KOMPAS.com - Puasa Ramadhan 2021 harusnya diisi aktivitas yang seru agar tubuh tidak bermalas-malasan.
Tidak ada alasan untuk berhenti beraktivitas fisik selama puasa. Selama dilakukan dengan tepat, ada banyak ragam aktivitas yang bisa dicoba selama puasa. Salah satunya, adalah berolahraga.
Meski demikian, tak sedikit orang yang ragu berolahraga selama Puasa Ramadhan, terutama di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini. Menurut Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Bambang Purwanto, berolahraga selama puasa Ramadhan dapat meningkatkan imunitas tubuh.
Baca juga: Tips Mudah Ingat Soal UTBK dengan Konsep Belajar Ini
"Kuncinya ada di pengaturan keseimbangan energi dan aktivitas. Menjalankan puasa dan shalat tarawih sebagai aktivitas fisik saja kalau rutin dilakukan 30 hari, imunitas pasti naik," ungkap Bambang, dilansir dari laman unair.ac.id.
Alumnus Unair itu mengungkapkan, banyak manfaat yang didapat ketika berolahraga. Di antaranya, mengembalikan keseimbangan metabolisme hingga merawat kesehatan reproduksi.
Jika tepat, lanjut Bambang, olahraga juga dapat menguatkan jantung. Terutama, mengembalikan stabilitas tekanan darah.
Walau begitu, perlu persiapan yang baik sebelum melakukan aktivitas fisik selama puasa Ramadhan. Misalnya, memperhatikan jumlah asupan nutrisi dan jenis olahraga yang dilakukan.
Baca juga: Pakar Gizi UGM: 5 Cara Menjaga Daya Tahan Tubuh Saat Puasa
Asupan nutrisi
Sebelum mulai berolahraga, Bambang menegaskan agar memerhatikan keseimbangan antara jumlah asupan nutrisi dengan aktivitas fisik yang akan dijalani. Sebab, tubuh harus tetap memiliki keseimbangan antara apa yang didapat dan dikeluarkan.
"Kalau memang besok misalnya ingin berolahraga, ya malam ini mulai dari buka sampai sahur kalau bisa asupan makan ditambah," tutur Bambang
Pada dasarnya, tubuh tidak dapat dipaksa melakukan aktivitas olahraga melebihi energi yang tersedia. Jika dipaksa, imunitas tubuh terhadap virus, bakteri, jamur, dan patogen penyebab penyakit lainnya cenderung menurun.
"Kalau imunitas turun, maka risiko infeksi meningkat. Ini tidak hanya pada Covid-19, tetapi juga penyakit-penyakit lain yang sekarang naik lagi, seperti demam berdarah dan tipes," katanya.
Pilihan olahraga
Berdasarkan hasil riset, jumlah kalori yang dikonsumsi tubuh selama puasa diketahui relatif turun. Sehingga ketersediaan energi tubuh lebih rendah. Selain itu, pola konsumsi makanan selama puasa juga berubah.
Meski perubahan tersebut sebenarnya tidak terlalu berpengaruh, aktivitas fisik perlu disesuaikan dengan ketersediaan energi. Sebaiknya dioptimalkan pada aktivitas-aktivitas yang penting, seperti bekerja atau belajar.
"Untuk olahraga harus rasional. Misalnya lupa tidak sahur, maka sebaiknya tidak melakukan aktivitas olahraga yang terlampau berat," terangnya.
Bambang menyarankan untuk memilih aktivitas fisik yang sedang. Artinya mengurangi intensitas olahraga yang biasa dilakukan di luar puasa. "Ketika ingin berolahraga, lihat dulu kondisinya, mampu atau tidak. Kalau terbiasa main futsal 1 jam, selama puasa bisa dikurangi jadi 30 menit," imbuhnya.
Bambang melanjutkan, tidak semua aktivitas fisik dapat dikatakan sebagai olahraga. Ia menjelaskan, olahraga adalah kegiatan terstruktur yang memiliki ukuran, tujuan, dan standar yang jelas.
"Jadi kalau hanya cuci baju atau menyapu itu tidak bisa disebut olahraga. Karena orientasinya kan bukan pada tubuh," ujar Bambang.
Baca juga: Perhatikan Syarat Berikut Saat Tes GeNose di Bulan Puasa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.