claude de Juffroy.
3. Tahun 1774
Pada tahun 1774, Claude dan rekan-rekannya mendemonstrasikan kapal buatannya yakni Palmipede yang mengarungi sungai Doubs di hadapan Napoleon Bonaparte. Demonstrasi Palmipede berjalan sukses.
4. Tahun 1892
Rudolf Diesel mendapat hak paten atas ciptaannya, mesin diesel. Beberapa tahun kemudian, mesin diesel mulai merambat ke dunia perkapalan.
Baca juga: Nadiem Tegaskan Mapel Sejarah Tidak Dihapus dari Kurikulum Nasional
5. Tahun 1620
Namun pada tahun 1620, Cornelis Drebbel berhasil membuat kapal yang mampu menyelam. Untuk daya selamnya ialah sedalam 360-450 cm dengan didayung oleh 12 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.