KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyatakan, anak-anak Indonesia harus dibiasakan baca buku mulai dari nol sampai lima tahun. Adapun prosesnya bisa dilakukan dengan banyak cara, tapi harus dengan cara yang seru dan menyenangkan.
"Bisa dilakukan setiap hari, setiap malam. Dengan begitu tidak mungkin anak tidak akan cinta buku, mereka akan suka baca buku," ungkap Nadiem lewat akun resmi instagramnya, Rabu (2/12/2020).
Baca juga: Orangtua Jadi Contoh Anak agar Gemar Baca Buku
Nadiem menyatakan, proses membaca buku sejak dini oleh anak, harus dibimbing oleh orangtua di rumah. Paling tidak, orangtua bisa membacakan buku kepada anaknya sejak dia lahir, seperti buku dongeng, cerita, dan sebagainya.
Bila anak sudah tumbuh besar, kata Nadiem, maka bisa diberi buku yang diinginkan. Jangan sampai memberikan buku yang diinginkan oleh orangtua.
"Secara otomatis buku itu akan mengajari mereka, terkait literasi dan kemampuan membaca buku mereka akan mengalami peningkatan," tutur Nadiem.
Langkah ini, tentu akan memperbaiki indeks aktivitas literasi membaca di Indonesia yang masih berada di posisi rendah.
Untuk itu, dia mengaku, peran orangtua dan orang dewasa atas minat baca anak sangat penting dilakukan.
"Kalau literasi adik-adik (anak-anak) Indonesia rendah, tentu ada sisi yang salah dari orang dewasanya. Karena, orang dewasa selalu memberikan buku orang dewasa kepada adik-adik agar dibaca," tegas Nadiem.
Nadiem mencontohkan, perpustakaan di sekolah seharusnya diisi dengan buku yang asyik dibaca oleh anak-anak. Jangan sampai isinya kebanyakan buku-buku paket pelajaran.
Bila sudah banyak buku yang diinginkan anak-anak di perpustakaan, dia memastikan, maka anak-anak sekolah akan sering ke perpustakaan. Pastinya, anak-anak akan gemar membaca buku.
"Entah itu komik atau bentuk literasi yang membuat anak tertarik harus ada di perpustakaan, biar mereka cinta baca buku," pungkas Nadiem.
Perlu diketahui, terkait tingkat literasi di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah membuat penelitian untuk menentukan Indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) pada 2019.
Baca juga: 9 Bulan PJJ , Mendikbud Nadiem: Siswa Bisa Putus Sekolah
Berdasarkan riset tersebut, Kemendikbud menemukan rata-rata indeks Alibaca di Indonesia tergolong rendah dengan angka 37,32 persen. Dari 16 indikator untuk menghitung hasil riset ini, masyarakat yang memiliki budaya untuk memanfaatkan taman bacaan masih tergolong sangat rendah yakni 1,03.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.