KOMPAS.com - Tobacco Atlas mengaku, Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah konsumsi rokok terbanyak di dunia.
Yakni, dari total produksi rokok sebesar 173 miliar di 2006, naik menjadi 316 miliar batang di 2018.
Dengan jumlah yang fantastis itu, maka paparan asap rokok telah mengancam 75 persen penduduk Indonesia sebagai perokok pasif.
Baca juga: Pakar Unair: Virus Nipah Bisa Berkembang di Indonesia
Menurut Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair Siti Rahayu Nadhiroh, rokok menjadi faktor risiko utama empat penyakit tidak menular paling banyak.
"Diantaranya pembuluh darah, diabetes, kanker, penyakit paru obstruktif kronis, dan penyakit jantung," ucap dia melansir laman Unair, Kamis (25/2/2021).
Lalu, kata dia, rokok juga mampu mengakibatkan gangguan proses kognitif pada otak bagian depan atau dalam bahasa medis disebut prefrontal cortex.
"Semakin lama menjalani kebiasaan rokok, maka semakin luas penurunan fungsi prefrontal cortex. Ini bersifat progresif dan dibawa hingga dewasa," jelas dia.
Wanita yang akrab disapa Nadhiroh ini juga menyebutkan, asap rokok menjadi ancaman bagi tumbuh kembang balita.
Keberadaan kadmium dalam asap rokok, bilang dia, dapat mengganggu keseimbangan kadmium-zinc dan kadmium-kalsium dalam tubuh.
Alhasil bisa mengakibatkan hambatan pembentukan tulang dan memperlambat pertumbuhan panjang badan balita.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.