Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Webinar Unpar: Owner Kebab Turki Baba Rafi Ungkap Tips Bisnis Warabala

Kompas.com - 03/07/2021, 12:36 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini mahasiswa tak hanya didorong agar bisa diserap langsung di dunia kerja tapi juga bisa membuka lapangan pekerjaan.

Berwirausaha di kalangan mahasiswa bisa dengan membangun sebuah start up atau merintis bisnis. Salah satu lini bisnis yang bisa dipakai yakni franchise atau waralaba.

Konsep bisnis yang dinilai menjanjikan di era masa kini dihadirkan Program Vokasi Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) dalam Kuliah Tamu Bisnis Waralaba bertema 'Bisnis Waralaba Masa Kini.

Kuliah umum yang diinisiasi Program Studi D3 Manajemen Perusahaan Unpar ini menghadirkan Owner Kebab Turki Baba Rafi sekaligus pemilik Zuzu Beauty Care, Nilamsari.

Baca juga: Ini Rincian Formasi CPNS 2021 Mahkamah Agung untuk Lulusan D3-S1

Kenali bisnis franchise atau warabala

Para peserta diajak memahami konsep bisnis waralaba serta tantangan dan peluang menjadi Franchisor.

Bisnis waralaba memang terkenal menggiurkan karena menjanjikan keuntungan besar dengan risiko kecil. Baik dalam skala bisnis kecil maupun besar. Namun, benarkah demikian?

Nilamsari yang telah bergelut selama 17 tahun dalam bisnis waralaba berbagi tips dalam merintis usaha waralaba. Termasuk berbagai langkah dan pertimbangan plus minusnya.

Nilamsari mengungkapkan, Kebab Turki Baba Rafi merupakan sebuah jaringan usaha waralaba kebab dengan 1.500 outlet telah tersebar di 10 negara.

Menurut Nilamsari, dalam berbisnis kemitraan atau franchise harus fokus pada beberapa hal, yakni:

  • Sistem
  • Standarisasi
  • Sistem survei lokasi
  • Sistem pelayanan
  • Sistem pelaporan

"Itulah memulai growing with franchise atau biasa kita sebut bisnis waralaba," kata Nilamsari seperti dikutip dari laman Unpar, Sabtu (3/7/2021).

Baca juga: Intip Cara Mahasiswa Unair Kreasikan Jamu Jadi Minuman Kekinian

Syarat miliki STPW

Selain itu ada 5 syarat yang harus disiapkan agar memiliki Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW), yakni.

  • Sudah beroperasi lebih dari 3 tahun.
  • Hak kekayaan intelektual (HAKI) sudah didaftarkan.
  • Perusahan sudah berbentuk CV/PT/legal usaha.
  • Outletnya terbukti untung.
  • Minimum memiliki 5 outlet yang sudah beroperasi.

"Berbisnis franchise itu paling penting adalah paham bahwa bisnis ini ‘selling knowledge’. Kita bukan menjual barang, tetapi (menjual) intellectual property, sistem, dan menjual inovasi-inovasi yang selalu kita jalankan di perusahaan," ujarnya.

Baca juga: Pakar Unpad Ungkap Tantangan Perawat di Masa Pandemi

Nilamsari menjelaskan, membangun bisnis waralaba artinya menyiapkan tim manajemen. Nilamsari menegaskan, tidak ada yang namanya super hero dalam sebuah bisnis waralaba, yang ada yaitu super tim.

Kemudian ada 6 hal yang perlu dipersiapkan untuk menjadi seorang Franchisor, yaitu:

  • Prospektus
  • Analisa keuangan
  • Tim manajemen
  • Perjanjian
  • Production yang stabil
  • Tim marketing online dan offline

"Prospektus yaitu semacam keterangan kenapa orang harus mengambil bisnis Anda. Ketika orang mau berinvestasi kepada Anda, mau mengambil bisnis Anda. Dia harus tahu bisnis Anda sudah teridentifikasi perusahaan mana saja," ungkap Nilamsari.

Baca juga: UGM Sediakan 6.141 Kuota Calon Mahasiswa S2-S3, Ini Prodi Terfavorit

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau