KOMPAS.com - Masa pandemi ini mendorong anak atau siswa sekolah untuk aktif berkegiatan di rumah. Tentu selain mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Jika kamu suka dengan menulis cerita pendek (cerpen), maka kamu harus terus meningkatkan kemampuan menulismu. Siapa tahu nanti kamu bisa menjadi cerpenis.
Tapi, bagaimana cara menulis cerpen yang baik dan benar? Tentu kamu harus paham cara-caranya. Hal ini juga bisa dilakukan orang tua untuk mengajari anak menulis cerpen.
Melansir laman Guru Berbagi Kemendikbud, Rabu (13/1/2021), ini cara menulis cerpen yang baik dan benar:
Hal yang utama ialah bukanlah hal teknis, melainkan motivasi. Tanyakan pada diri Anda, mengapa menulis cerpen? Untuk apa?
Baca juga: Orangtua Jangan Emosi, Begini Manfaat Dampingi Anak BDR
Jawaban atas pertanyaan ini bisa beragam. Tidak ada yang buruk. Termasuk motivasi untuk mendapatkan penghargaan atau agar terkenal.
Siapa yang tidak bangga saat melihat cerpennya dimuat majalah nasional? Tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri.
Namun, tentu ada motivasi-motivasi lain. Mungkin motivasinya adalah ingin berbagi pengalaman hidup yang inspiratif.
Mungkin untuk mengkritik adat yang tak cocok lagi diterapkan di zaman sekarang. Mungkin juga untuk mencurahkan isi hati agar tak senyum-senyum sendiri.
Motivasi ini penting karena saat kita mengalami kesulitan dalam menulis nanti, kita bisa mengingat kembali tujuan kita menulis cerpen.
Tema yang sesuai bisa kita tentukan dengan mempertimbangkan beberapa hal:
Penulis pemula hendaknya memilih tema yang mudah dahulu. Misalnya tema yang sesuai dengan pengalaman hidup diri dan orang terdekat.
Bisa juga tema yang diangkat dari keseharian yang sudah dikuasai. Intinya, jangan memilih tema yang terlalu sulit bagi diri sendiri. Dijamin cerpen tak akan selesai atau selesai tapi hancur berantakan.
Cerpen hendaknya berfokus pada satu sampai tiga tokoh saja. Jika terlalu banyak tokoh, bukan hanya pembaca yang akan bingung.
Tetapi penulis cerpen juga akan bingung sendir. Nama tokoh sebaiknya ditentukan dahulu agar lebih mudah merancang tahap berikutnya nanti.
Baca juga: 5 Cara Melatih Anak Generasi Abad 21 Berpikir Kritis
Sifat dan peran tokoh misalnya: