Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UGM: Gizi Jadi Faktor Penting Sistem Imun, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 24/02/2021, 08:10 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu cara paling efektif menekan jumlah kasus Covid-19 ialah mematuhi protokol kesehatan. Selain itu juga masyarakat menjalankan kebijakan PSBB atau PPKM.

Tak hanya itu saja, program vaksinasi, undertesting di beberapa daerah, serta perubahan perilaku masyarakat dalam meningkatkan sistem imun juga menjadi faktor lain dalam menurunkan angka kasus Covid-19.

Tentunya, masyarakat sudah mulai peduli dengan kesehatan diri salah satunya melalui pola hidup sehat seperti diet seimbang dan aktivitas fisik yang cukup.

Pakar nutrisi dan gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Toto Sudargo, SKM., M.Kes., menjelaskan, meski terjadi penurunan tetapi hingga kini belum bisa dijelaskan penyebab angka penularan kasus Covid-19 tersebut mengalami penurunan.

Baca juga: 4 Prinsip Gizi Seimbang bagi Anak Usia Dini

Kendati demikian, masyarakat diharapkan tidak boleh lengah dengan berita baik ini dan tetap harus menerapkan protokol kesehatan serta menjaga sistem imun salah satunya dengan melalui pemenuhan gizi yang baik.

"Hal ini dikarenakan virus Covid-19 terus bermutasi seiring penyebarannya dan meskipun vaksin telah ditemukan, keefektivitasannya terhadap varian yang baru masih belum diketahui," ujarnya seperti dikutip dari laman UGM, Rabu (24/2/2021).

Status gizi jadi faktor penting

Dikatakan, sistem imun manusia berperan dalam melindungi diri dari infeksi agen baik virus, bakteri, jamur, maupun parasit.

Karena itu, status gizi merupakan faktor penting pada sistem imun. Jika gizi seseorang berkurang maka akan mengalami penurunan fungsi imun karena kurang asupan energi dan zat gizi makro dan atau defisiensi zat gizi mikro.

Namun, pada masa infeksi akan terjadi peningkatan kebutuhan energi. Itu berarti seseorang harus meningkatkan asupan untuk aktivasi sistem imun yang optimal.

Adapun prinsip pemenuhan gizi yang baik adalah nutrisi makanan yang dikonsumsi harus dapat menenuhi kebutuhan orang tersebut.

Nutrisi itu mencakup zat gizi makro dan mikro yang dapat diperoleh dari konsumsi makanan yang cukup dan bervariasi.

Sayangnya, asupan gizi yang baik cenderung belum dilakukan oleh mayoritas masyarakat Indonesia yang dikarenakan faktor:

  • sosial ekonomi
  • ketersediaan bahan makanan yang tidak merata
  • kurangnya edukasi terkait gizi yang baik

Akan tetapi, masyarakat diharapkan bisa mencukupi dengan standar gizi yang sederhana. Gizi sederhana ini adalah dengan kecukupan mengonsumsi makanan sesuai tumpeng gizi seimbang.

Tentu dengan menekankan pada diet tinggi buah dan sayur, yaitu zat-zat gizi spesifik semisal vitamin C, E, A dan lain-lain yang terkandung dalam sayur dan buah yang berperan langsung dalam berbagai kegiatan sistem imun.

Baca juga: Kemendikbud: Seperti Ini Kebutuhan Zat Gizi Anak Usia Dini

"Asupan serat yang sering kali masih kurang di masyarakat kita perlu diperhatikan karena serat adalah sumber prebiotik yang merupakan makanan untuk mikrobiota baik (probiotik) pada sistem pencernaan," terangnya.

Kondisi keseimbangan bakteri pada sistem saluran cerna dapat mengirimkan sinyal dan memengaruhi sistem imun tubuh.

Pola hidup lain yang perlu diperhatikan di antaranya adalah menerapkan pola aktivitas fisik di tengah anjuran WFH, yaitu dengan:

  • Melakukan aktivitas fisik sedang minimal 30 menit per hari.
  • Mengonsumsi suplemen zat gizi mikro seperti zinc, selenium, vitamin C, D untuk menjaga sistem imun.
  • Menerapkan praktik higiene sanitasi yang baik.

Tidak harus mahal

Mengonsumsi makanan bergizi tidak harus mahal. Karena bisa dengan makan telur dan sumber nabati seperti tahu dan tempe tempe. Sumber karbohidrat selain dari nasi dapat juga dari singkong, umbi-umbian, atau jagung.

Untuk vitamin C tidak harus dari jeruk atau lemon, tapi kandungan vitamin C yang sama dapat ditemukan di buah pepaya yang lebih terjangkau.

Kandungan Zinc pada tahu adalah sebanyak 72 persen kandungan pada daging sapi per 100 gram, dan zinc ini dapat menghambat sintesis dan replikasi virus, serta meningkatkan sistem pertahanan tubuh.

"Konsumsi ikan laut juga sangat disarankan sebagai alternatif bahan pangan terjangkau karena kandungan protein dan asam amino esensial, serta asam lemak yang dapat bersifat anti-viral melalui pencegahan replikasi virus," ungkapnya.

Sedangkan cara memasak suatu bahan makanan terutama sayur atau buah agar kandungan zat gizi terjaga ialah dengan dikukus daripada direbus.

Baca juga: Sempat Viral! Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM Manfaat Sayur Lodeh 7 Warna

Jika memasak dengan cara menumis atau berkuah, dianjurkan mengkonsumsi airnya. Saat memasak daging atau ikan masaklah sampai matang namun jangan sampai overcook untuk menghindari hilangnya atau terurainya nutrisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com