Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendala Teknis UAS Hari Pertama, Rektor UT Pastikan Tidak Akan Rugikan Mahasiswa

Kompas.com - 10/12/2020, 16:12 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com- Pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) 2020 di Universitas Terbuka (UT) sempat mengalami kendala teknis dan jaringan pada hari pertama, Sabtu (5 Desember 2020) lalu.

Menanggapi hal tersebut, melalui rilis resmi (10/12/2020) Rektor UT Prof. Ojat Darojat memastikan hal tersebut telah dapat diatasi dan tidak akan merugikan mahasiswa UT yang harus menjalani model baru layanan ujian online yaitu, Take Home Exam.

"Tim khusus yang dibentuk pihak UT segera bertindak cepat dengan melakukan berbagai pembenahan sebagai bukti keseriusan pihak UT agar ujian berjalan lancar dan tidak merugikan hak-hak mahasiswa," ungkap Prof. Ojat.

Hal ini dibuktikan, tambahnya, pelaksanaan UAS online pada hari berikutnya, Selasa, 8 Desember 2020, dapat berjalan dengan baik dan normal seperti biasanya.

Ia menyampaikan setidaknya sekitar 159.000 mahasiswa mengikuti UAS dengan skema THE yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia dan sebagian lagi tersebar di 90 negara lainnya.

"Monitoring Integrated System yang kami miliki mampu memantau dengan baik lalu lintas data, titik persebaran peserta ujian, serta mengoptimalkan pertahanan terhadap serangan cyber yang dilakukan oleh pihak luar," jelas Rektor UT.

Baca juga: Mahasiswa Jadi Agen Penggerak Ekonomi Pascapandemi Covid-19

Optimalkan ujian online

Lebih jauh Prof. Ojat mengatakan kelancaran pelaksanaan UAS online pada hari Selasa 8 Desember 2020 tersebut diharapkan dapat menepis keraguan banyak pihak tentang kesiapan UT dalam tata kelola pelaksanaan UAS online yang diikuti mahasiswa dalam jumlah masif.

"Seperti diketahui, total jumlah mahasiswa UT yang mengikuti UAS semester 2020/2021 dari tanggal 5-18 Desember 2020 sebanyak 312.236 mahasiswa dengan total peserta ujian untuk seluruh mata kuliah sebesar 1.717.614," terang Rektor UT.

Sebelumnya Prof. Ojat juga menjelaskan UAS di UT merupakan bagian dari evaluasi hasil belajar mahasiswa.

Penyelenggaraan UAS pada kondisi normal sebelum ada pandemi Covid-19 dilakukan dengan beragam modus secara tatap muka dan online dengan mempertimbangkan kondisi dan kapasitas ataupun pilihan mahasiswa sendiri.

Namun demikian, tambah Prof. Ojat, dengan adanya pandemi Covid-19, sejak awal tahun 2020, ujian akhir pun tidak mungkin dilaksanakan secara tatap muka.

Potensi kerumunan mahasiswa yang sangat besar di satu tempat dengan durasi interaksi yang lama sangat rentan terhadap resiko penularan virus Covid.

"Oleh karena itu, ujian secara online dengan berbagai moda harus kita optimalkan untuk menjaga Kesehatan dan keselamatan mahasiswa di satu sisi dan memelihara kualitas dan kewibawaan akademik di sisi lain," kata Prof. Ojat.

Pastikan tidak rugikan mahasiswa

Ia melanjutkan, "namun demikian, perlu kami sampikan bahwa penyelenggaraan ujian secara online ini masih menyisakan kendala terutama bagi mahasiswa UT yang berdomisili di daerah-daerah terpencil dimana access point dan kualitas koneksi internet di tempat mereka masih belum memadai."

Sebagian mahasiswa, terang Prof. Ojat, harus pergi mencari tempat di mana kualitas koneksi internetnya lebih baik. Dalam kaitan ini pihak Kementerian telah meluncurkan program pendirian mini base transceiver station (BTS) di daerah-daerah terpencil.

Baca juga: Tim Mahasiswa Ini Ciptakan Mobil Hemat Energi di Masa Depan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com