KOMPAS.com - Kemampuan berbahasa anak setelah mendengar adalah kemampuan berbicara. Anak mampu menyerap apapun yang didengar di lingkungannya dan akan mengeluarkan informasi berupa kata yang dari mulut mungilnya.
Sedangkan salah satu fungsi bahasa bagi perkembangan anak usia dini adalah sebagai alat komunikasi dan menumbuhkan interaksi sosial dalam lingkungan mainnya.
Untuk memudahkan tugas perkembangan bahasa tersebut agar mudah diterima tentu lewat cara yang menyenangkan. Bisa lewat aktivitas seru antara orangtua dan anak, bermain dan aktivitas lainnya
Baca juga: 7 Kiat Bantu Anak Hargai Diri Sendiri
Oleh karena itu guru atau orang tua hendaknya mampu merancang model permainan yang melibatkan anak secara langsung agar anak mampu dalam mengungkapkan kata disamping kemampuan interaksi sosial tumbuh sesuai apa yang diharapkan.
Misalnya, saat bermain selipkan aktivitas belajar. Hal ini, tentu untuk mendorong perkembangan baik fisik motorik, kognitif, maupun bahasa dapat dilakukan sambil bermain. Bermain tebak huruf, angka, apapun bisa membantu anak belajar bercakap.
Orangtua atau guru hendaknya mengerti tahap-tahap pengenalan membaca pada anak usia dini, antara lain proses melihat tulisan di lingkungan main atau di lingkungan sekitar anak, mengerti arti simbol huruf atau arti tulisan.
Dari tahapan-tahapan tersebut, anak dapat diajak belajar untuk mengenal huruf maupun kata dengan bermain, salah satunya dengan bermain kata sebagai upaya mengembangkan bahasa.
Baca juga: Ajari Anak Terbiasa Hidup Sehat lewat Tiga Karakter Lucu
Dilansir dari laman anggunpaud, terdapat aneka permainan yang dapat diberikan pada anak usia dini dalam menumbuhkan kemampuan berbahasanya. Antara lain dengan permainan seperti dibawah ini :
1. Pertama, kenalkan anak dengan huruf vokal (a,i,u,e,o) dengan mengucapkan huruf “a”, “i”, “u”, “e” dan “o” beberapa kali. Katakan, mulut dibuka “a”, mulut meringis “i”, bibir maju ”u”. mulut melongo “o”. Dapat juga dilakukan dengan bermain “tepuk huruf vokal” atau dengan bernyanyi huruf vokal.
2. Kedua, menyanyikan huruf-huruf lepas dari A-Z. Setelah itu lakukan tanya jawab nama-nama huruf tersebut baik secara urut, dari atas ke bawah, dari belakang maupun secara acak.
3. Ketiga, bermain awalan atau akhiran misal “Coba tebak nama hewan yang berawalan ‘a’ atau yang berakhiran i” dan lain sebagainya sesuai tema saat kegiatan berlangsung.
4. Keempat, bermain acak kata, misal bu-ku, ku-da, da-si, si-ang, ang-sa dan seterusnya. Abaikan saja jawaban yang salah, guru hanya memancing suku kata akhir dan membantu anak menjawabnya.
5. Kelima, bermain bisik kata berantai dengan mengajak anak duduk melingkar kemudian guru membisikkan satu kata yang mudah dimengerti ke telinga anak misal nama binatang. Setelah anak yang pertama menerima bisikan kata dari guru, selanjutnya anak kedua, ketiga dan seterusnya membisikkan apa yang didengarnya. Dan anak yang terakhir dengan suara lantang mengucapkan kata apa yang di dengar.
6. Keenam, teka-teki huruf. Ceritakan dengan kata sederhana, misal “Aku adalah sebuah benda, bentukku bulat. Aku biasanya ada di lapangan dan selalu menjadi mainan anak-anak. Siapakah aku?” Setelah anak-anak menjawab “bola”, guru menulis garis sesuai jumlah kata “bola” tersebut dan mengajak anak-anak menebak huruf-huruf dari kata “bola”. Biarkan anak mengucapkan huruf apapun, jika jawaban huruf yang dimaksud benar, guru menulis diatas garis yang telah disediakan.
7. Ketujuh, bermain huruf atau kata yang hilang. Misal guru menulis kata “apel” dengan menghilangkan salah satu hurufnya. Atau guru memperlihatkan gambar meja makan dan di bawah gambar tertulis (…… makan), kemudian anak mengucapkan kata yang hilang.
8. Kedelapan, bermain menebak judul lagu atau meneruskan syair lagu. Kegiatan permainan diatas tidak saja bermanfaat dalam menumbuhkan kemampuan anak dalam mengenal huruf dan kata, namun dari kegiatan ini juga bermanfaat pada perkembangan aspek-aspek lainnya.
Dalam aspek kognitif, anak mampu dalam mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan sederhana. Mampu menyelesaikan atau mencari solusi atas persoalan yang dihadapi. Sedangkan aspek sosial emosional, kepercayaan diri dan kemampuan berinteraksi dengan lingkungan mainnya tumbuh sesuai dengan perkembangan dan usia anak.
Baca juga: 7 Cara Stimulasi Perkembangan Anak Disabilitas Pendengaran
Namun ada beberapa hal yang hendaknya diperhatikan orangtua dan guru dalam melakukan permainan ini adalah:
1. Lakukan dengan terus menerus dan bergantian dengan menyanyi, bermain tepuk ataupun tebak-tebakan, agar anak semakin terasah dalam kemampuan mengenal huruf, kata atau kalimat.
2. Mempertimbangkan usia dan kemampuan anak karena dalam belajar masing-masing anak mempunyai keunikan tersendiri.
3. Hargai apapun jawaban anak, dan jangan mengatakan “salah” dengan jawaban yang diberikan anak.
4. Memberi motivasi dan bimbingan untuk terus belajar dan berlatih lebih bijaksana dilakukan orang tua atau guru. Jika orangtua atau guru hanya memberikan penilaian negatif dan mengatakan salah dan salah, hal ini akan mematikan semangat belajar anak.
5. Saat bermain boleh ditambah tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan anak. Dari mengenal huruf, kata dan kalimat sederhana secara berurutan dan kontinu diberikan agar anak tidak menemui kesulitan dalam belajar.
6. Keluarga adalah tempat belajar pertama anak dalam segala aspek perkembangan. Orangtua hendaknya sabar dan telaten dalam usaha membantu berbahasa anak.
7. Mengatur atau mengkondisikan ruang dan tempat yang nyaman agar anak dapat belajar dengan baik.
Baca juga: Yuk Ajari Anak Taat Norma Sejak Dini
8. Memberikan reward merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap anak atas usaha belajarnya, dan ini akan memotivasi anak untuk terus belajar dan belajar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.