Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter RSA UGM: Ini Cara Pulihkan Indra Penciuman karena Covid

Kompas.com - 09/07/2021, 13:50 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pasien Covid-19 di Indonesia kini jumlahnya terus bertambah. Bahkan akhir-akhir ini terjadi peningkatan jumlah pasien.

Bagi yang positif Covid, pasti ada yang mengalami berbagai gejala. Selain sesak napas, ada juga yang mengalami anosmia.

Lantas, apa itu anosmia? Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan-Bedah Kepala Leher Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr. Mahatma Sotya Bawono, M.Sc, Sp.THT-KL., memberikan penjelasan.

Baca juga: Dosen FK UII: Susah Dapat Oksigen, Lakukan Teknik Proning

Menurutnya, anosmia adalah hilangnya kemampuan penciuman yang menjadi salah satu gejala yang dialami pada pasien Covid-19.

Jadi, pada pasien Covid, kemampuan penciuman dapat kembali normal atau sembuh dari anosmia cukup beragam.

Ada yang bisa sembuh selama beberapa minggu atau hitungan bulan, tetapi dalam beberapa kasus anosmia bersifat permanen.

"Ada pasien yang bisa pulih dari anosmia, tetapi ada yang menetap atau tidak pulih. Namun, sejauh ini lebih banyak yang pulih," ujarnya, dikutip dari laman UGM.

Ternyata, berdasarkan pasien yang ditanganinya, ada pasien yang lama pulih dari anosmia. Hingga dua bulan pasca terjangkit virus corona tak kunjung menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada kemampuan penghidu atau penciumannya.

"Salah satu pasien saya ada yang sampai dua bulan pasca-Covid-19 tidak juga pulih," katanya.

Cara melatih agar pulih

Bagi masyarakat yang mengalami anosmia, untuk saat ini belum ada panduan standar untuk membantu mengembalikan fungsi penciuman pasien Covid.

Akan tetapi, terapi atau latihan dengan memberikan stimulasi pada indra penciuman dapat dilakukan untuk mendorong kesembuhan.

Boni, sapaan dr. Mahatma Sotya Bawono, memberikan tips atau cara pulihkan indra penciuman, yakni dengan berlatih mengendus setiap hari dengan menggunakan aroma berbeda-beda. Contohnya:

1. Aroma lemon

2. Minyak atsiri

3. Kopi dan lainnya

"Penggunaan aroma-aroma tersebut dapat untuk melatih penghidu. Berhasil tidaknya ini tentu tergantung dari derajat kerusakannya," ungkapnya.

Baca juga: Ingin Sembuh Covid, Guru Besar UGM: Jangan Asal Konsumsi Obat

Adapun hilangnya kemampuan penciuman ini memiliki akibat yang tidak bisa disepelekan. Sebab, bisa berdampak pada kualitas hidup seseorang.

"Kalau tidak bisa menghidu, nanti aroma makanan juga tidak bisa tercium dan ini dapat menurunkan selera makan. Dalam jangka panjang bisa memengaruhi kualitas hidup," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Riwayat Pendidikan Fadli Zon, dari Mahasiswa Berprestasi hingga Lulus Summa Cumlaude

Riwayat Pendidikan Fadli Zon, dari Mahasiswa Berprestasi hingga Lulus Summa Cumlaude

Edu
Jadwal Libur Nasional 2025, Bulan April Bisa Libur 15 Hari

Jadwal Libur Nasional 2025, Bulan April Bisa Libur 15 Hari

Edu
Harga Tiket dan Jam Buka Museum Nasional, Sudah Dibuka Hari Ini

Harga Tiket dan Jam Buka Museum Nasional, Sudah Dibuka Hari Ini

Edu
Jadwal dan Lokasi Tes SKD CPNS Kemenag 2024, Digelar Mulai 18 Oktober

Jadwal dan Lokasi Tes SKD CPNS Kemenag 2024, Digelar Mulai 18 Oktober

Edu
Hasil Asesmen Madrasah atau AKMI 2024 Diumumkan, Klik portal-akmi.kemenag.go.id

Hasil Asesmen Madrasah atau AKMI 2024 Diumumkan, Klik portal-akmi.kemenag.go.id

Edu
Beasiswa S2 Oxford University Tanpa Batas Usia, Ada Biaya Hidup Rp 398 Juta

Beasiswa S2 Oxford University Tanpa Batas Usia, Ada Biaya Hidup Rp 398 Juta

Edu
Dua Syarat Lolos SKD CPNS 2024, Tidak Hanya Berdasarkan Passing Grade

Dua Syarat Lolos SKD CPNS 2024, Tidak Hanya Berdasarkan Passing Grade

Edu
Profil Abdul Mu'ti Calon Menteri Dikdasmen 2024-2029, Lulusan IAIN Walisongo

Profil Abdul Mu'ti Calon Menteri Dikdasmen 2024-2029, Lulusan IAIN Walisongo

Edu
Isu Kemendikbud Ristek Dipecah Jadi 3, Siapa Saja Calon Menterinya?

Isu Kemendikbud Ristek Dipecah Jadi 3, Siapa Saja Calon Menterinya?

Edu
Fadli Zon Diminta Prabowo Jadi Menteri, Akan Urusi Bidang Kebudayaan

Fadli Zon Diminta Prabowo Jadi Menteri, Akan Urusi Bidang Kebudayaan

Edu
Sosok Prof. Yassierli, Guru Besar ITB yang Jadi Calon Menteri di Kabinet Prabowo

Sosok Prof. Yassierli, Guru Besar ITB yang Jadi Calon Menteri di Kabinet Prabowo

Edu
Sumpah Dokter Perdana, FK Uhamka Tekankan Pentingnya Integritas dan Profesionalitas Praktik Medis

Sumpah Dokter Perdana, FK Uhamka Tekankan Pentingnya Integritas dan Profesionalitas Praktik Medis

Edu
Kemenkominfo Buka Beasiswa S2, Kuliah Gratis di ITB dan Tel-U

Kemenkominfo Buka Beasiswa S2, Kuliah Gratis di ITB dan Tel-U

Edu
Latar Belakang Pendidikan Abdul Mu'ti, Calon Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Era Prabowo

Latar Belakang Pendidikan Abdul Mu'ti, Calon Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Era Prabowo

Edu
Ada 2 Wakil Menteri Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah di Kabinet Prabowo

Ada 2 Wakil Menteri Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah di Kabinet Prabowo

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau