KOMPAS.com – Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan, dunia animasi di Indonesia saat ini masih belum berkembang secara maksimal.
“Kurangnya sumber daya manusia (SDM), adalah kendala terbesar dari perkembangan dunia animasi di Indonesia. Terlebih, kebutuhan akan SDM di dunia animasi yang sangat banyak namun belum banyak tersedia,” katanya, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (12/4/2021).
Untuk itu, kata dia, diperlukan penguatan link and match antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia kerja bidang animasi di Indonesia.
Guna menyukseskan tujuan itu, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras Dudi) melaksanakan kemitraan strategis dengan dunia kerja melalui penyelenggaraan Forum Group Discussion (FGD), Sabtu (10/4/2021).
Baca juga: Begini Hasil Survei Minat Masyarakat Terhadap Pendidikan Vokasi
Forum tersebut dilaksanakan dalam rangka pendirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) animasi super dan pembentukan rantai nilai antara pendidikan vokasi dan dunia kerja bidang animasi di Indonesia.
Tak hanya itu, melalui FGD diharapkan pula dapat menerapkan Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC) bagi SMK di Kota Malang, Jawa Timur (Jatim).
Wikan menjelaskan, kegiatan FGD merupakan strategi dalam upaya membangun kerangka studi kelayakan pendirian SMK Animasi Super di kawasan ekonomi khusus (KEK) Singhasari, Malang.
“Kegiatan ini sekaligus untuk justifikasi peran masing-masing stakeholder terkait dalam pengembangan bidang animasi di Indonesia,” ucapnya.
Baca juga: Serial Animasi Ini Budi, Ajarkan Anak Toleransi hingga Empati Sejak Dini
Selain menghadirkan narasumber dari pemerintah daerah (pemda) terkait, kegiatan tersebut akan melibatkan peserta yang terdiri dari Kepala SMK dari jurusan animasi, dinas pendidikan dan dunia kerja bidang animasi di wilayah setempat.
Selain mendukung perkembangan animasi, Wikan mengatakan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi turut berkomitmen mendukung upaya peningkatan kualitas pembelajaran SMK.
Hal tersebut dilakukan melalui penyelarasan dan kemitraan strategis dengan dunia usaha dan dunia industri melalui implementasi CATC.
Adapun penerapan CATC diawali oleh 11 SMK pilot project pada 2018 dengan harapan dapat mengimbas kepada seluruh SMK bidang pariwisata di seluruh Indonesia.
Baca juga: Kemendikbud: SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi Makin Diminati Masyarakat
“Agar nantinya proses link and match antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia kerja dapat berjalan selaras, maka perlu pembentukan justifikasi peran masing-masing baik pihak kementerian, pemda selaku pembina SMK dan dunia kerja di seluruh Indonesia.” terangnya.
Senada dengan Wikan, Direktur Mitras Dudi Ahmad Saufi menyampaikan, dari catatan KEK melalui data Asosiasi Game Indonesia (AGI), pemain industri game nasional sangat terbatas.
Pemain industri game, kata dia, hanya ada 15 perusahaan dan 135 tim developer di Indonesia.