Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/01/2021, 12:58 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Masa pandemi ini mendorong anak atau siswa sekolah untuk aktif berkegiatan di rumah. Tentu selain mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Jika kamu suka dengan menulis cerita pendek (cerpen), maka kamu harus terus meningkatkan kemampuan menulismu. Siapa tahu nanti kamu bisa menjadi cerpenis.

Tapi, bagaimana cara menulis cerpen yang baik dan benar? Tentu kamu harus paham cara-caranya. Hal ini juga bisa dilakukan orang tua untuk mengajari anak menulis cerpen.

Melansir laman Guru Berbagi Kemendikbud, Rabu (13/1/2021), ini cara menulis cerpen yang baik dan benar:

1. Ada motivasi menulis

Hal yang utama ialah bukanlah hal teknis, melainkan motivasi. Tanyakan pada diri Anda, mengapa menulis cerpen? Untuk apa?

Baca juga: Orangtua Jangan Emosi, Begini Manfaat Dampingi Anak BDR

Jawaban atas pertanyaan ini bisa beragam. Tidak ada yang buruk. Termasuk motivasi untuk mendapatkan penghargaan atau agar terkenal.

Siapa yang tidak bangga saat melihat cerpennya dimuat majalah nasional? Tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri.

Namun, tentu ada motivasi-motivasi lain. Mungkin motivasinya adalah ingin berbagi pengalaman hidup yang inspiratif.

Mungkin untuk mengkritik adat yang tak cocok lagi diterapkan di zaman sekarang. Mungkin juga untuk mencurahkan isi hati agar tak senyum-senyum sendiri.

Motivasi ini penting karena saat kita mengalami kesulitan dalam menulis nanti, kita bisa mengingat kembali tujuan kita menulis cerpen.

2. Pilih tema sesuai kemampuan

Tema yang sesuai bisa kita tentukan dengan mempertimbangkan beberapa hal:

  • Saya menguasai tema tersebut.
  • Saya tidak terlalu menguasai tema itu, tapi mau berusaha mendalaminya dengan bertanya dan mencari informasi.
  • Tema ini adalah renjana saya.
  • Tema ini sangat penting saya olah agar pembaca dapat memetik hikmah.

Penulis pemula hendaknya memilih tema yang mudah dahulu. Misalnya tema yang sesuai dengan pengalaman hidup diri dan orang terdekat.

Bisa juga tema yang diangkat dari keseharian yang sudah dikuasai. Intinya, jangan memilih tema yang terlalu sulit bagi diri sendiri. Dijamin cerpen tak akan selesai atau selesai tapi hancur berantakan.

3. Tentukan nama, sifat dan peran tokoh

Cerpen hendaknya berfokus pada satu sampai tiga tokoh saja. Jika terlalu banyak tokoh, bukan hanya pembaca yang akan bingung.

Tetapi penulis cerpen juga akan bingung sendir. Nama tokoh sebaiknya ditentukan dahulu agar lebih mudah merancang tahap berikutnya nanti.

Baca juga: 5 Cara Melatih Anak Generasi Abad 21 Berpikir Kritis

Sifat dan peran tokoh misalnya:

  • siapa yang jadi tokoh utama dan tokoh figuran
  • siapa yang jahat
  • siapa yang baik
  • siapa yang punya masalah
  • siapa yang membantu memecahkan masalah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Persiapan Wajib Belajar 13 Tahun, Mendikdasmen Kunjungi TK di Palembang

Persiapan Wajib Belajar 13 Tahun, Mendikdasmen Kunjungi TK di Palembang

Edu
3 Alumni Undip yang Jadi Menteri-Wamen Presiden Prabowo, Cek Pilihan Jurusannya

3 Alumni Undip yang Jadi Menteri-Wamen Presiden Prabowo, Cek Pilihan Jurusannya

Edu
Sosok Ifiana Anak TKI Penghafal Al-Qur'an yang Meninggal Jelang Wisuda di Unesa

Sosok Ifiana Anak TKI Penghafal Al-Qur'an yang Meninggal Jelang Wisuda di Unesa

Edu
IT Telkom Purwokerto Bertransformasi Jadi Telkom University Purwokerto

IT Telkom Purwokerto Bertransformasi Jadi Telkom University Purwokerto

Edu
Tak Bisa 'Download' Sertifikat SKD CPNS 2024? Ini Alasannya

Tak Bisa "Download" Sertifikat SKD CPNS 2024? Ini Alasannya

Edu
Kisah Adik Wakili Wisuda Kakak yang Meninggal, Jadi Penghafal Al Quran Semasa Hidup

Kisah Adik Wakili Wisuda Kakak yang Meninggal, Jadi Penghafal Al Quran Semasa Hidup

Edu
Rakernas Pelita 2024: Optimalisasi Pendidikan Vokasi untuk Indonesia Emas 2025

Rakernas Pelita 2024: Optimalisasi Pendidikan Vokasi untuk Indonesia Emas 2025

Edu
Luncurkan Buku Karya Siswa, SD Ekayana Ehipassiko BSD Perkuat Pendidikan Karakter lewat Literasi

Luncurkan Buku Karya Siswa, SD Ekayana Ehipassiko BSD Perkuat Pendidikan Karakter lewat Literasi

Edu
Apa Itu PKWT dan PKWTT? 'Fresh Graduate' Cek Penjelasannya

Apa Itu PKWT dan PKWTT? "Fresh Graduate" Cek Penjelasannya

Edu
HUT Ke-21, Sekolah Cendekia Harapan Bali Raih Penghargaan Bidang Pengelolaan SDM

HUT Ke-21, Sekolah Cendekia Harapan Bali Raih Penghargaan Bidang Pengelolaan SDM

Edu
Tentang UN, Mendikdasmen Akan Minta Pendapat Pemimpin Redaksi Media Massa

Tentang UN, Mendikdasmen Akan Minta Pendapat Pemimpin Redaksi Media Massa

Edu
Mulai Hari Ini, Sanggah Administrasi PPPK 2024 Klik sscasn.bkn.go.id

Mulai Hari Ini, Sanggah Administrasi PPPK 2024 Klik sscasn.bkn.go.id

Edu
Satu Dekade LCCM, Menteri Kebudayaan: Museum Jadi Pusat Edukasi dan Inspirasi Generasi Muda

Satu Dekade LCCM, Menteri Kebudayaan: Museum Jadi Pusat Edukasi dan Inspirasi Generasi Muda

Edu
Mendikdasmen: Peran Guru Honorer Masih Sangat Diperlukan

Mendikdasmen: Peran Guru Honorer Masih Sangat Diperlukan

Edu
Jusuf Kalla Library Jadi Pusat Pendidikan Menarik bagi Gen Z dan Alpha

Jusuf Kalla Library Jadi Pusat Pendidikan Menarik bagi Gen Z dan Alpha

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau