KOMPAS.com - Ibu memiliki peran penting dalam pendidikan anak, termasuk dalam pendidikan agama. Meski begitu, ibu juga membutuhkan dukungan untuk bisa menjalankan beragam perannya dengan sepenuh hati.
Mengerti bahwa ibu adalah "sekolah" pertama bagi anak-anaknya, Hannah Indonesia hadir untuk menjadi “support group” bagi para Ibu untuk menjalankan perannya, khususnya dalam pendidikan agama.
Hannah Indonesia sendiri merupakan komunitas parenting islami berdasarkan Al Quran, sunnah serta pendidikan berbasis fitrah yang berdiri sejak Ramadan tahun 2019.
Nama Hannah diambil dari Hannah binti Faqudz, ibunda dari Maryam binti Imran, seorang perempuan suci yang dikenal sebagai ibunda dari Nabi Isa AS dan istri dari Imran, seorang shaleh yang namanya dijadikan salah satu nama surat dalam Al Quran.
Baca juga: Ponpes Kebon Jambu Al-Islamy, Cetak Ulama yang Memuliakan Perempuan
Berangkat dari semangat Hannah untuk menjadi istri yang shalihah bagi Imran dan ibu yang luar biasa bagi Maryam dengan misi pendidikan yang matang, komunitas ini mengajak keluarga Indonesia untuk berbagi ilmu dan kebaikan, termasuk mengenal dan menghadirkan Allah SWT dan Rasulullah SAW dalam keseharian lewat kampanye #JawabDenganTauhid.
Dalam rangka bulan Ramadan 2021, Hannah Indonesia kembali mengadakan Festival #JawabdenganTauhid untuk kedua kalinya. Festival ini bertujuan untuk menghadirkan Allah dan Rasulullah dalam keseharian keluarga.
Acara ini akan diselenggarakan mulai 23-25 April 2021 secara daring melalui aplikasi zoom. Festival #JawabdenganTauhid tahun ini mengangkat tema Aku dan Penciptaku, di mana melalui tema ini Hannah Indonesia ingin memberikan inspirasi, berbagi pengalaman aplikatif sekaligus memfasilitasi keluarga Indonesia dalam menyertakan Allah di setiap kegiatan.
Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak
Salah satu pendiri dan integrator Hannah Indonesia Arninta Puspitasari mengatakan Hannah Indonesia memiliki misi untuk mengajak keluarga Indonesia mengenal dan menghadirkan Allah SWT dan Rasulullah SAW dalam keseharian.
"Menjadikan tauhid sebagai gaya hidup agar selalu dekat dengan Allah dan Rasulnya, hingga seluruh anggota keluarga tumbuh optimal sesuai fitrah dan terpesona pada kebaikan,” paparnya.
Praktisi Pendidikan berbasis fitrah Ilma Dina mengatakan saat anak mulai belajar agama terutama saat masih usia dini, hal pertama yang perlu ditumbuhkan adalah kecintaannya pada Allah, sang pencipta manusia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.