Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Erwin Hutapea
ASISTEN EDITOR

Penyelaras Bahasa dan penulis di Kompas.com, pemerhati kebahasaan, dan pengelola media sosial Bicara Bahasa

Peluluhan Kata Dasar Berawalan KPST

Kompas.com - 08/01/2021, 14:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Banyak orang masih merasa bingung dalam memahami kaidah bahasa Indonesia dan kurang tepat saat mempraktikkannya, baik mengenai kosakata maupun tata bahasa.

Hal itu bisa ditemukan antara lain di media elektronik ataupun cetak, buku, film, dan berbagai fasilitas umum.

Salah satunya tentang penggunaan kata berimbuhan, khususnya menyangkut peluluhan fonem (huruf) pada kata dasar berawalan huruf k, p, s, dan t yang memperoleh imbuhan me- dan pe-.

Peluluhan itu merupakan bagian dari morfofonemik, yaitu perubahan fonem yang terjadi sebagai akibat pertemuan antara morfem (kata atau suku kata) yang satu dan morfem lain. Tujuannya untuk mempermudah pelafalan.

Baca juga: Peminat Bahasa Indonesia di Australia Turun, Ini Solusi yang Diusulkan...

Contohnya, mana yang benar dari kata berawalan me- pada pilihan berikut ini: mengoordinasikan atau mengkoordinasikan, mempopulerkan atau memopulerkan, menyukseskan atau mensukseskan, dan meneror atau menteror?

Contoh lain, mana pula yang benar: mengkritik atau mengritik, memplester atau memlester, memprotes atau memrotes, menstabilkan atau menyetabilkan, dan mentransfer atau menransfer?

Kemudian, menyangkut peluluhan kata dasar yang berawalan pe-, apakah yang benar pengkoleksi atau pengoleksi, penambak atau petambak, pengrajin atau perajin, dan pesilat atau penyilat?

Untuk menjawab sejumlah pertanyaan itu, perlu diketahui dasarnya terlebih dahulu. Menurut Penyuluh Kebahasaan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Wisnu Sasangka, peluluhan fonem pada kata dasar berawalan huruf k, p, s, dan t terjadi karena adanya kemufakatan para pakar dan penutur bahasa.

“Dasar yang utama adalah kehomorganan bunyi itu. Semacam kesepakatan para ahli bahasa,” ucap Wisnu ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (7/1/2021).

Sementara itu, Ivan Lanin selaku aktivis bahasa Indonesia sekaligus Direktur Utama Narabahasa menuturkan, morfofonemik atau perubahan yang berbentuk peluluhan itu tercipta agar suatu kata lebih mudah dilafalkan dan lama-kelamaan menjadi kebiasaan.

Baca juga: Cerita Kurt Hugo Schneider Latihan Bahasa Indonesia Pakai Lagu Andmesh

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com