Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minum Vitamin Harus Sesuai Dosis, Begini Penjelasan Pakar UNS

Kompas.com - 06/02/2021, 09:02 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai mengharuskan setiap orang untuk menjaga kesehatan. Selain tetap mematuhi protokol kesehatan, berolahraga juga penting.

Selain itu, untuk memproteksi diri dari dalam, maka bisa dilakukan dengan meminum vitamin untuk meningkatkan imunitas dan stamina.

Akan tetapi, minum vitamin itu tidak bisa asal-asalan. Atau masyarakat perlu memahami aturan meminum vitamin. Jangan sampai kalap minum vitamin sembarangan dengan dosis sebanyak-banyaknya lantaran takut dengan Covid-19.

Menurut Pakar Farmasi dari pendidikan tinggi Universitas Sebelas Maret (UNS), Dr. rer. nat. Saptono Hadi, S.Si., M.Si. Apt., aturan meminum vitamin harus sesuai dengan dosis dan takaran yang pas.

Baca juga: Pakar UNS: Ini 5 Tips Aman Kelola Pengungsian Saat Pandemi

"Obat harus diminum sesuai dosis, begitu juga vitamin," ujar Saptono seperti dikutip dari laman UNS, Sabtu (6/2/2021).

"Konsumsi vitamin tidak boleh sembarangan, harus sesuai dosis. Efektivitas obat dan vitamin itu ya pada dosisnya," imbuhnya lagi.

Minum vitamin sesuai takaran

Dijelaskan Dr. Saptono Hadi yang juga sebagai Kepala Program Studi (Kaprodi) S1 Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS, bahwa setiap orang memiliki dosis masing-masing.

Meminum vitamin pun berbeda-beda takarannya. Dosis minum vitamin itu harus mempertimbangkan faktor kondisi tubuh seperti:

1. sehat atau sakit

2. faktor usia

3. faktor berat badan

Karena itulah, konsumsi vitamin juga sebaiknya sesuai saran dokter. Jadi bukan karena keinginan sendiri.

Meski begitu, seseorang boleh mengonsumsi vitamin dengan bentuk yang berbeda-beda.

Salah satu contoh ada yang meminum vitamin berbentuk sirup di pagi hari kemudian meminum vitamin berbentuk tablet di malam hari.

Untuk bentuk sediaan vitamin bisa bermacam-macam, sirup atau tablet. Namun hal yang paling penting yakni harus tetap mematuhi dosis.

Baca juga: Lulusan UNS Ini Jadi Kepala Sekolah pada Usia Muda, Simak Kisahnya

"Jangan melebihi atau mengurangi. Nanti kalau melanggar bisa ada efek samping. Kalau berlebihan juga kerja ginjal bisa lebih berat," tandas Saptono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau