Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UNY Mampu Suburkan Tanaman Cabai dengan Cara Ini

Kompas.com - 26/11/2020, 12:02 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Mahasiswa Prodi Pendidikan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menemukan cara agar tanaman semakin subur.

Hal ini karena sekelompok mahasiswa tersebut melihat Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas lahan pertanian.

Tak heran jika banyak masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian dengan bercocok tanam. Untuk tanamannya ialah cabai merah (Capsicum annum L.).

Cabai adalah salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini karena memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap.

Baca juga: Webinar UNY: Enzim Dapat Diaplikasikan di Berbagai Bidang

Juga memiliki nilai ekonomis tinggi yang banyak digunakan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan industri makanan.

Dengan limbah pertanian

Untuk itulah mahasiswa UNY coba menemukan cara menyuburkan tanaman cabai merah dengan limbah pertanian dan agroindustri yang ada di sekitar kita.

Mahasiswa UNY itu ialah Fitri Nur Aini, Afni Nirwana dan Talcha Ainun Rima Nurfajri yang memanfaatkan air kelapa dan ekstrak buah tomat.

Melansir laman UNY, Rabu (25/11/2020), Fitri Nur Aini menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemakaian air kelapa dan ekstrak buah tomat terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah.

Tujuan lain juga untuk mengetahui perbedaan dan keefektifan antara penggunaan air biasa dengan pemakaian air kelapa dan ekstrak buah tomat terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah.

"Di sisi lain banyak limbah pertanian dan agroindustri yang kurang dimanfaatkan oleh masyarakat, namun masih memiliki kandungan gizi tinggi yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman," ujar Fitri.

Sementara Afni mengatakan, limbah air kelapa mengandung senyawa organik diantaranya auksin dan sitokinin yang berfungsi dalam perpanjangan sel. Kedua hormon ini penting dalam pertumbuhan dan jumlah daun pada tanaman.

Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 gram sampai 2,6 persen, protein 0,07 hingga 0,55 persen.

Mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotina, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, thiamin, mengandung hormon auksin dan sitokinin.

Sedangkan ekstrak tomat mengandung berbagai mineral seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), fosfor (P), kalium (K), natrium (Na) dan sulfur (S) yang memiliki banyak manfaat untuk pertumbuhan tanaman seperti metabolisme tanaman, respirasi dan pertumbuhan sel, serta pembentukan enzim.

Kesimpulan penelitian

Dari hasil analisis mahasiswa tersebut menunjukkan bahwa pemberian variasi penyiraman berpengaruh terhadap tinggi tanaman cabai.

Perlakuan penyiraman tanaman cabai menggunakan ekstrak tomat masak menghasilkan tinggi tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan penyiraman menggunakan air kelapa saja, air biasa ataupun paduan antara air kelapa dan ekstrak tomat.

Hal ini diduga karena komposisi kimiawi seperti vitamin dan karbohidrat, dimana buah tomat yang sudah masak memiliki kandungan yang lebih banyak dibandingkan dengan buah tomat yang masih muda.

Baca juga: Webinar UNY: Cara Manfaatkan Peluang Usaha Boga, Busana, dan Rias

Sedangkan komposisi kimiawi yang lebih baik tersebut diduga mengandung zat pengatur tumbuh seperti auksin yang berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel pada daerah titik tumbuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Link Live Streaming Webinar Sosialisasi Pembukaan Pendaftaran KIP Kuliah Tahun 2025, Catat!

Link Live Streaming Webinar Sosialisasi Pembukaan Pendaftaran KIP Kuliah Tahun 2025, Catat!

Edu
H-1 Pendaftaran SNBP 2025, Ini Panduan Mulai Login hingga Finalisasi

H-1 Pendaftaran SNBP 2025, Ini Panduan Mulai Login hingga Finalisasi

Edu
Rasakan Ketidakadilan soal Tukin, Dosen ASN Kemendikti Saintek: Kami Merasa Dianaktirikan

Rasakan Ketidakadilan soal Tukin, Dosen ASN Kemendikti Saintek: Kami Merasa Dianaktirikan

Edu
13 Jurusan IPB Sepi Peminat, Acuan Daftar SNBP 2025 pada 4 Februari

13 Jurusan IPB Sepi Peminat, Acuan Daftar SNBP 2025 pada 4 Februari

Edu
Pendaftaran KIP Kuliah 2025 Segera Buka, Cek Besaran Bantuannya

Pendaftaran KIP Kuliah 2025 Segera Buka, Cek Besaran Bantuannya

Edu
Mendikti: Banyak Peraturan Menteri Tak Sesuai Prinsip Otonomi Perguruan Tinggi

Mendikti: Banyak Peraturan Menteri Tak Sesuai Prinsip Otonomi Perguruan Tinggi

Edu
Pendaftaran KIP Kuliah 2025, Bantuan hingga Rp 12 Juta Per Semester

Pendaftaran KIP Kuliah 2025, Bantuan hingga Rp 12 Juta Per Semester

Edu
Polemik Tukin Dosen ASN, Koordinator Adaksi: Salah Nadiem atau Menteri Sekarang?

Polemik Tukin Dosen ASN, Koordinator Adaksi: Salah Nadiem atau Menteri Sekarang?

Edu
Biaya Kuliah Mahal, Mendikti: Kalau Murah Bagaimana Dosen Bisa Mendidik?

Biaya Kuliah Mahal, Mendikti: Kalau Murah Bagaimana Dosen Bisa Mendidik?

Edu
Tidak Hadir di Demo Dosen Tuntut Tukin, Mendikti Satryo Hadiri Dies Natalis UI

Tidak Hadir di Demo Dosen Tuntut Tukin, Mendikti Satryo Hadiri Dies Natalis UI

Edu
Dosen ASN Ancam Mogok Mengajar jika Tuntutan Tukin Tak Dipenuhi

Dosen ASN Ancam Mogok Mengajar jika Tuntutan Tukin Tak Dipenuhi

Edu
Anggaran Tukin 2025 Rp 2,5 Triliun Hanya Cukup untuk Sepertiga Dosen ASN

Anggaran Tukin 2025 Rp 2,5 Triliun Hanya Cukup untuk Sepertiga Dosen ASN

Edu
Sekolah Minta Perpanjangan Pengisian PDSS SNBP 2025, Ketua SNPMB: Tidak Bisa

Sekolah Minta Perpanjangan Pengisian PDSS SNBP 2025, Ketua SNPMB: Tidak Bisa

Edu
Ramai Video Perbedaan Siswa Indonesia dan China, Pakar: Benahi Kualitas Guru

Ramai Video Perbedaan Siswa Indonesia dan China, Pakar: Benahi Kualitas Guru

Edu
Mendikdasmen: AI dan Coding Jadi Mata Pelajaran Pilihan Mulai Semester Depan

Mendikdasmen: AI dan Coding Jadi Mata Pelajaran Pilihan Mulai Semester Depan

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau