KOMPAS.com - Mahasiswa Prodi Pendidikan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menemukan cara agar tanaman semakin subur.
Hal ini karena sekelompok mahasiswa tersebut melihat Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas lahan pertanian.
Tak heran jika banyak masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian dengan bercocok tanam. Untuk tanamannya ialah cabai merah (Capsicum annum L.).
Cabai adalah salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini karena memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap.
Baca juga: Webinar UNY: Enzim Dapat Diaplikasikan di Berbagai Bidang
Juga memiliki nilai ekonomis tinggi yang banyak digunakan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan industri makanan.
Untuk itulah mahasiswa UNY coba menemukan cara menyuburkan tanaman cabai merah dengan limbah pertanian dan agroindustri yang ada di sekitar kita.
Mahasiswa UNY itu ialah Fitri Nur Aini, Afni Nirwana dan Talcha Ainun Rima Nurfajri yang memanfaatkan air kelapa dan ekstrak buah tomat.
Melansir laman UNY, Rabu (25/11/2020), Fitri Nur Aini menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemakaian air kelapa dan ekstrak buah tomat terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah.
Tujuan lain juga untuk mengetahui perbedaan dan keefektifan antara penggunaan air biasa dengan pemakaian air kelapa dan ekstrak buah tomat terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah.
"Di sisi lain banyak limbah pertanian dan agroindustri yang kurang dimanfaatkan oleh masyarakat, namun masih memiliki kandungan gizi tinggi yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman," ujar Fitri.
Sementara Afni mengatakan, limbah air kelapa mengandung senyawa organik diantaranya auksin dan sitokinin yang berfungsi dalam perpanjangan sel. Kedua hormon ini penting dalam pertumbuhan dan jumlah daun pada tanaman.
Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 gram sampai 2,6 persen, protein 0,07 hingga 0,55 persen.
Mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotina, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, thiamin, mengandung hormon auksin dan sitokinin.
Sedangkan ekstrak tomat mengandung berbagai mineral seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), fosfor (P), kalium (K), natrium (Na) dan sulfur (S) yang memiliki banyak manfaat untuk pertumbuhan tanaman seperti metabolisme tanaman, respirasi dan pertumbuhan sel, serta pembentukan enzim.
Dari hasil analisis mahasiswa tersebut menunjukkan bahwa pemberian variasi penyiraman berpengaruh terhadap tinggi tanaman cabai.
Perlakuan penyiraman tanaman cabai menggunakan ekstrak tomat masak menghasilkan tinggi tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan penyiraman menggunakan air kelapa saja, air biasa ataupun paduan antara air kelapa dan ekstrak tomat.
Hal ini diduga karena komposisi kimiawi seperti vitamin dan karbohidrat, dimana buah tomat yang sudah masak memiliki kandungan yang lebih banyak dibandingkan dengan buah tomat yang masih muda.
Baca juga: Webinar UNY: Cara Manfaatkan Peluang Usaha Boga, Busana, dan Rias
Sedangkan komposisi kimiawi yang lebih baik tersebut diduga mengandung zat pengatur tumbuh seperti auksin yang berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel pada daerah titik tumbuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.