Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulusan Siap Kerja, Kemendikbud: SMK Jangan Dipandang Sebelah Mata

Kompas.com - 03/12/2020, 14:06 WIB
Dian Ihsan,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masa lampau, banyak orang yang berpikir mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pilihan terakhir. Bahkan, SMK sempat di pandang sebelah mata bagi orang banyak.

Saat ini, sekolah di SMK sudah sangat baik, tidak sama seperti dulu. Karena, sekolah SMK sudah banyak mengalami perbaikan, dari hulu ke hilir.

Baca juga: 7 Jurusan Kuliah Ini Cocok untuk Lulusan SMK

"Untuk itu, SMK bukan pilihan yang dipandang sebelah mata lagi, dan bukan pilihan terakhir lagi bagi banyak orang," kata Direktur Mitras DUDI Kemendikbud, Ahmad Saufi dalam acara Kompas Talks dengan tema "Pendidikan Vokasi Hadi Industri Masa Depan" secara online, Rabu (2/12/2020).

Dia menjelaskan, perbaikan itu tampak terlihat dari banyaknya industri atau dunia kerja yang mau bekerjasama dengan SMK. Dengan begitu, kemampuan siswa SMK semakin bertambah, dengan menyerap ilmu yang telah diserap dari dunia kerja dan industri.

"Siswa SMK bisa magang di dunia industri dan kerja. Ilmu yang mereka serap sangat banyak dari dunia kerja dan industri," tutur dia.

Bila perusahaan atau dunia industri membutuhkan karyawan, lanjut dia, biasanya didapat dari siswa SMK. Karena, lulusan SMK memang dipersiapkan untuk terjun langsung di dunia kerja.

Baca juga: Dapat Izin Nadiem, Monash University Buka Kampus di Indonesia

"Biasanya siswa terpilih di SMK langsung bisa dapat kerja, biasanya bekerja di tempat magang sebelumnya. Tapi, kebanyakan memang banyak terserap siswa SMK," tegas dia.

Maka dari itu, dia menekankan, pendidikan vokasi akan semakin membaik, khususnya mereka yang belajar atau menimba ilmu di SMK.

"Sudah kami berikan insentif kepada guru dan kepala sekolah SMK. Itu semata-mata membuat SMK lebih baik dan berani berkolaborasi dengan dunia kerja, usaha dan industri," sebut dia.

Kemendikbud terus dorong pendidikan vokasi

Lanjut dia mengungkapkan, Kemendikbud juga tak pernah berhenti untuk mendorong vokasi lebih maju dari periode-periode sebelumnya, dengan cara menginformasikannya ke media dan perusahaan-perusahaan yang telah ikut menerima siswa magang dari SMK.

"Jadi kita suarakan terus vokasi ini ke media dan perusahaan juga menyuarakan sekolah vokasi ini, perusahaan yang ikut mendorong yakni United Tractors (UT) dan Trakindo," ujar Saufi.

Dia menambahkan, bila pendidikan vokasi kuat, maka akan menguatkan Indonesia.

Langkah peningkatan kualitas SMK juga terlihat dari itikad baik Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi yang sedang merintis kerjasama dengan beberapa Atase Dikbud di Eropa dengan tujuan agar siswa SMK maupun pendidikan tinggi vokasi bisa belajar di Eropa.

Baca juga: 30 Kampus Terbaik Indonesia Versi “QS Asia University Rankings 2021”

"Jadi mereka harus bisa mempersiapkan diri dalam segi hard skill maupun soft skill, agar bisa belajar di Eropa," ungkap Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto.

Lulusan vokasi bisa lanjutkan studi ke luar negeri

Jadi, intinya adalah selain lulusan vokasi menjadi pakar di industri, bisa juga menjadi pemimpin industri, dan menjadi entrepreneur di Indonesia.

"Kami juga ingin mengirim lulusan vokasi untuk bisa melanjutkan studi, magang, dan bekerja di luar negeri. Bahkan, mungkin bisa mendirikan atau mengembangkan wirausaha di Indoensia dengan market luar negeri," jelas dia.

Baca juga: Dirjen Pendidikan Vokasi Ingin Siswa SMK Bisa Belajar di Eropa

Wikan mengaku, fondasi awal bekerjasama dengan beberapa etase Dikbud di Eropa adalah agar bisa mengkombinasikan D-IV di negeri ini dengan S2 terapan di negara-negara Eropa.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau